Harum Pariwisata Banyuwangi Jadi Lebih Bercahaya
Dalam 10 tahun terakhir Banyuwangi fokus menumbuhkan perekonomian melalui sektor pariwisata. Guna meningkatkan potensi pariwisata PT PLN memberi aneka dukungan yang membuat wisata Banyuwangi yang harum semakin bercahaya.
Dalam 10 tahun terakhir Banyuwangi fokus menumbuhkan perekonomian melalui sektor pariwisata. Banyak dukungan mengalir dari berbagai pihak agar pariwisata di Banyuwangi semakin bersinar hingga mampu meningkatkan kesejahteraan warganya.
Achmad Suwondo (66) sibuk mengisi kuota listrik di sebuah stasiun pengisian listrik umum (SPLU) di Kuliner Pintar Taman Blambangan. Kegiatan itu ia lakukan di sela aktivitasnya melayani pembeli yang memesan aneka makanan di kios miliknya.
Suwondo sudah hampir 10 tahun berjualan di sentra kuliner yang berada di pusat kota Banyuwangi. Selama itu pula ia merasakan efek tetesan (trickel down effect) kemakmuran dari pariwisata yang berkembang di Banyuwangi.
Keuntungan yang ia rasakan semakin meningkat sejak Perusahaan Listrik Negara (PT PLN) turut mengembangkan salah satu destinasi wisata kuliner Banyuwangi tersebut. Sejak September 2019, sentra kuliner itu berubah karena dukungan aneka fasilitas dari PT PLN.
Baca juga: Pemanfaatan Listrik untuk Mendukung Pariwisata
Dulu, pengunjung makan dalam suasana remang-remang. Cahaya hanya berasal dari lampu taman dan lampu-lampu kios pedagang. Sekarang ada ratusan lampu bohlam berwarna kuning digantung memanjang. Tak hanya tambah terang, destinasi wisata kuliner kini semakin instagramable.
”Orang ke sini tujuannya tidak melulu karena lapar lalu ingin makan. Mereka ke sini karena pengen foto-foto sambil mampir makan. Kalau dulu Cuma tempat makan, sekarang benar-benar jadi tempat wisata kuliner,” ujar Suwondo yang juga dipercaya menjadi Sekretaris Paguyuban Pedagang Kuliner Pintar Taman Blambangan, Selasa (23/2/2021).
Perubahan wajah sentra kuliner, sedikit banyak juga mengubah kesejahteraan para pedagang. Suwondo mengaku pendapatnya meningkat drastis dari sebelumnya. Apabila biasanya hanya mampu membawa pulang Rp 400.000 per hari, kini ia bisa mengantongi Rp 1 juta per hari.
Fasilitas SPLU yang disediakan PT PLN juga turut menambah keuntungan bagi para pedagang. Ada enam SPLU yang dimanfaatkan 26 pedagang di Kuliner Pintar Taman Blambangan. Setiap unit SPLU bisa digunakan untuk 4 kios milik pedagang. Adapun 2 kios yang tidak kebagian menumpang listrik dari kios milik rekannya.
Baca juga: PT PLN Aliri Listrik ke TN Alas Purwo dan Sukamade
Sebelum ada SPLU, para pedagang harus iuran Rp 15.000 per hari per kios untuk biaya listrik, air, dan kebersihan. Setelah ada SPLU para pedagang bebas mengisi sesuai dengan kebutuhannya masing.
”Selama berjualan 1 minggu, biaya listrik saya hanya habis Rp 20.000. Sistem ini lebih masuk akal karena kami mengisi sesuai kebutuhan masing-masing. Kalau dulu, pakai (listrik) banyak atau sedikit bayarnya sama,” ujarnya.
Keberadaan SPLU juga menguntungkan bagi para wisatawan yang berkunjung. Pasalnya, pengunjung yang membutuhkan pengisian daya untuk peralatan elektronik miliknya, bisa menggunakannya secara cuma-cuma.
”Saya bisa bebas ngevlog dan selfie-selfie tanpa khawatir baterai habis. Di sini bisa nge-charge gratis. Karena itu saya sering membuat konten ngobrol-ngobrol santai di sini,” kata Mabrur Roghib, salah satu warga Banyuwangi.
Selain SPLU, para pedagang juga semakin dimanjakan dengan pemberian bantuan kompor induksi dari PT PLN. Masing-masing kios mendapat 1 unit kompor induksi. Sejumlah pedagang merasakan manfaat efisiensi dari penggunaan kompor ini.
