Pemprov Jabar Berharap Pelabuhan Patimban Terkoneksi dengan Metropolitan Rebana
Pelabuhan Patimban diharapkan terkoneksi dengan 13 kota baru yang akan dikembangkan di metropolitan Rebana. Hal itu dinilai akan menumbuhkan ekonomi regional dan nasional.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pelabuhan Patimban di Kabupaten Subang, Jawa Barat, dapat menggerakkan ekonomi regional dan berkontribusi terhadap perekonomian nasional. Terkait hal itu, Pemerintah Provinsi Jawa Barat berharap Pelabuhan Patimban terhubung dengan kota-kota baru yang nantinya akan dikembangkan melalui konsep metropolitan Rebana.
Pemprov Jabar melalui konsep metropolitan Rebana menggagas pengembangan 13 kota baru di Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Subang, Majalengka, Indramayu, Kuningan, dan Sumedang. Metropolitan Rebana akan melengkapi dua metropolitan lain di Jabar, yakni metropolitan Bodebek dan Bandung Raya.
”Metropolitan ini berupa kawasan regional yang dikembangkan dalam satu konsep meliputi multipusat pertumbuhan,” kata Gubernur Jabar Ridwan Kamil dalam paparan publik ”Pelabuhan Patimban, Wajah Modern Pelabuhan di Indonesia” yang digelar secara daring dan luring, Kamis (7/1/2021).
Menurut Kamil, metropolitan Rebana akan menjadi wilayah regional terlengkap di Indonesia. Hal ini karena kawasan tersebut memiliki pelabuhan dan bandara berdekatan, yakni Pelabuhan Patimban dan Bandara Kertajati.
Metropolitan Rebana juga dilewati Jalan Tol Cipali serta jalur kereta api ke arah Cirebon dan Surabaya. Semua infrastruktur itu dinilai dapat mendukung koneksi intermoda di wilayah tersebut.
Metropolitan Rebana akan menjadi wilayah regional terlengkap di Indonesia. Hal ini karena kawasan tersebut memiliki pelabuhan dan bandara berdekatan, yakni Pelabuhan Patimban dan Bandara Kertajati.
Selama 20 tahun ke depan, lanjut Kamil, apabila kota-kota baru di metropolitan Rebana berkembang dengan baik, akan tercipta hampir 5 juta lapangan pekerjaan. Selain itu, metropolitan Rebana akan memberikan pertumbuhan 4-5 persen terhadap pertumbuhan ekonomi Jabar.
”Pertumbuhan ekonomi nasional pun akan meningkat, teragregasi oleh pertumbuhan ekonomi Jabar tersebut,” ujarnya.
Apabila kota-kota baru di metropolitan Rebana berkembang dengan baik, akan tercipta hampir 5 juta lapangan pekerjaan.
Kamil berharap, kawasan metropolitan Rebana dapat menjadi proyek strategis nasional. Apabila didukung sebagai proyek strategis nasional, koneksi dengan kota-kota baru juga menjadi perhatian.
”Sebagai contoh, di Indramayu akan ada kota petrokimia. Investor sudah menyiapkan investasi Rp 300 triliun untuk membangun fasilitas industrinya,” ujar Kamil.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, pembangunan Pelabuhan Patimban merupakan salah satu proyek strategis nasional. Pelabuhan Patimban dirancang melalui konsep berkelanjutan, hijau, cerdas, dan terintegrasi.
”Pengembangannya dilengkapi kawasan pendukung, seperti pergudangan, area penumpukan kontainer, perkantoran, fasilitas pendidikan khususnya kelautan, hiburan, dan permukiman seperti digagas Gubernur Jabar,” katanya.
Ke depan, lanjut Budi, Pelabuhan Patimban dikembangkan sebagai pelabuhan internasional dengan total kapasitas kumulatif terminal peti kemas 7,5 juta twenty foot equivalent units (TEUs). Pelabuhan Patimban melengkapi kehadiran Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati yang telah lebih dulu beroperasi.
Patimban dan Kertajati diharapkan dapat memberi stimulus pertumbuhan arus barang, jasa, dan logistik. Hal itu termasuk dari dan ke aglomerasi Rebana, kawasan industri sekitar Karawang.
Sementara itu, Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Hedy Rahadian menuturkan, Pelabuhan Patimban berposisi strategis dan berada di koridor jalan tol Trans-Jawa. Koridor jalan tol yang bersifat bebas hambatan dirancang menjadi koridor pengembangan yang terkait dengan sistem transportasi, kelas truk pengangkut, dan kelas jalan.
”Jadi, ini sudah sejalan. Artinya, pengembangan kawasan atau wilayah terintegrasi dengan pengembangan sistem jaringan jalannya,” ujar Hedy.