Hal tersebut sesuai dengan surat edaran Gubernur Jawa Tengah dan arahan Wali Kota Semarang, yang melarang adanya acara pergantian tahun. Namun, mereka tetap bisa beraktivitas seperti biasa pada malam harinya.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Sejumlah hotel di Kota Semarang, Jawa Tengah, tidak akan menggelar acara khusus perayaan Tahun Baru 2021 seperti yang biasa dilakukan setiap pergantian tahun. Hal itu merujuk pada arahan Gubernur Jateng dan Wali Kota Semarang guna mengurangi potensi penularan Covid-19.
Sebelumnya, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengirim surat edaran yang ditandatangani pada Rabu (16/12/2020) kepada bupati dan wali kota se-Jateng. Surat itu salah satunya mengarahkan kepala daerah untuk tak mengizinkan penyelenggaraan perayaan akhir tahun.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, Kamis (17/12/2020), menyampaikan, tempat wisata, hotel, dan restoran dipersilakan beraktivitas seperti biasa pada malam Tahun Baru 2021. Namun, mereka dilarang menggelar acara perayaan pergantian tahun. Tempat usaha diperbolehkan buka hingga pukul 23.00.
”Teman-teman (hotel) di Kota Semarang tidak ada yang membuat pesta atau acara Tahun Baru. Maksimal dinner (makan malam) biasa, itu pun tidak dipromosikan,” kata Ketua DPD Indonesian Hotel General Manager (IHGM) Jateng M Noor Cholis di sela-sela Muyawarah Nasional IHGM di Semarang, Sabtu (19/12/2020).
Noor menuturkan, dalam mendukung pemerintah dalam pengendalian Covid-19, hotel-hotel di Jateng, terutama anggota IHGM, dipastikan telah tesertifikasi kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan (clean, health, safety, and environment/CHSE). Namun, skor setiap hotel beda-beda.
Sertifikasi
”Skornya ada yang 85 hingga 100. Yang 85 tetap tesertifikasi dan akan terus mendapat pembinaan. Sertifikat itu memang hanya di atas kertas, selanjutnya menjadi tanggung jawab pengelola dalam implementasinya. Kami akan mengawasi dan memperhatikan keberlangsungan protokol itu,” kata Noor yang juga GM Hotel Noormans Semarang.
Sejumlah protokol kesehatan yang diterapkan di hotel-hotel antara lain skrining suhu tubuh, penggunaan masker, dan jaga jarak. Karyawan hotel pun dipastikan dalam kondisi sehat. Kendati demikian, diakui Noor, standar dan tata laksana setiap hotel pasti berbeda-beda.
Teman-teman (hotel) di Kota Semarang tidak ada yang membuat pesta atau acara Tahun Baru. Maksimal dinner (makan malam) biasa, itu pun tidak dipromosikan. (Noor Cholis)
Noor Faiq dari Humas IHGM DPD Jateng menambahkan, total terdapat 63 hotel yang tergabung dalam keanggotaan IHGM Jateng. ”Semuanya tesertifikasi CHSE. Penerapan protokol kesehatan tidak hanya bagi pengunjung, tetapi juga berlaku pada setiap karyawan hotel,” kata GM Hotel Grasia Semarang itu.
Menurut data IHGM Jateng, okupansi terendah pada masa pandemi Covid-19 terjadi pada April-Mei 2020, di bawah 40 persen. Pada Juni 2020, okupansi perlahan naik dan mencapai puncak pada Oktober 2020. Setelah itu kembali turun. Saat ini, okupansi hotel rata-rata 40-45 persen.
Noor menuturkan, kepastian vaksinasi Covid-19 yang sepenuhnya dibiayai pemerintah melegakan dunia perhotelan. ”Kami terus memonitor isu vaksin karena perencanaan bisnis (hotel) yang kami terima ke depan akan tergantung vaksin. Namun, kami optimistis tahun 2021 menjadi titik balik,” katanya.
Menurut laman Corona.jatengprov.go.id yang dimutakhirkan pada Sabtu (19/12/2020) pukul 12.00, terdapat 79.541 kasus positif kumulatif dengan rincian 11.013 orang dirawat, 63.736 orang sembuh, dan 4.792 orang meninggal. Ada penambahan 1.299 kasus positif dalam 24 jam terakhir.