Penyelenggara jasa tekfin memanfaatkan indikator alternatif untuk menilai profil nasabah yang mengajukan pinjaman sehingga mereka tidak perlu menyiapkan agunan. Alternatif ini memudahkan pelaku UMKM mengakses modal.
Oleh
M Paschalia Judith J
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penyelenggara jasa teknologi finansial atau tekfin memanfaatkan indikator dan jaminan alternatif untuk menilai profil nasabah yang mengajukan pinjaman. Indikator dan jaminan alternatif tersebut membuat nasabah, khususnya pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM, tidak perlu menyiapkan agunan sehingga mereka lebih mudah mengakses pembiayaan.
Co-Founder dan Chief Operating Officer Modalku Iwan Kurniawan menyebutkan, berdasarkan survei yang diadakan Modalku, hanya 27 persen responden yang pernah mengajukan pinjaman ke lembaga keuangan konvensional dan berhasil memperolehnya. ”Ini adalah gap yang ingin kami selesaikan dengan data alternatif,” katanya saat telekonferensi pers, Selasa (30/3/2021).
Survei itu menyebutkan, hambatan untuk memperoleh pinjaman dari lembaga keuangan konvensional terdiri dari dokumen izin berusaha dan laporan keuangan. Dia menyebutkan, data penjualan di e-dagang dapat menjadi alternatif pengganti laporan keuangan serta nomor pokok wajib pajak bisa menandakan pelaku UMKM tengah menjalankan bisnisnya.
Sebanyak 350 nasabah UMKM yang meminjam dana Modalku terlibat sebagai responden survei tersebut. Sekitar 66 persen responden berusia 30-39 tahun dan 10,6 persen di kelompok umur 24-29 tahun. Dari segi kategori usaha, sektor yang menempati posisi tiga teratas terdiri dari perdagangan ritel; produk tekstil, aksesoris, dan kulit; serta makanan, minuman, dan tembakau.
Sekitar 41,7 persen responden menyatakan memilih Modalku karena dapat mengajukan pinjaman tanpa syarat agunan. Tiga alasan lain dalam mempertimbangkan pengajuan pembiayaan secara berturut-turut ialah pencairan dana pinjaman yang tergolong cepat, dana dapat sesuai dengan kebutuhan, serta kemudahan dan kenyamanan dalam menggunakan aplikasi.
Dengan permodalan yang diperoleh, 82,6 persen responden menyatakan, aliran kas untuk kebutuhan operasional usaha terbantu sehingga dapat menambah stok barang serta meningkatkan alur produksi dan keuntungan. Sebanyak 78 persen berpendapat, tanpa pinjaman modal, kelancaran dan kinerja bisnisnya bisa terhambat serta pendapatan berpotensi lebih rendah.
Dari segi penggunaannya, sebanyak 50,29 persen responden memanfaatkan pinjaman untuk membeli bahan baku usaha. Selain itu, responden mengajukan dana untuk biaya operasional, material dan perlengkapan, serta menyewa tempat baru.
Ke depan, kolaborasi dengan perbankan menjadi salah satu strategi Modalku untuk memperkuat penyaluran pinjaman ke UMKM. ”Kami menilai, jaringan dan infrastruktur keuangan perbankan strategis untuk berkolaborasi. Bank juga dapat menjadi sumber dana dan data bagi kami,” kata Iwan.
Per triwulan-I 2021, total penyaluran Modalku ke nasabah di Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Thailand mencapai Rp 22,36 triliun dari sekitar 4 juta transaksi. Jumlah peminjam dana (lender) sebanyak lebih dari 200.000 pihak atau meningkat dua kali lipat dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya.
Sementara itu, Modal Rakyat memublikasikan, penyaluran pembiayaan selama tiga tahun beroperasi hingga saat ini telah mencapai lebih dari Rp 1 triliun kepada lebih dari 5.000 pelaku UMKM.
”Kami berharap dapat memperluas jangkauan segmen pinjaman bagi pelaku UMKM produktif terutama di segmen B2B FMCG (antarbisnis barang konsumsi bergerak cepat) dan pinjaman multiguna melalui fitur pay later (bayar nanti) untuk mendukung inklusi keuangan Nusantara,” kata Chief Technology Officer Modal Rakyat Christian Hanggra melalui siaran pers yang diterima, Selasa.
Dana yang disalurkan itu berasal dari 71.000 individu. Komisaris Utama Modal Rakyat Wafa Taftazani menilai, penggunaan teknologi secara tepat dan sinergis dengan kondisi pasar dapat mendukung permodalan dan pemberdayaan UMKM Indonesia secara menyeluruh dengan prinsip gotong royong.
Dari sisi pendana (lender), perbankan yang digandeng Modal Rakyat terdiri dari, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, PT BRI Agro Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, dan BPR Masyarakat Mandiri. BPR Masyarakat Mandiri merupakan mitra perbankan terbaru yang berkomitmen untuk menyalurkan pembiayaan hingga Rp 2 miliar melalui Modal Rakyat.