Usaha Kafe di Kemang Lumpuh, Pemanfaatan Ruang Perlu Ditinjau Ulang
Sejumlah kafe dan restoran di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, belum beroperasi karena banyak kerusakan sarana seusai banjir pada Sabtu (20/2/2021). Mereka menaksir kerugian ratusan juta rupiah.
Oleh
ADITYA DIVERANTA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Banjir yang merendam kawasan Kemang, Jakarta Selatan, akibat luapan Kali Krukut, pada Sabtu (20/2/2022) telah melumpuhkan usaha kafe dan restoran yang bertebaran di sana. Namun, tingginya risiko banjir di kawasan itu tak lepas dari perubahan pemanfaatan lahan di sepanjang aliran sungai yang perlu ditinjau kembali.
Pada Senin (22/2/2021), banjir di kawasan Kemang telah surut. Beberapa kafe dan restoran di Jalan Kemang Selatan dan Jalan Taman Kemang, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, tampak tengah dibersihkan dari puing dan lumpur yang terbawa banjir. Kelengkapan usaha, seperti kursi, meja, hingga barang elektronik, masih basah karena tergenang dalam waktu lama. Sementara listrik dan pasokan air bersih masih padam hingga siang.
Kedai Tanamera Coffee di Kemang menjadi salah satu yang terdampak cukup parah. Seluruh kursi sofa di sana terendam karena tinggi banjir lebih dari 1 meter. Beberapa unit lemari pendingin juga terendam dan tidak berfungsi hingga kini.
Manajer Tanamera Coffee Kemang Ismail Salim mengatakan, pegawai yang menginap di kedai saat banjir hanya bisa menyelamatkan mesin kopi dan penggiling. ”Kedai kami enggak ada lantai dua, jadi tidak banyak barang yang bisa selamat dari banjir. Prioritas saya waktu itu mesin kopi dan penggiling jangan sampai terendam, akhirnya ditaruh di atas meja bar, terus disanggah lagi dengan meja kayu,” katanya.
Keputusan pengoperasian kembali kedai masih belum jelas karena stok bahan makanan dan minuman, serta sarana pengolahan, hampir semuanya rusak. Ismail menuturkan, masih ada perundingan dengan manajemen pusat terkait hal tersebut. Ada kemungkinan kedai belum buka sampai sepekan mendatang.
Banjir juga melanda restoran Akasya Express di sekitar Jalan Taman Kemang, Mampang Prapatan. Manajer Restoran Rendy Gunawan menyampaikan, pegawainya yang kebetulan menginap pada Sabtu dini hari masih bisa menyelamatkan mesin kasir dan lemari pendingin.
Rendy belum memutuskan kapan membuka kembali restorannya karena meja, kursi, perangkat lainnya rusak sehingga perlu pendataan ulang. Bekas genangan di kursi, meja, dan dinding restoran, misalnya, masih belum hilang akibat banjir yang berlangsung sekitar dua hari.
Kedai kami enggak ada lantai dua, jadi tidak banyak barang yang bisa selamat dari banjir. Prioritas saya waktu itu mesin kopi dan penggiling jangan sampai terendam.
Selain Tanamera dan Akasya Express, sejumlah kafe di Jalan Taman Kemang dan Jalan Kemang Selatan tampak masih fokus pada pembersihan seusai banjir. Kedai Lawless Burgerbar di Jalan Kemang Selatan, misalnya, belum beroperasi hingga Senin siang.
Tingginya curah hujan pada Sabtu lalu memicu banjir di banyak lokasi di Jakarta. Kawasan Kemang menjadi yang terdampak cukup parah karena berada di dekat daerah aliran Sungai Krukut. Sebagian lokasi usaha juga lebih rendah dari elevasi sungai.
Para pengusaha restoran dan kafe ini mengalami kerugian yang tidak sedikit. Rendy menyebut kerugian omzet restoran Rp 20 juta per hari. Dengan perkiraan tidak buka beberapa hari ke depan akibat banjir, dia menaksir kerugian usaha bisa ratusan juta.
Ismail dari Tanamera Coffee merinci kerugian akibat tidak beroperasi sekitar Rp 10 juta hingga Rp 11 juta per hari. Angka itu sudah menurun akibat pandemi yang sebelumnya beromzet sekitar Rp 18 juta per hari sewaktu normal.
Kafe sekaligus bar Parc 19 juga mengalami hal serupa. Jesie Keleng (34), juru masak di Parc 19, menyebut kehilangan omzet harian sekitar Rp 10 juta selama pandemi. Jesie menyebutkan, bar mungkin masih akan tutup hingga dua pekan ke depan.
”Ada keputusan, manajemen mungkin masih akan melihat situasi banjir hingga beberapa pekan ke depan. Bar mungkin masih akan tutup,” tutur Jesie mewakili pihak manajemen.
Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta Diana Dewi menyebutkan, kawasan Kemang adalah salah satu pusat perdagangan dan jasa berdenyut. Selain kafe dan restoran, juga ada sektor properti yang terdampak banjir. Dia menaksir kerugian itu mencapai miliaran rupiah.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menuturkan, banjir di kawasan Kemang terjadi akibat tingginya limpasan air dari kawasan hulu hingga menyebabkan Kali Krukut meluap. Luapan dari Kali Krukut itu turut membanjiri sejumlah kawasan di Jakarta, antara lain, Jalan Kapten Tendean, sebagian Jalan Jenderal Gatot Subroto, dan Jalan Jenderal Sudirman yang juga tergenang sepanjang Sabtu.
Tinjau kembali
Pengamat perkotaan Universitas Trisakti, Yayat Supriatna, menjelaskan, kawasan Kemang yang kini menjadi salah satu pusat perdagangan dan jasa punya risiko bencana saat hujan ekstrem. Hal tersebut terutama karena di tengah curah hujan tinggi, kawasan Kemang bisa jadi tidak lagi mampu menahan limpasan air yang kian deras.
Kawasan Kemang yang kini menjadi salah satu pusat perdagangan dan jasa punya risiko bencana saat hujan ekstrem. Hal tersebut terutama karena di tengah curah hujan tinggi, kawasan Kemang bisa jadi tidak lagi mampu menahan limpasan air yang kian deras.
Yayat menyarankan, perlu adanya tinjauan ulang terhadap wilayah daerah aliran sungai di seputar Jakarta. Hal ini lantaran keadaan curah hujan tinggi selama beberapa tahun terakhir telah menjadi kenormalan baru. Kondisi saat ini harus didukung dengan kemampuan lingkungan setempat untuk menangani limpasan air.
”Kawasan Kemang dan daerah aliran sungai lainnya perlu ditinjau ulang dari segi tata ruang. Terutama karena di sana terjadi banyak perubahan dari mulanya kawasan permukiman menjadi pusat perdagangan dan jasa. Jadi, perlu ada pemetaan kembali mana saja risiko banjir itu sehingga bisa diantisipasi,” jelasnya.