Baca juga: Terkendala Geografis, Elektrifikasi Jawa Timur Masih 99,29 Persen
”Kompor listrik ini lebih simpel, tinggal pencet-pencet. Tidak perlu ceklak-ceklek seperti kompor biasa. Tempat jualan juga lebih bersih karena tidak ada bekas hangus. Paling terasa, jelas lebih hemat,” kata Yuliana Susanti yang berjualan aneka minuman di Kuliner Pintar Blambangan.
Yuliana mengatakan, sebelumnya ia menghabiskan 5 tabung gas untuk berjualan selama 1 bulan. Apabila satu tabung gas harganya Rp 18.000, dalam sebulan ia mengeluarkan biaya Rp 90.000. Sedangkan menggunakan kompor induksi, Yuliana hanya butuh biaya 50.000 per bulan.
Keberadaan Kuliner Pintar Blambangan disambut baik oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi. Lokasi ini tidak hanya sekadar pusat jajanan serba ada, tetapi juga menjadi alternatif destinasi wisata.
Dinas Kebudayaan Pariwisata Banyuwangi mencatat spending money wisatawan mancanegara mencapai Rp 2,7 juta per hari sedangkan wisatawan nusantara mencapai Rp 1,8 juta per hari
Makanan yang dijual pun beragam. Beberapa di antaranya merupakan makanan khas Banyuwangi, seperti nasi tempong dan tahu walik. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi Yanuarto Bramuda menyebut Kuliner Pintar Taman Blambangan sebagai salah satu etalase kecil kuliner di Banyuwangi.
Pemerintah Daerah Banyuwangi, kata Bramuda, memang membatasi tumbuhnya restoran-restoran modern. Pemerintahan daerah justru mendorong tumbuhnya pelaku-pelaku wisata yang berbasis UMKM, seperti para pedagang yang dibina di sentra-sentra kuliner.
Baca juga: Nasib Pariwisata Banyuwangi di Tengah Pandemi
”Kalau mau makanan cepat saji, tidak perlu ke Banyuwangi. Di kota-kota lain sudah ada banyak. Tetapi kalau merasakan makanan asli Banyuwangi, keramahan warga Banyuwangi, dan hiburan dari musisi lokal Banyuwangi, Kuliner Pintar Blambangan bisa menjadi pilihan,” ujarnya.
Keberadaan sentra kuliner yang menjadi destinasi wisata, lanjut Bramuda, turut membantu peningkatan perputaran uang di sektor wisata. Dinas Kebudayaan Pariwisata Banyuwangi mencatat spending money (uang yang dibelanjakan) wisatawan mancanegara mencapai Rp 2,7 juta per hari, sedangkan wisatawan Nusantara mencapai Rp 1,8 juta per hari.
Tahun 2019, saat Pariwisata belum terguncang akibat korona, kunjungan wisatawan di Banyuwangi mencapai 5,4 juta wisatawan Nusantara dan 109.000 wisatawan mancanegara. Jumlah itu meningkat drastis apabila dibandingkan pada tahun 2010 yang hanya 654.602 wisatawan Nusantara dan 16.977 wisatawan mancanegara.
Potensi pariwisata yang dimiliki Banyuwangi sengaja dibidik oleh PT PLN sebagai sektor yang mampu dikembangkan. Karena itulah program Kuliner Pintar diluncurkan PT PLN untuk membantu meningkatkan pariwisata di Banyuwangi.
Baca Juga: Langgar Protokol Kesehatan, Pujasera di Banyuwangi Ditutup Lagi
”Kuliner Pintar merupakan program awal yang menjadi contoh untuk destinasi wisata lainnya. Setelah dinilai berhasil mengubah wajah dan mendatangkan wisatawan, program serupa digelar di destinasi-destinasi lain,” ujar Manajer Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan Banyuwangi Krisantus Setyawan.
Selain di Taman Blambangan, PT PLN juga mendirikan SPLU untuk mendukung destinasi wisata lain, misalnya di Taman Sri Tanjung, Pantai Bangsring, Pantai Cacalan, dan Pantai Cemara. Sarana tersebut tidak hanya mendongkrak pariwisata, tetapi juga menjadi sarana eduksi teknologi kelistrikan yang dikembangkan PT PLN.
Kini, Pariwisata Banyuwangi yang sudah harum semakin bercahaya berkat dukungan dari PT PLN.