Dukung Petani, Kemitraan Terpadu dan Inklusif Dikembangkan
Model bisnis kemitraan terpadu dan inklusif bisa mendorong sektor pangan sebagai kekuatan ekonomi baru.
Oleh
Agnes Theodora/Maria Paschalia Judith
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kemitraan terpadu dan inklusif yang melibatkan pemerintah, perusahaan, lembaga keuangan, dan petani dikembangkan. Strategi menghadapi ancaman krisis pangan ini juga mendorong petani untuk berkonsolidasi, naik kelas, dan berdaulat di lahan mereka sendiri.
Pada masa pandemi Covid-19, sektor pertanian menghadapi ancaman krisis sekaligus peluang berkembang.
Menurut data Badan Pusat Statistik, perekonomian Indonesia tumbuh minus 5,52 persen secara tahunan pada triwulan II-2020 dan minus 3,49 persen pada triwulan III-2020. Namun, lapangan usaha pertanian tumbuh 2,19 persen secara tahunan pada triwulan II-2020 dan 2,15 persen pada triwulan III-2020.
Sementara indeks keamanan pangan global 2019 menempatkan Indonesia pada peringkat ke-62 dari 113 negara dengan skor 62,2.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam Jakarta Food Security Summit-5, Rabu (18/11/2020), menyampaikan, ketahanan dan keamanan pangan merupakan salah satu prioritas terbesar dalam APBN 2021. Pemerintah mengalokasikan Rp 99 triliun untuk memperkuat ketahanan pangan, termasuk program subsidi pupuk bagi petani.
Ketahanan dan keamanan pangan merupakan salah satu prioritas terbesar dalam APBN 2021.
Program asuransi pertanian juga disiapkan untuk memberi kepastian bagi petani yang kerap menghadapi ketidakpastian.
”Rp 99 triliun itu dialokasikan dari belanja berbagai kementerian/lembaga serta belanja pemerintah daerah. Kita harus tetap menjaga sektor pertanian,” katanya.
Saat membuka acara, Presiden Joko Widodo menekankan, model bisnis kemitraan terpadu dan inklusif bisa mendorong sektor pangan sebagai kekuatan ekonomi baru yang membuka lebih banyak lapangan kerja dan menjadi sumber kesejahteraan masyarakat.
Presiden juga mendorong Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia untuk melanjutkan komitmen mendampingi petani swadaya melalui skema ini. Tahun ini, Kadin mewujudkan program itu melalui pendampingan 1 juta petani swadaya.
Skema kemitraan terpadu dan inklusif akan menciptakan efisiensi, meningkatkan kualitas, dan menyerap komoditas pangan yang dihasilkan petani.
Berdasarkan data BPS, dari 128,45 juta penduduk bekerja di Indonesia, sekitar 29,76 persen di antaranya di sektor pertanian. Namun, rata-rata upah bulanan buruh di lapangan usaha pertanian Rp 1,91 juta atau di bawah rata-rata upah buruh nasional, yakni Rp 2,76 juta.
Skema kemitraan terpadu dan inklusif akan menciptakan efisiensi, meningkatkan kualitas, dan menyerap komoditas pangan yang dihasilkan petani.
Data BPS juga menunjukkan, ada 15,809 juta rumah tangga petani gurem di Indonesia yang menguasai lahan kurang dari 0,5 hektar.
Skala ekonomi
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki mengatakan, sebagian besar usaha tani skala kecil dikelola secara perorangan, berlahan sempit, serta tidak berskala ekonomi dengan tata kelola modern dari hulu ke hilir.
Salah satu solusi membenahi persoalan itu adalah korporatisasi petani melalui kelembagaan koperasi. Petani didorong mengelola lahan dan usaha secara kolektif, profesional, dan berskala ekonomi.
Co-Founder dan CEO Tokopedia William Tanuwijaya menyebutkan, masyarakat dapat membantu petani dan nelayan secara tidak langsung dengan membeli produk makanan-minuman yang dijual secara dalam jaringan. Hal ini akan berdampak pada rantai pasok pangan dan pertanian.
Adapun Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Sunarso menyebutkan, sektor pertanian dan pangan menjadi salah satu fokus penyaluran kredit. Pertumbuhan sektor usaha tersebut dapat terjaga karena pangan merupakan kebutuhan pokok masyarakat.
Ketua Komisi Tetap Kehutanan Kadin Indonesia Indonesia Arif Patrick Rachmat mengatakan, pelaku industri pertanian dan pangan yang telah mengimplementasikan model bisnis kemitraan inklusif lebih cepat pulih pada masa pandemi Covid-19.
”Produktivitas terjaga dan petani mendapatkan harga jual lebih baik,” ujarnya.