Wisata Luar Ruangan Terpukul Kebijakan Larangan Mudik
Bisnis wisata petualangan di luar ruangan masih terpuruk akibat pandemi Covid-19. Larangan mudik oleh pemerintah pun dipastikan menambah lesu aktivitas bisnis yang biasanya mendulang untung di libur Lebaran.
Oleh
ERIKA KURNIA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Bisnis wisata petualangan di luar ruangan masih terpuruk akibat pandemi Covid-19. Larangan mudik oleh pemerintah pun dipastikan menambah lesu aktivitas bisnis yang biasanya mendulang untung di libur Lebaran.
Pada libur Idul Fitri tahun 2020, semua penyedia tempat pariwisata menutup usahanya akibat kebijakan pembatasan sosial untuk mencegah penyebaran Covid-19. Baru pada Juni 2020, kawasan pariwisata alam kembali dibuka secara terbatas seiring pelonggaran pembatasan sosial di zona berisiko rendah penularan Covid-19.
Ketua Umum Indonesia Adventure Travel Trade Association (IATTA) Cahyo Alkantana, yang dihubungi Kompas, Selasa (30/3/2021), mengatakan, sejauh ini, bisnis pariwisata alam masih jauh dari kapasitas yang diizinkan. Tingkat kunjungan rata-rata wisatawan ke destinasi wisata hanya 20 persen dari maksimal kapasitas kunjungan yang dibatasi 50 persen.
”Mudik di libur Lebaran ini biasanya menjadi kesempatan emas bagi operator wisata, khususnya wisata petualangan, karena banyak orang kota datang ke daerah. Biasanya wisata ini ramai pada hari kedua, ketiga, dan keempat libur lebaran. Operator-operator wisata ini menyiapkan strategi masing-masing, baik dari atraksi tambahan maupun promo menarik,” katanya.
Namun, keputusan pemerintah untuk melarang mudik dan membatasi pergerakan perjalanan domestik dipastikan akan kembali memukul operator wisata petualangan. Apalagi, tidak semua tempat wisata petualangan digemari atau didatangi banyak wisatawan domestik.
Cahyo menyontohkan wisata Goa Jomblang yang terletak di Desa Pacarejo, Semanu, Gunugkidul, Yogyakarta. Situs goa vertikal yang pada dasarnya terdapat hutan purba ini mayoritas digandrungi wisatawan asing. Namun, terbatasnya kunjungan turis asing membuat situs wisata tersebut sepi pengunjung.
”Wisata petualangan ini kan masing-masing punya peminatan khusus, jadi pasarnya enggak lebar. Kami jadi sulit menarik lebih banyak wisatawan domestik. Wisatawan domestik ini kecenderungannya berlibur di akhir pekan. Kalau dari mancanegara kan biasanya bisa datang kapan saja,” lanjutnya.
Promosi dalam bentuk diskon tiket juga tidak terlalu mendongkrak kunjungan, dengan masih rendahnya daya beli masyarakat.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, dalam acara virtual kemarin, menyebut larangan mudik menjadi langkah antisipatif pencegahan penyakit Covid-19 yang harus disadari bersama, baik oleh masyarakat maupun penyelenggara kegiatan pariwisata.
Turunnya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan Nusantara selama pandemi tidak dimungkiri membuat bisnis pariwisata lesu. Selama 2020, kunjungan wisatawan mancanegara turun drastis mencapai 75 persen, menjadi 4 juta orang dari sekitar 16 juta orang di 2019. Sementara itu, wisatawan Nusantara turun 30 persen dari 282,92 juta menjadi 198,24 juta orang.
Untuk meningkatkan optimisme pelaku industri pariwisata, pemerintah akan mempercepat dan mengakselerasi pelaksanaan vaksinasi agar sektor pariwisata dan ekonomi kreatif cepat pulih.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) telah mendata lebih dari 100.000 pekerja pariwisata dan ekonomi kreatif di berbagai daerah untuk diprioritaskan dalam program vaksinasi Covid-19. Data tersebut sudah diberikan ke Kementerian Kesehatan.
Awal Maret ini, Kemenparekraf juga telah bekerja sama dengan berbagai pihak swasta, seperti Alodokter, Homecare24, dan Medithru, dengan mengadakan program vaksinasi drive thru gratis bagi pekerja pariwisata dan para lansia di 10 wilayah di Indonesia. Wilayah yang sudah menggelar program tersebut antara lain di Bali, Jakarta, Parapat (Sumatera Utara), Magelang, dan Yogyakarta.
IATTA pun menyambut baik program vaksinasi bagi pekerja pariwisata. Meski tidak bekerja sama langsung dengan pemerintah, Cahyo mengimbau agar operator mendaftarkan pekerjanya untuk mendapatkan vaksin, baik melalui program yang diselenggarakan pemerintah maupun swasta.
Meski program vaksinasi sudah mulai digencarkan, Sandiaga tetap meminta sejumlah kepala daerah untuk menyusun strategi-strategi khusus dalam menghindari penumpukan pengunjung di tempat-tempat wisata, khususnya ketika libur Lebaran.
”Kami ingin pemerintah daerah tetap mengetatkan protokol kesehatan untuk mengantisipasi tingginya pergerakan warga yang tidak bisa mudik,” katanya.