Balai Taman Nasional Gunung Rinjani menggelar peluncuran awal jalur pendakian Rinjani melalui Tete Batu, Lombok Timur. Jalur ini menjadi pintu masuk ketiga Rinjani lewat Lombok Timur selain Timbanuh dan Sembalun.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·3 menit baca
SELONG, KOMPAS — Balai Taman Nasional Gunung Rinjani melakukan peluncuran awal jalur pendakian Rinjani melalui Tete Batu, Sikur, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, Minggu (13/12/2020). Tete Batu akan menjadi jalur ketiga pendakian Rinjani di Lombok Timur setelah jalur Timbanuh dan Sembalun. Jalur Teta Batu akan diluncurkan secara resmi pada April 2021.
Peluncuran awal berlangsung di kawasan wisata Lembah Ulem-Ulem, Tete Batu, 45 kilometer timur Mataram, ibu kota Nusa Tenggara Barat (NTB). Hadir dalam peluncuran tersebut, Gubernur NTB Zulkieflimansyah, Kepala Dinas Pariwisata NTB Lalu Moh Faozal, Asisten I Sekretaris Daerah Lombok Timur Mahsin, Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani Dedy Asriady, Kepala Dinas Pariwisata Lombok Timur M Mugni, perwakilan Geopark Rinjani Lombok, serta perwakilan desa, kelompok sadar wisata, dan masyarakat Tete Batu.
Dedy Asriady mengatakan, Tete Batu merupakan desa wisata tertua di Lombok Timur, tetapi selama ini kurang hidup. ”Oleh karena itu, kami berinisiatif untuk menghidupkan kembali dengan meluncurkan jalur pendakian Rinjani dari Tete Batu. Semoga ke depan, Tete Batu bisa menjadi desa wisata yang bisa diandalkan di Pulau Lombok,” kata Dedy.
Menurut Dedy, pendakian Rinjani via Tete Batu belum dibuka secara resmi. Saat ini hanya peluncuran awal (soft launching). Peluncuran resmi baru akan dilakukan pada April mendatang.
”Mulai Januari hingga akhir Maret, seperti tahun-tahun sebelumnya, pendakian Rinjani ditutup untuk semua jalur pendakian yang ada. Jadi, untuk Tete Batu yang dibuka April, bisa mempersiapkan segala hal untuk itu,” kata Dedy.
Jika dibuka pada April, jalur Tete Batu akan menjadi jalur pendakian Rinjani yang keenam. Saat ini, sudah ada jalur Senaru (Lombok Utara), Sembalun dan Timbanuh (Lombok Timur), dan Aik Berik (Lombok Tengah). Selain itu, ada Jalur Torean yang juga menunggu dibuka secara resmi di Lombok Utara.
Menurut Dedy, selain karena merupakan desa wisata tertua di Lombok Timur, Tete Batu telah memiliki berbagai pendukung untuk menjadi jalur pendakian. Misalnya, sudah ada kelompok sadar wisata dan penginapan.
Mulai Januari hingga akhir Maret, seperti tahun-tahun sebelumnya, pendakian Rinjani ditutup untuk semua jalur pendakian yang ada. Jadi, untuk Tete Batu yang dibuka April, bisa mempersiapkan segala hal untuk itu.
”Tetap atraksi sedikit. Akses ke Taman Nasional juga belum sehingga, sekarang, dengan dibukanya pendakian, selain menambah atraksi, juga bisa membuat lama tinggal wisatawan di Tete Batu bertambah,” kata Dedy.
Menarik wisatawan
Kepala Dinas Pariwisata Lombok Timur M Mugni juga berharap, dengan dibukanya jalur pendakian, pariwisata di Tete Batu akan menarik wisatawan lokal dan mancanegara.
”Memang Tete Batu desa wisata tertua di Lombok Timur, tetapi seiring terus dibukanya desa-desa wisata lain, wisatawan banyak wisatawan beralih ke sana. Sekarang, dengan adanya jalur pendakian, harapannya Tete Batu bisa menggeliat kembali. Tentu itu membutuhkan promosi,” kata Mugni.
Sekretaris Desa Tete Batu Hermiwandi menambahkan, setelah dibuka pada tahap awal, mereka punya tugas untuk mempersiapkan semua kebutuhan saat pendakian dibuka secara resmi pada 1 April 2021.
Menurut Hermiwandi, persiapan itu meliputi aturan pendakian, kuota, termasuk juga protokol kesehatan, serta paket wisata untuk wisatawan.
”Selain itu, kami juga sudah bertemu dengan seluruh pengelola penginapan. Kami bersepakat meningkatkan kualitas kamar bagi tamu. Saat ini, di Tete Batu sudah ada 36 penginapan,” kata Hermiwandi.
Gubernur NTB Zulkieflimansyah menambahkan, dalam kaitannya pengembangan pariwisata di kawasan Rinjani, pengelolaan sampah dan fasilitas umum harus menjadi perhatian.
”Pemandangan di kawasan Rinjani indah, tetapi sampah masih di mana-mana. Itu tugas bersama semua pihak untuk mengingatkan masyarakat. Termasuk memastikan fasilitas umum, seperti toilet, terjaga kebersihannya,” kata Zulkieflimansyah.
Gubernur menambahkan, dua poin itu penting bagi pengelolaan pariwisata di Rinjani. Apalagi, pada 2021, NTB akan menjadi tuan rumah berbagai even besar. Salah satunya MotoGP pada akhir 2021 yang diprediksikan menyedot sekitar 200.000 wisatawan.