Tahun 2021, Indosat Ooredoo Masih Fokus Ekspansi Jaringan 4G
Indosat Ooredoo masih berfokus pada pengembangan jaringan 4G, termasuk di desa-desa. Manfaat investasi pada infrastruktur jaringan 5G baru akan optimal saat ekosistem yang menggunakan jaringan ini sudah siap.
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Meski pengembangan infrastruktur PT Indosat Tbk dalam beberapa tahun terakhir turut menopang jaringan 5G, tahun ini perusahaan masih akan fokus pada layanan jaringan 4G. Pengembangan layanan dengan memanfaatkan jaringan 5G baru akan dilakukan saat ekosistem telekomunikasi dianggap sudah siap.
Direktur & Chief Operating Officer PT Indosat Tbk atau Indosat Ooredoo Vikram Sinha mengatakan, tingginya permintaan layanan telekomunikasi pada tahun ini membuat manajemen tetap fokus mengembangkan jaringan 4G ke seluruh pelosok Indonesia. Perusahaan akan terus mendorong layanan yang mudah dan transparan.
”Kami akan menghadirkan lebih banyak inovasi layanan untuk mendukung pengembangan ekonomi digital,” ujarnya dalam paparan publik secara virtual di Jakarta, Selasa (12/1/2021).
Tingginya permintaan layanan telekomunikasi membuat tahun ini manajemen tetap fokus mengembangkan jaringan 4G ke seluruh pelosok Indonesia.
Sebenarnya, lanjut Vikram, infrastruktur jaringan telekomunikasi yang telah dibangun selama ini sudah siap untuk mendukung implementasi jaringan 5G. Namun, manfaat investasi pada infrastruktur jaringan 5G baru akan optimal saat ekosistem yang memanfaatkan jaringan ini sudah siap.
Saat ini, jumlah pemain industri teknologi maupun perusahaan rintisan yang sudah matang mengembangkan berbagai macam layanan dan produk yang dapat memaksimalkan fitur 5G masih minim.
”Dalam enam triwulan terakhir, investasi yang kami lakukan juga mencakup persiapan 5G. Namun, ekosistem yang ada harus siap terlebih dahulu. Kami terus bekerja dan berkomunikasi dengan regulator agar keuntungan 5G bisa dirasakan seluruh ekosistem,” katanya.
Untuk memperluas jaringan 4G, Indosat Ooredoo juga berencana bekerja sama dengan Google dengan memanfaatkan proyek Google Loon. Google Loon merupakan balon jaringan yang menjelajah di angkasa dan dirancang untuk memperluas konektivitas internet bagi orang-orang di wilayah pedesaan dan terpencil di seluruh dunia.
Chief Legal & Regulatory Officer Indosat Ooredoo Natasha Nababan menuturkan, Indosat berkomitmen menunjang interkoneksi di seluruh pelosok Indonesia. Untuk mewujudkannya, salah satu cara yang ditempuh adalah bekerja sama dengan Google.
”Saat ini diskusi kami dengan Google masih dalam tahap awal. Kami semangat karena upaya awal ini sejalan dengan wacana dari pemerintah yang ingin juga mendorong jaringan kami bisa mencapai daerah-daerah pelosok,” kata Natasha.
Indosat Ooredoo juga berencana bekerja sama dengan Google dengan memanfaatkan proyek Google Loon.
Hingga triwulan III-2020, Indosat Ooredoo menghimpun pendapatan sebesar Rp 20,6 triliun, naik 9,2 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 18,85 triliun. Peningkatan pendapatan tertinggi berasal dari pendapatan seluler yang naik 12,9 persen secara tahunan menjadi Rp 17 triliun.
Selain itu, rata-rata pendapatan per pengguna (average revenue per user/ARPU) yang berhasil dihimpun Indosat pada triwulan III-2020 tercatat Rp 31.700, naik dari periode sama tahun sebelumnya yang senilai Rp 27.800. Kenaikan ini terefleksi juga dari peningkatan penggunaan data sepanjang periode waktu yang sama sebesar 55 persen.
”Produk-produk yang kami tawarkan tahun lalu lebih mudah dan sederhana, sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Ini terbukti efektif meningkatkan jumlah subscriber menjadi 60,4 juta pelanggan sampai akhir September 2020, naik 2,8 persen secara tahunan,” kata Vikram.
Rencana merger
Pada kesempatan yang sama, Vikram menyampaikan rencana kerja sama antara perusahaan dan PT Hutchison 3 Indonesia atau Tri Indonesia telah tertuang dalam nota kesepahaman (MoU). Namun, sifat dari nota kesepahaman ini tidak mengikat dan segala kemungkinan masih dapat terjadi ke depannya.
”MoU mengenai merger tidak berdampak pada jalannya bisnis. manajemen bisnis di perseroan tetap berjalan seperti biasa dengan tetap berfokus pada pertumbuhan dan stategi yang telah ditetapkan pada tiga tahun sebelumnya,” kata Vikram.
Kedua induk perusahaan, CK Hutchison Holdings Limited (CK Hutchison) menandatangani MoU dengan Ooredoo Q.P.S.C. (Ooredoo,) untuk menggabungkan bisnis telekomunikasi di Indonesia.
Sementara itu, Wakil Presiden Direktur Tri Indonesia Danny Buldansyah menjelaskan, meski pembahasan terus dilakukan dengan Indosat Ooredoo, kedua operator tetap akan melakukan persaingan bisnis secara sehat.
”Kami dalam operasional tetap seperti biasa kompetisi. Tidak ada perbedaan. Kami menganggap Indosat adalah kompetitor kami,” katanya.
Dihubungi secara terpisah, Analis Reliance Sekuritas Anissa Septiwijaya memandang, salah satu yang menjadi latar belakang merger ini terkait beban penggelaran jaringan di desa-desa sebagai salah satu syarat perpanjangan spektrum frekuensi. Merger akan meringankan beban penggelaran jaringan di desa-desa.
”Tak hanya lebih efisien, merger juga dapat meningkatkan nilai tambah pada industri seluler,” kata Anissa.
Secara umum, lanjut Anissa, terdapat sejumlah hal positif yang mengiringi perusahaan operator telekomunikasi pada tahun ini. Hal itu mulai dari implementasi kerja sama penggunaan spektrum frekuensi hingga pengembangan jaringan 5G yang tahun ini akan semakin digenjot.