logo Kompas.id
EkonomiMenerka Arah Migas Indonesia
Iklan

Menerka Arah Migas Indonesia

Indonesia dipandang tak menarik lagi untuk investasi hulu migas. Perbaikan tata kelola yang diharapkan segera diwujudkan tak kunjung datang.

Oleh
ARIS PRASETYO
· 3 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/t81fXpcPzcA8090EU-Q7WIZ_g8s=/1024x682/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F02%2Fkompas_tark_10856112_144_1.jpeg
Kompas

Warga berada di lokasi Tanggul Lapindo di titik 73 B yang baru diperbaiki dan kembali jebol di Desa Kedungbendo, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo, Kamis (18/12). Jebolnya tanggul akibat hujan deras sehari sebelumnya membuat rumah warga di Desa Kedungbendo dan Desa Gempolsari kembali tergenang lumpur.

Indonesia pernah menjadi anggota OPEC, organisasi elite negara-negara pengekspor minyak, meskipun akhirnya keluar. Indonesia pernah meraup pengumpulan devisa hasil ekspor minyak. Bahkan, Indonesia pernah menjadi pengekspor terbesar gas alam di dunia. Namun, itu cerita dulu.

Sejak 2004, Indonesia berubah status dari pengekspor minyak menjadi pengimpor minyak. Konsumsi bahan bakar minyak nasional mencapai 1,5 juta barel per hari, sedangkan kemampuan produksi minyak di dalam negeri sekitar 700.000 barel per hari. Sisanya diperoleh dari impor.

Editor:
dewiindriastuti
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000