Bisa Tembus Pasar AS, Pelaku Ekonomi Kreatif Jabar Diminta Gandeng Mitra Lokal
Beragam produk ekonomi kreatif Jawa Barat berpeluang menembus pasar Amerika Serikat. Pelaku ekonomi kreatif disarankan menggandeng mitra bisnis lokal di AS dan diaspora Indonesia untuk mengenali target pembeli di sana.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS – Beragam produk ekonomi kreatif Jawa Barat sangat berpeluang menembus pasar Amerika Serikat. Pelaku ekonomi kreatif disarankan menggandeng mitra bisnis lokal di AS dan diaspora Indonesia untuk mengenali target pembeli di sana.
Konsul Jenderal Republik Indonesia di New York Arifi Saiman mengatakan, selain meningkatkan kualitas produk dan melengkapinya dengan sertifikasi, pelaku ekonomi kreatif Jabar perlu mempelajari peta kebutuhan produk di setiap negara bagian di AS. Hal ini membutuhkan pendampingan konsultan atau diaspora yang memahami karakteristik pasar AS.
“Pertimbangkan menggunakan agen lokal atau mitra bisnis setempat. Sebab, perusahaan dengan perwakilan di AS akan lebih dipercaya calon pembeli. Manfaatkan pula diaspora Indonesia, termasuk komunitas bisnis,” ujarnya dalam seminar daring “Peluang Ekspor Produk Jawa Barat ke Amerika Serikat”, Selasa (30/3/2021).
Arifi menyebutkan, 15 negara bagian AS yang menjadi wilayah kerja KJRI New York memiliki kekhasan pasar masing-masing. Hal ini perlu diketahui para eksportir agar tidak keliru menentukan sasaran pembeli.
Produk mebel, misalnya, lebih banyak dibutuhkan di negara bagian Connecticut Delaware, New York, dan Virginia. Sementara produk pakaian jadi digemari di New Hampshire, New Jersey, Nort Carolina, dan Vermont.
Selain itu, produk kuliner perikanan banyak dibutuhkan di Maryland, Maine, dan Massachusetts. Sedangkan produk berbahan kertas diminati di New York dan Rhode Island.
“Fakta ini menunjukkan pentingnya market intelligence sebelum memulai ekspor ke AS,” ujarnya.
Arifi menuturkan, di tengah pandemi Covid-19, mayoritas produk yang diekspor ke AS merupakan kebutuhan bidang kesehatan dalam pengendalian pandemi. Salah satunya alat pelindung diri (APD) coverall.
Menurut dia, Jabar mempunyai modal penting memenuhi kebutuhan itu. Sebab, perusahaan tekstil di daerah itu, PT Surya Usaha Mandiri, telah lolos sertifikasi ISO 16604 Class 2 yang dilakukan di HQ Intertek, Cortland, New York.
“Dengan demikian, produknya berpeluang diterima di pasar dunia, termasuk AS. Ini keunggulan tersendiri bagi Jabar,” ujarnya.
Arifi menyebutkan, nilai perdagangan Indonesia dan AS pada 2020 menurun akibat pandemi Covid-19. Namun, AS diprediksi masih menjadi tujuan ekspor penting bagi Indonesia.
“Total perdagangan dengan AS memang turun tapi surplus perdagangan Indonesia justru naik,” ujarnya.
Arifi menyebutkan, di wilayah kerjanya, terdapat dua pameran produk kerajinan tangan terbesar di Amerika utara, yaitu Now York Now dan High Point di North Carolina. Kedua pameran itu menghadirkan pembeli-pembeli besar, di antaranya ABC Home, J C Penney, Home Goods, Worldmart, dan lainnya yang berkontribusi sebesar 35 persen dalam pasar global.
Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jabar Atalia Praratya Ridwan Kamil menyebutkan, terdapat 1,5 juta usaha ekonomi kreatif di provinsi itu. Potensi terbesar di bidang kuliner, fesyen, dan kriya atau kerjinan tangan.
“Produk ekraf (ekonomi kreatif) Jabar menyumbang sekitar 34 persen dari ekspor ekraf nasional. Sektor ini merupakan salah satu potensi bagi Jabar saat sektor manufaktur menurun,” ujarnya.