Adaptasi, Inovasi, dan Kolaborasi Kunci Pemulihan Pariwisata
Adaptasi, inovasi, dan kolaborasi dinilai menjadi kunci untuk mempercepat pemulihan sektor pariwisata akibat pandemi Covid-19 yang belum jelas akhirnya.
Oleh
VINA OKTAVIA
·2 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Ketidakpastian kapan pandemi Covid-19 berakhir membuat pemerintah perlu menyusun strategi pemulihan di sektor pariwisata. Adaptasi, inovasi, dan kolaborasi dinilai menjadi kunci untuk mempercepat pemulihan di sektor tersebut.
Hal itu mengemuka dalam webinar bertajuk ”Mendorong Pemulihan Pariwisata Lampung” yang digelar Kantor Perwakilan Bank Indonesia Lampung di Bandar Lampung, Kamis (25/3/2021). Webinar diikuti oleh para pelaku jasa wisata di Lampung.
Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Lampung Edarwan mengatakan, pariwisata menjadi sektor yang paling awal terdampak pandemi Covind-19. Sektor ini juga diprediksi menjadi sektor yang paling akhir pulih pascapandemi.
Kendati begitu, optimisme sejumlah pihak untuk membangkitkan pariwisata membuat pemulihan sektor tersebut diharapkan bisa lebih cepat. Untuk mendorong pemulihan sektor pariwisata, adaptasi, inovasi, dan kolaborasi menjadi kunci utama.
”Ketiga hal itu menjadi keharusan agar para pelaku wisata bisa bertahan pada era pandemi Covid-19,” kata Edarwan.
Pelaku jasa wisata harus mampu beradaptasi dengan situasi pandemi Covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan. Pariwisata berbasis cleanliness, health, safety, dan environment sustabinility (CHSE) penting diterapkan untuk menumbuhkan kepercayaan masyarakat untuk mengunjungi destinasi wisata.
Pariwisata berbasis cleanliness, health, safety, dan environment sustabinility (CHSE) penting diterapkan untuk menumbuhkan kepercayaan masyarakat untuk mengunjungi destinasi wisata. (Edarwan)
Pelaku jasa wisata juga perlu berinovasi dengan menawarkan hal-hal baru pada wisatawan. Konsep pariwisata digital menjadi contoh inovasi pada masa pandemi. Kolaborasi semua pihak, yakni pemerintah, pelaku wisata, pengusaha hotel dan restoram, serta pelaku usaha kecil mikro dan menengah juga penting untuk mempercepat pemulihan.
Ketua Generasi Pesona Indonesia Lampung Abdul Rohman Wahid menuturkan, meski tren pariwisata sedang menurun, masyarakat terus didorong untuk membangun pariwisata di perdesaan. Pembangunan destinasi wisata berbasis warga itu juga untuk mendorong tumbuhnya sektor UMKM di berbagai wilayah.
Selama pandemi, masyarakat lebih banyak memilih untuk berkunjung ke tempat wisata lokal di sekitar daerah tempat tinggalnya. Cara itu dinilai lebih aman untuk menekan risiko penularan Covid-19 dibandingkan dengan pergi berwisata ke luar daerah.
Momentum ini harus mampu ditangkap oleh pelaku jasa wisata untuk mengembangkan wisata pedesaan. Hal itu juga dapat menjadi cara untuk menggerakkan perekonomian warga desa.
Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan BI Lampung Budiharto Setyawan mengatakan, pelaku jasa wisata terus didorong untuk menerapkan sistem digital untuk bertransaksi. Pemanfaatan sistem digital dinilai mampu meningkatkan keamanan dan mengurangi risiko penyebaran virus SARS-CoV-2 melalui uang tunai.
Selama pandemi Covid-19, Bank Indonesia mencatat adanya peningkatan transaksi elektronik yang didominasi oleh pembayaran uang elektronik 91,4 persen dan transaksi perdagangan elektronik 80,87 persen. Ke depan, pemanfaatan sistem digital akan terus didorong hingga ke berbagai sektor.