Jabar Ekspor 20 Ton Teh Senilai Rp 614 Juta ke Uni Emirat Arab
Jawa Barat mengekspor 20 ton teh senilai Rp 614 juta ke Uni Emirat Arab. Ekspor ini diharapkan berdampak terhadap pemulihan ekonomi Jabar yang tahun lalu terkontraksi minus 2,44 persen akibat pandemi Covid-19.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Jawa Barat mengekspor 20 ton teh senilai Rp 614 juta ke Uni Emirat Arab. Ekspor ini diharapkan berdampak terhadap pemulihan ekonomi Jabar yang tahun lalu terkontraksi minus 2,44 persen akibat pandemi Covid-19.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil menuturkan, ekspor teh itu membuktikan sektor pangan, termasuk komoditas pertanian dan perkebunan, paling tangguh di tengah pandemi. Hal ini diharapkan mendongkrak perekonomian Jabar tumbuh positif pada 2021.
”Mudah-mudahan sesuai prediksi akhir 2021 ekonomi Jabar bisa tumbuh positif 4,5 persen, salah satunya dengan pergerakan ekonomi lewat ekspor teh,” ujarnya saat melepas ekspor teh tersebut di halaman Gedung Pakuan, Kota Bandung, Jumat (26/3/2021).
Ekspor produk pertanian dan perkebunan Jabar masih yang tertinggi di Indonesia. Khusus produk teh, kontribusi Jabar terhadap total produksi teh nasional sebesar 69,15 persen, disusul Jawa Tengah (9,06 persen), Sumatera Utara (6,20 persen), Sumatera Barat (5,70 persen) dan Jambi (2,59 persen).
Menurut Kamil, ekspor teh itu akan berpengaruh terhadap recovery rate atau angka pemulihan ekonomi Jabar. Pekan ini, recovery rate Jabar terus meningkat di angka 58 setelah minggu sebelumnya di angka 48.
”Kalau nol, ekonomi berhenti. Kalau 100 itu sudah normal. Alhamdulillah ekonomi Jabar hasil laporan minggu ini recovery rate-nya di angka 58 dan terus bergerak,” ujarnya.
Kami masih terus memproduksi (komoditas) pertanian walaupun dalam kondisi Covid-19 karena sektor ini terbukti tangguh (Ridwan Kamil)
Kamil optimistis perekonomian Jabar membaik pada 2021. Sejumlah sektor usaha mulai menggeliat seiring dilakukannya vaksinasi Covid-19.
”Kami masih terus memproduksi (komoditas) pertanian walaupun dalam kondisi Covid-19 karena sektor ini terbukti tangguh,” katanya.
Potensi besar
Teh punya potensi besar untuk menggerakkan roda ekonomi Jabar. Berdasarkan Data Statistik Perkebunan 2019, perkebunan teh di provinsi ini seluas 85.234 hektar. Rinciannya, 45.240 ha perkebunan rakyat, 20.652 ha perkebunan besar swasta, dan 19.342 ha perkebunan besar negara.
Perkebunan teh di Jabar tersebar di 11 kabupaten, yaitu Bandung (18.968 ha), Bandung Barat (2.900 ha), Bogor (1.998 ha), Ciamis (174 ha), Cianjur (22.881 ha), Garut (6.822 ha), Majalengka (672 ha), Purwakarta (4.706 ha), Subang (2.350 ha), Sukabumi (13.187 ha), Sumedang (525 ha) dan Tasikmalaya (10.052 hektare).
Rata-rata produktivitas sebesar 1.519 kilogram per hektar. Adapun produktivitas tertinggi berada di Kabupaten Tasikmalaya (1.918 kg/ha) dan terendah Kabupaten Majalengka (343 kg/ha).
Kepala Dinas Perkebunan Jabar Hendy Jatnika menuturkan, pihaknya terus memfasilitasi kegiatan yang menunjang peningkatan ekspor. Antara lain penyediaan benih teh, pestisida, alat pertanian, bimbingan teknis, hingga akses pasar serta promosi di dalam dan luar negeri.
”Kami mendapat amanat untuk mengakselerasi peningkatan produksi dan daya saing komoditas perkebunan di pasar internasional melalui ekspor dan kegiatan promosi. Satu yang didorong adalah PT Kabepe Chakra sebagai eksportir komoditas teh,” tuturnya.
PT Kabepe Chakra merencanakan ekspor teh sebanyak 10.400 ton dengan nilai sekitar Rp 248,34 miliar pada 2021. Tujuannya ke sejumlah negara di Asia, Afrika, Amerika, Australia, dan Eropa.
Dalam pelepasan ekspor teh itu juga dilakukan penyerahan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Wilayah 04 Jabar kepada perwakilan petani teh dari kebun binaan PT Kabepe Chakra.