Produksi Naik, Lampung Siap Pasok 1,5 Juta Ton Beras untuk Daerah Lain
Produksi padi di Lampung pada 2020 mengalami peningkatan 22,47 persen dibandingkan 2019. Lampung mampu memasok 1,5 juta ton beras untuk daerah lain. Namun, kini harga gabah di tingkat petani mulai turun.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Produksi padi di Lampung pada 2020 mengalami peningkatan 22,47 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Stok yang melimpah membuat Lampung bisa berkontribusi memasok kebutuhan beras untuk daerah lain yang diperkirakan mencapai 1,5 juta ton.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung, pada 2020 produksi padi di Lampung mencapai 2,65 juta ton gabah kering giling (GKG). Jumlah itu meningkat 486.200 ton atau 22,47 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat 2,16 juta ton.
”Saat ini, kondisi ketahanan pangan di Lampung aman. Apalagi, sebentar lagi akan panen raya, yang terpenting harga beras juga harus dijaga,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan Tanaman Pangan dan Holtikultura Lampung Kusnardi di Bandar Lampung, Selasa (16/3/2021).
Dia menjelaskan, kenaikan produksi padi sepanjang tahun 2020 dipengaruhi berbagai faktor. Selain luas panen yang bertambah, perbaikan irigasi dan musim hujan yang lebih panjang juga membuat petani bisa menanam padi lebih dari satu kali dalam dua tahun.
Pada 2020, luas panen padi di Lampung mencapai 545.150 hektar. Luasan itu meningkat 17,46 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat 464.100 hektar.
Adapun potensi produksi padi pada periode Januari-April 2021 diperkirakan mencapai 1,36 juta ton GKG. Jumlah itu meningkat 61,57 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Kusnardi menambahkan, stok yang melimpah itu membuat Lampung mampu memasok beras untuk provinsi lain. Dia memprediksi, Lampung bisa memasok sekitar 1,5 juta ton beras untuk daerah lain yang membutuhkan.
Lampung bisa memasok sekitar 1,5 juta ton beras untuk daerah lain yang membutuhkan. (Kurnardi)
Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Ketahanan Pangan Tanaman Pangan dan Holtikultura Lampung Herlin Retnowati menjelaskan, pada 2021, produksi padi di Lampung diharapkan bisa mencapai 2,98 juta ton GKG. Untuk mencapai target itu, pemerintah mengupayaan adanya tambahan areal tanam seluas 19.542 hektar dari tahun lalu. Selain itu, pemerintah juga akan mengoptimalkan penanaman padi di lahan rawa seluas 10.900 hektar.
Ke depan, upaya peningkatan produksi padi juga akan terus dilakukan. Perbaikan sejumlah infrastruktur pengairan, seperti Bendungan Way Sekampung di Kabupaten Pringsewu dan Bendungan Marga Tiga di Kabupaten di Lampung Timur, juga diyakini akan mampu mengoptimalkan produksi padi. Kedua infrastruktur pengairan itu ditargetkan bisa mulai beroperasi pada 2022.
Harga gabah turun
Sementara itu, harga jual padi di tingkat petani di Lampung mulai turun. Saat ini, harga jual gabah kering panen (GKP) di Lampung berkisar Rp 4.200-Rp 5.200 per kg. Harga itu lebih rendah dibandingkan periode Februari 2021 yang berkisar Rp 4.500-Rp 5.500 per kg.
Suyanto (40), petani di Desa Bumi Sari, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan, menuturkan, harga jual gabah semakin turun saat panen raya seperti sekarang ini. Saat yang sama, harga pupuk bersubsidi justru naik. Hal itu membuat keuntungan yang diperoleh petani semakin kecil.
Dia khawatir, harga jual gabah petani akan semakin murah dengan munculnya rencana impor beras. Hal itu tentu dapat membuat petani terancam merugi.