55,6 Juta Orang Daftar Kartu Prakerja
Sejak April 2020 hingga medio Maret 2021 ini, sebanyak 55,6 juta orang mendaftar Program Kartu Prakerja dalam 14 gelombang registrasi Namun, karena keterbatasan kapasitas, baru 5,5 juta yang terpilih mengikutinya.
JAKARTA, KOMPAS – Sebanyak 55,6 juta orang telah mendaftar Program Kartu Prakerja dalam 14 gelombang registrasi sejak April 2020 hingga pertengahan Maret 2021 ini. Namun, karena keterbatasan kapasitas, baru 5,5 juta yang terpilih mengikuti pelatihan di tahun 2020.
”Artinya peminatnya sangat banyak sekali. Artinya memang belum tertampung semuanya. Dan, ada kurang lebih 1.700 macam pelatihan yang disiapkan oleh 165 lembaga pelatigan,” kata Presiden Joko Widodo saat pengarahan kepada penerima Program Kartu Prakerja di Istana Negara, Jakarta, Rabu (17/03/2021).
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua Komite Cipta Kerja, Airlangga Hartarto, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung mendampingi Presiden dalam kesempatan itu. Hadir pula perwakilan lulusan peserta Kartu Prakerja. Sementara tersambung secara virtual sejumlah menteri, kepala lembaga negara, serta para lulusan peserta Kartu Prakerja di daerahnya masing-masing.
Dari ragam jenis pelatihan yang tersedia, menurut Presiden, lima program yang paling banyak diminati meliputi pemasaran daring, makanan dan minuman, program web, administrasi perkantoran, dan kewirausahaan. ”Saya rasa latihan-latihan seperti ini yang diperlukan. Saya memulai usaha (mebel) dulu dari nol. Juga dimulai dari ikut pelatihan,” kata Presiden.
Baca Juga: Polemik Kartu Prakerja Menanti Evaluasi
Dari survei Badan Pusat Statistik (BPS) di Agustus 2020, 88 persen peserta merasa keterampilannya meningkat setelah mengikuti program. Ini, menurut Presiden, sesuai harapan pemerintah karena di zaman yang penuh dengan kompetisi saat ini, keterampilan harus terus ditingkatkan.
”Kalau keterampilan kita tidak diperbaiki setiap hari, hilang kita. Lho tahu-tahu kok saya kehilangan pekerjaan. Karena yang lain memperbaiki skill dan kita tidak. Ini yang perlu saya ingatkan. Zamannya perubahan cepat. Kalau tidak diikuti, tahu-tahu kita jauh tertinggal”
”Kalau keterampilan kita tidak diperbaiki setiap hari, hilang kita. Lho tahu-tahu kok saya kehilangan pekerjaan. Karena yang lain memperbaiki skill dan kita tidak. Ini yang perlu saya ingatkan. Zamannya perubahan cepat. Kalau tidak diikuti, tahu-tahu kita jauh tertinggal,” kata Presiden.
Untuk itu, Presiden Jokowi berharap program Kartu Prakerja akan menjadi model peningkatan keterampilan. Jika pandemi Covid-19 sudah selesai, pelatihan daring bisa dikombinasikan dengan pelatihan tatap muka sehingga bisa lebih efektif meningkatkan keterampilan.
”Karena nanti pada suatu titik, kita sudah berjalan normal kembali, pandemi sudah bisa teratasi, ini akan semakin banyak peluang-peluang. Baik peluang kerja maupun peluang berusaha akan semakin banyak. Dan, pada saat ekonomi sudah normal atau lebih baik lagi, ya itulah kesempatan bapak-ibu dan saudara-saudara semuanya untuk masuk karena sudah memperbaiki keterampilannya,” kata Presiden.
Dalam laporannya, Airlangga, menyebutkan, sejauh ini program Kartu Prakerja telah menyelenggarakan 14 gelombang pelatihan. Total pendaftarnya mencapai 55,6 juta orang dari 514 kabupaten dan kota di 34 provinsi di Indonesia.
Dari 5,5 juta peserta yang sudah terpilih, mayoritas adalah mereka yang tidak bekerja, usia muda, terdidik, dan belum pernah mengikuti kursus. Termasuk dalam peserta adalah perempuan, penyandang disabilitas, warga dari daerah teritnggal, peserta berlatar-belakang pendidikan SD dan SMP, pekerja migran, dan bahkan kelompok lanjut usia.
Survei BPS per Agustus 2020 menunjukkan, program Kartu Prakerja menjalankan fungsi ganda. Sebanyak 88,9 persen peserta menyatakan keterampilan meningkat pasca mengikuti pelatihan. Sebanyak 81 persen peserta menyatakan bahwa insentif digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Artinya, program berfungsi meningkatkan keterampilan sekaligus bantuan sosial. Program juga mengakselerasi inklusi keuangan karena 25 persen peserta belum pernah mempunyai rekening di bank atau e-wallet sebelumnya.
