Transaksi Ekonomi Pulih, Pendapatan Komisi Bank Melejit
Pemulihan kondisi ekonomi dan konsumsi masyarakat diyakini akan memengaruhi pendapatan berbasis bunga perbankan.
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tahun ini bank swasta nasional masih akan mengandalkan pendapatan berbasis komisi untuk menopang kinerja perusahaan. Strategi ini ditempuh di tengah situasi permintaan kredit yang belum pulih.
Selain itu, perbankan juga mengoptimalkan layanan berbasis digital untuk meningkatkan layanan bagi nasabah di masa pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung setahun.
Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication PT Bank Central Asia Tbk Hera F Haryn menuturkan, tahun ini BCA akan mengejar pertumbuhan pendapatan berbasis komisi dengan memperluas basis nasabah sekaligus mengembangkan solusi digital secara konsisten.
Hal ini dilakukan seiring kenaikan jumlah transaksi digital hingga 50,7 persen secara tahunan pada 2020, baik melalui layanan mobile maupun perbankan internet.
”Transaksi digital BCA tetap mencatatkan kenaikan volume ditopang beragam inisiatif digitalisasi layanan yang sudah dilakukan BCA, jauh sebelum pandemi,” ujarnya saat dihubungi, Selasa (9/3/2021).
Transaksi digital BCA tetap mencatatkan kenaikan volume ditopang beragam inisiatif digitalisasi layanan yang sudah dilakukan BCA jauh sebelum pandemi.
Kendati jumlah transaksi digital meningkat, pendapatan berbasis komisi yang dihimpun BCA pada 2020 turun 0,5 persen dibandingkan dengan 2019. Hera mengatakan, hal ini disebabkan penurunan penggunaan layanan kartu debit dan kartu kredit di masa pandemi.
Meski tidak menyebutkan angka proyeksi pertumbuhan, Hera optimistis pendapatan berbasis komisi BCA akan tumbuh positif pada tahun ini seiring pemulihan aktivitas ekonomi nasabah. Pertumbuhan ini akan mengompensasi kinerja penyaluran kredit yang tingkat pertumbuhannya belum akan setinggi pada periode sebelum pandemi.
Tahun ini BCA menargetkan pertumbuhan penyaluran kredit di kisaran 4-6 persen. Pada 2019, penyaluran kredit BCA tumbuh 9,5 persen.
”Kami berharap pada 2021 pendapatan nonbunga bisa lebih baik daripada tahun lalu. Pendapatan berbasis komisi dapat tumbuh positif akibat pemulihan transaksi nasabah seiring pemulihan daya beli masyarakat Indonesia,” ujarnya.
Direktur Consumer Banking PT Bank CIMB Niaga Tbk Lani Darmawan optimistis sepanjang 2021 pendapatan berbasis komisi dari perusahaan dapat tumbuh 10 persen.
Pertumbuhan tersebut ditopang segmen ritel yang terdiri dari komisi transaksi digital, komisi pemakaian kartu kredit dan kartu debit, komisi transaksi mata uang asing, serta komisi dari produk pengelolaan kekayaan.
”Kami fokus pada sejumlah layanan pilihan untuk pendapatan komisi dan terus mempromosikan transaksi digital untuk untuk pembelian dan pembayaran, seperti tagihan dan isi ulang,” katanya.
Tahun lalu, lanjut Lani, CIMB Niaga membukukan pertumbuhan transaksi digital 45 persen. Adapun nilai komisi dari transaksi digital di segmen ritel naik 25 persen. Lani berharap grafik pertumbuhan tersebut bisa berlanjut hingga akhir tahun ini.
”Penerimaan komisi dari transaksi digital secara keseluruhan tumbuh sekitar 25 persen, tetapi komisi dari kartu kredit menurun sehingga mempengaruhi pertumbuhan pendapatan komisi dari digital secara keseluruhan,” ujarnya.
Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pendapatan berbasis komisi atau pendapatan operasional nonbunga (fee based income) perbankan nasional sepanjang 2020 mencapai Rp 407,62 triliun. Jumlah itu meningkat 28,08 persen dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 318,25 triliun.
Pertumbuhan pendapatan berbasis komisi berbanding terbalik dengan pendapatan bunga. Pada 2020, pendapatan bunga yang dibukukan industri perbankan nasional mencapai Rp 794,09 triliun atau turun 4,12 persen dibandingkan dengan 2019 yang mencapai Rp 828,19 triliun.