Kolaborasi antara perbankan dan industri teknologi finansial dinilai menjadi keharusan di tengah perkembangan digitalisasi. Selain memberi kemudahan bagi nasabah, kerja sama itu memperkuat ekosistem.
Oleh
Agnes Theodora
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Para pelaku industri perbankan dan teknologi finansial terus berkolaborasi untuk memberi kemudahan bagi nasabah serta mendorong pemulihan ekonomi di tengah pandemi Covid-19. Guna memenuhi tuntutan meningkatkan layanan, bank akan masuk ke ekosistem digital terkait layanan produk dan transaksi perbankan.
General Manager Solusi Teknologi Informasi PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Heri Atmoko, Jumat (13/11/2020), mengatakan, kolaborasi dengan industri teknologi finansial (tekfin) menjadi keharusan di tengah perkembangan digitalisasi. Teknologi perbankan terbuka (open banking) yang selama ini sudah diterapkan akan diperluas untuk masuk ke ekosistem digital sehingga lebih mudah diakses oleh nasabah.
Menurut Heri, saat ini ada kebutuhan memperluas penetrasi bisnis perbankan multisaluran. Artinya, layanan perbankan tidak hanya dapat diakses melalui kantor cabang bank, mesin ATM, atau layanan internet banking dan mobile banking, tetapi juga melalui beragam aplikasi pembayaran digital.
Ia mencontohkan, transfer uang lintas rekening nanti tidak hanya dilakukan lewat mesin ATM atau aplikasi mobile banking, tetapi juga bisa melalui aplikasi seperti Gojek dan OVO. Kemudahan layanan keuangan itu diyakini akan meningkatkan tingkat inklusi keuangan di masyarakat.
Kolaborasi antara perbankan dan industri tekfin itu akan semakin menggerakkan perekonomian dan mempercepat pemulihan ekonomi nasional. ”Dengan muncul di berbagai saluran, nasabah mendapat kemudahan ekstra untuk mengakses layanan. Jadi, ke depan, nasabah tidak harus repot-repot lewat bank. Di sinilah peran tekfin dan ekosistem industri digital,” kata Heri dalam diskusi kolaborasi antara perbankan dan tekfin secara virtual.
Di sisi lain, industri tekfin dapat memperluas jangkauan layanan perbankan ke masyarakat menengah-bawah. Heri mengatakan, bisnis perbankan dapat memanfaatkan ekosistem digital serta data pelanggan yang luas itu untuk memperluas layanan keuangan.
”Yang namanya bisnis, pasti butuh pelanggan, dalam hal ini nasabah. Dulu, dalam berbisnis, kita di perbankan harus mencari nasabah satu per satu, ditanyakan apakah mau membuat rekening. Ke depan tidak begitu lagi. Kolaborasi dengan ekosistem digital yang berbasis pelanggan akan membuat produk bank digunakan lebih masif,” tutur Heri.
Menurut Chief Operations Officer (COO) Xendit, perusahaan tekfin penyedia infrastruktur pembayaran, Tessa Wijaya, kolaborasi perbankan dengan industri tekfin akan memberi kesempatan dan ruang lebih bagi penjual skala mikro dan kecil yang selama ini sulit mengakses layanan perbankan.
”Dengan kolaborasi ini, penjual skala kecil bisa memakai layanan bank tanpa kesulitan, tanpa harus mengantre karena kami yang akan menanganinya. Jadi, intinya, saling membantu saja,” kata Tessa.
Menurut Heri, perbankan selama ini kesulitan menjangkau sejumlah kalangan masyarakat serta berbagai wilayah. ”Karena itu pasti membutuhkan ongkos. Dengan kolaborasi bank dan tekfin, bisnis UMKM juga bisa terjangkau. Tekfin dibutuhkan sebagai jembatan antara bank dengan masyarakat dan pedagang di bawah,” ucapnya.