Untuk tahun 2020, masih menurut Airlangga, pagu anggaran mencapai Rp 20 triliun. Realisasinya adalah Rp 19,98 triliun atau 99,9 persen dari pagu. Untuk tahun 2021, pemerintah telah membuka tiga gelombang dengan 1,8 juta orang peserta. Targetnya, program menjaring 2,7 juta peserta di triwulan I-2021. Ini akan diselesaikan dalam dua pekan ke depan.
Ekosistem dalam program Kartu Prakerja mencakup 7 platform digital, 5 platform pembayaran, dan 165 lembaga pelatihan. Adapun jenis pelatihannya mencakup 1.700 pelatihan. Pasca pelatihan, pemerintah akan membuka akses Kredit Usaha (KUR) Mikro dan dan KUR reguler. ”Jadi terus bisa dimonitor karena datanya dimiliki,” kata Airlangga.
Kaget diangkat jadi supervisor
Sementara itu, tiga peserta program Kartu Prakerja dihadirkan di Istana Negara pada kesempatan itu untuk memberikan testimoni dan berbicang-bincang dengan Presiden. Mereka adalah Steven Lee Rio Loginsi (Manado, Sulawesi Utara), Fauziah (DKI Jakarta), dan Ferli (Jayapura, Papua).
”Sebelum kenal Kartu Prakerja, saya bekerja sebagai sekuriti perusahaan. Awal Januari, perusahan ditutup. Saya kena PHK. Kemudian, untuk menutupi kebutuhan, ojek daring dulu. Mei, buka-buka medsos, ketemu Kartu Prakerja. Daftar gelombang 3 langsung diterima,” kata Rio.
Rio yang bercita-cita membuka usaha sendiri mengambil pelatihan marketing optimizing untuk memasarkan produk secara daring. Pasca pelatihan, ia melamar kerja di sebuah perusahaan operator selular dengan menyertakan sertifikat Kartu Prakerja. Akhirnya Rio diterima di bagian pemasangan poster untuk produk.
”Lebih kaget lagi, setelah 3 bulan, saya diangkat jadi supervisor. Saya ambil pelatihan lagi, pemasaran produk lewat internet. Dan ada pula desain grafis,” kata Rio.
Sementara Ferly, ibu rumah tangga, menjadi peserta gelombang 6. Ia mengikuti pelatihan merias wajah. Insentif yang diterima, ia belikan untuk peralatan rias wajah. Ia juga mengambil pelatihan dari Dinas Tenaga Kerja Papua untuk program excel guna mendukung kegiatannya sebagai bendahara gereja.
Saat ditanya Presiden tentang harapannya, Ferly mengatakan, masih banyak warga Papua yang belum bisa mendapat kesempatan untuk mengikuti program Kartu Prakerja. Salah satu faktornya, masih banyak yang belum bisa mengakses pendaftarannya karena belum paham atau pun nihil sinyal.
"Program Kartu Prakerja adalah program pelatihan kerja dari pemerintah kepada angkatan kerja untuk meningkatkan kompetensi agar mampu menangkap peluang usaha di masa depan. Ini adalah aktualisasi dari janji kampanye Presiden Joko Widodo pada 2019"
Program Kartu Prakerja adalah program pelatihan kerja dari pemerintah kepada angkatan kerja untuk meningkatkan kompetensi agar mampu menangkap peluang usaha di masa depan. Ini adalah aktualisasi dari janji kampanye Presiden Joko Widodo pada 2019.
Baca Juga: Pekerjaan Hilang, Kartu Prakerja Dilirik
Setiap penerima Kartu Prakerja akan mendapatkan paket manfaat senilai Rp 3.550.000. Ini terdiri atas bantuan biaya pelatihan senilai Rp 1.000.000 guna membeli konten pelatihan di platform digital mitra pemerintah dan insentif yang akan ditransfer ke rekening bank atau e-wallet.
Insentif terdiri atas dua bagian, yakni insentif pasca penuntasan pelatihan pertama senilai Rp 600.000 per bulan selama 4 bulan dan insentif pasca pengisian survei evaluasi sebesar Rp 50.000 per survei untuk 3 kali survei.
Pemerintah sempat menghentikan sementara program Kartu Prakerja karena Komisi Pemberantasan Korupsi menemukan sejumlah persoalan tata kelola. KPK dalam kajiannya menemukan persoalan tata kelola mulai dari pendaftaraan, mitra penyedia platform digital, hingga materi pelatihan.
Terkait pelaksanaan program misalnya, KPK menilai bahwa metode pelaksanaan pelatihan secara daring berpotensi fiktif, tidak efektif, dan merugikan keuangan negara karena metode pelatihannya hanya satu arah dan tidak memiliki mekanisme pengendalian terhadap pelaksanaan pelatihan.