Olahraga catur yang kembali bergaung lebih berdampak pada penjualan catur secara dalam jaringan ketimbang luar jaringan. Pandemi Covid-19 mendorong masyarakat untuk lebih banyak berbelanja secara daring.
Oleh
ERIKA KURNIA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Olahraga catur yang kembali bergaung setelah kontroversi Dewa Kipas lebih berdampak pada penjualan catur secara dalam jaringan ketimbang luar jaringan. Pandemi Covid-19 mendorong masyarakat untuk lebih banyak berbelanja secara daring.
Sebagaimana diberitakan Kompas, Jumat (26/3/2021), kemunculan pecatur daring fenomenal Dewa Kipas alias Dadang Subur menjadi virus baru di dunia percaturan. Setelah menjadi kontroversi akibat dinyatakan curang oleh platform catur daring Chess.com, Dadang jadi sorotan jutaan penduduk Indonesia, bahkan dunia.
Mengetahui keriuhan pertandingan tersebut, Narinder, pemilik toko Royal Sport di daerah Palmerah Barat, Jakarta Selatan, pun sempat meminta anaknya untuk menyetok beberapa papan catur untuk mengantisipasi permintaan masyarakat. Sayangnya, pembeli yang dinanti belum terlihat batang hidungnya.
”Sampai sekarang sama sekali enggak ada orang yang cari papan catur di sini,” kata perempuan yang biasa disapa Nindi tersebut kepada Kompas, Jumat (26/3/2021).
Menurut dia, sudah lama tokonya tidak kecipratan berkah demam olahraga. Beberapa tahun silam, ia pernah merasakan demam papan luncur (skateboard) di kalangan anak muda yang membuat tokonya ikut berjualan alat tersebut dan laku. Pada suatu waktu di bulan Ramadhan, tokonya juga pernah kebanjiran permintaan raket untuk bermain bulu tangkis.
Nindi mengatakan, tokonya yang sudah berdiri 40 tahun selalu berupaya menyediakan kebutuhan olahraga yang diminati masyarakat. Toko Royal Sport menjual beragam alat dan perlengkapan olahraga, seperti bola futsal, bola basket, bola voli, kok, sepatu futsal, kaus dan celana olahraga, raket bulu tangkis, alat angkat beban, karambol, termasuk alat musik gitar.
Namun, pandemi Covid-19 menjadi pukulan berat bagi tokonya yang menyasar kalangan menengah-bawah. Nindi sampai harus melepas satu-satunya karyawan toko karena penjualan yang sepi membuatnya tidak sanggup membayar gaji. Beruntung, toko tersebut milik sendiri sehingga tidak ada beban biaya operasional seperti ongkos sewa.
Sepinya toko salah satunya disebabkan fasilitas olahraga, seperti Gelanggang Olahraga (GOR), sempat ditutup karena kebijakan pembatasan sosial berskala besar. Pembukaan kembali fasilitas olahraga seiring pelonggaran pembatasan sosial sedikit demi sedikit mulai meningkatkan kunjungan pembeli. Namun, situasi juga dinilai belum kembali seperti setahun lalu sebelum pandemi menghantam.
Toko perlengkapan olahraga lainnya, Nautical Sport & Music, di kawasan Rawa Belong, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, juga tidak ikut terciprat berkah demam catur. Ipang, salah satu penjaga toko tersebut, mengatakan, kebanyakan pengunjung mencari keperluan olahraga bulu tangkis dan futsal kendati toko mereka menjual beragam alat olahraga, termasuk papan catur.
”Sampai sekarang bisa dibilang sepi. Orang yang berkunjung sehari rata-rata 15 orang. Itu pun enggak semua yang datang pasti belanja. Ada aja orang yang cuma datang lihat-lihat, tapi enggak beli apa-apa,” ujarnya.
Sebaliknya, penjualan peralatan catur secara daring dilaporkan platform e-dagang Tokopedia mendadak meningkat 4,5 kali lipat selama dan setelah laga catur tersebut dibandingkan rata-rata transaksi sebelumnya.
”Tokopedia mencatat peningkatan transaksi pembelian papan catur magnet menjadi lebih dari 6 kali lipat selama dan setelah laga Irene menghadapi Dewa Kipas, jika dibandingkan transaksi rata-rata sebelum laga itu. Kami juga mencatat transaksi papan catur kayu meningkat hampir 7 kali lipat,” terang External Communications Senior Lead, Ekhel Chandra Wijaya.
Di luar fenomena tersebut, kegiatan berolahraga yang menjadi salah satu aktivitas yang digemari masyarakat selama pandemi juga meningkatkan transaksi pembelian perlengkapan olahraga di Tokopedia.
Tokopedia mencatat, adanya peningkatan transaksi pada kategori olahraga menjadi hampir 3 kali lipat jika dibandingkan dengan periode sebelum pandemi.
”Ada lima aktivitas olahraga yang memicu kenaikan signifikan pada penjualan produk di kategori Olahraga. Bersepeda, yoga dan pilates, sepatu roda dan skateboard, golf, serta tenis meja paling digemari masyarakat selama pandemi,” kata Ekhel.
Catur daring
Fenomena catur juga berdampak signifikan pada unduhan gim catur. Faisal (25) menjadi salah satu orang yang mengunduh gim daring tersebut setelah menonton duel catur fenomenal antara Irene dan Dewa Kipas. Pemuda asal Jakarta itu mengaku sudah lama tidak bermain catur sejak merantau ke Jakarta.
”Dulu di kampung saya di Padang, saya suka main catur dengan ayah dan keluarga di sana. Tapi, sejak kuliah di Jakarta, saya tidak pernah lagi main karena tidak ada teman dan enggak berminat beli papan dan bidak catur. Setelah tahu gim daring ini, jadi coba lagi karena praktis, cuma modal HP dan paket internet,” ujarnya.
Chess.com juga sempat mendadak digandrungi pengguna internet dan penggemar catur di dunia dengan munculnya serial The Queen’s Gambit di platform streaming film Netflix. Serial yang dirilis pada Oktober 2020 tersebut menceritakan kisah karakter fiksi pecatur perempuan, Elizabeth Harmon, asal Amerika Serikat.
Laman Chess.com melaporkan, jumlah pendaftar baru harian di laman daring itu naik 400 persen sejak dirilisnya The Queen’s Gambit. ”Kami mendapatkan anggota baru sebanyak lebih kurang 2,5 juta. Hampir setiap hari selama November, perusahaan mencatatkan rekor baru anggota baru yang mendaftar,” kata perwakilan Chess.com, Nick Barton.