Pengembang Tetap Luncurkan Kluster dan Unit Hunian Baru di Tengah Pandemi Covid-19
Meskipun pandemi Covid-19 belum juga menunjukkan tanda-tanda mereda, sejumlah pengembang perumahan optimistis pasar properti tetap diminati. Ide mengembangkan tema hunian pun tak surut.
Oleh
Madina Nusrat
·4 menit baca
BEKASI, KOMPAS — Meskipun pandemi Covid-19 belum juga menunjukkan tanda-tanda mereda, sejumlah pengembang perumahan optimistis pasar properti tetap diminati. Ide mengembangkan tema hunian pun tak surut.
Bahkan, sejumlah pengembang perumahan besar di kawasan Kota Bekasi, Jawa Barat, selama 2020 tetap meluncurkan kluster dan unit hunian baru yang setiap unitnya dipasarkan Rp 800 juta hingga Rp 900 juta. Salah satunya PT Summarecon Agung yang belum lama ini meluncurkan Kluster Magenta Residence di Summarecon Bekasi.
Kluster Magenta merupakan hunian dengan tema rumah tropis modern. Aksen kayu ditemukan pada fasat rumah yang merepresentasikan alam tropis, dilengkapi jendela-jendela lebar yang memberikan suplai pencahayaan di dalam rumah pada siang hari.
Ide memunculkan rumah dengan tema baru ini, menurut Executive Director PT Summarecon Agung Albert Luhur, tak pernah surut meski pandemi telah menyebabkan perlambatan ekonomi. Sebaliknya dengan tema tropis modern, Kluster Magenta menyajikan hunian yang beradaptasi pada kebutuhan pandemi saat ini berupa hunian nyaman sehingga penghuninya betah melakukan aktivitas bekerja dan sekolah di dalam rumah.
Saat Kluster Magenta Residence pertama kali diluncurkan pada September lalu, lanjutnya, 50 dari total 64 unit rumah yang ditawarkan terjual dalam waktu tiga jam. Pada tahap pertama itu tiap unit dipasarkan seharga Rp 969 juta dan tahap kedua saat ini dipasarkan dengan harga Rp 980 juta.
Peluncuran dan pemasaran itu pun seluruhnya dilakukan secara daring. ”Hanya dalam waktu tiga jam, peluncuran secara daring, Magenta terjual 50 unit (di tahap pertama),” jelas Albert, Rabu (11/11/2020), di Kota Bekasi.
Menurut Albert, peluncuran dan pemasaran unit secara daring itu merupakan yang kedua kalinya dilakukan Summarecon. Sebelumnya pada Juli 2020, Summarecon Agung juga meluncurkan Srimaya Komersial di Bekasi sebanyak 65 unit, dan semuanya telah habis terjual.
Menurut Albert, Kluster Magenta Residence juga akan dilengkapi pendeteksi wajah di gerbang masuk perumahan. Pendeteksi wajah itu juga telah terpasang di beberapa kluster lainnya di Bekasi yang dibangun Summarecon Bekasi.
Geliat untuk terus menghadirkan unit-unit hunian baru juga ditemukan di Grand Galaxy City, Bekasi, yang dikembangkan Agung Sedayu Group. Tenaga pemasaran perumahan itu, Andika Nursalam, mengungkapkan, Grand Galaxy City baru saja memasarkan 50 unit hunian Tipe Amarilis, dan seluruhnya telah habis terjual.
”Saat ini kami juga baru memasarkan unit Vallerian. Tiap unit dipasarkan seharga Rp 800 juta. Itu juga banyak peminatnya. Tipe standar lainnya yang hampir sama dengan Vallerian juga terjual 17 unit. Masih banyak peminatnya,” jelasnya.
Hanya, diakui Andika, ada saja calon pembeli yang meminta potongan harga untuk tiap unit rumah yang ditawarkan. Untuk meningkatkan penjualan, pihaknya pun memberikan promo tersebut berupa pemotongan harga 15-20 persen. Promo berupa pemotongan sebesar itu, diakui Andika, tak pernah diberikan sebelum pandemi terjadi.
”Kan, banyak developer kasih promo bagus. Nah, itu banyak orang cari. Kami, sih, mengikuti sirkulasi saat ini. Kami adain juga (promo). Itu lumayan potongan harganya 15-20 persen. Misalnya Rp 1,7 miliar (per satu unit), setelah diberikan promo menjadi Rp 1,5 miliar. Sebelum pandemi, enggak ada promo seperti itu, paling diskon kecil,” tutur Andika.
Hasil Survei Harga Properti Residensial yang diterbitkan Bank Indonesia mengindikasikan berlanjutnya perlambatan kenaikan harga properti residensial di pasar primer. Hal itu tecermin dari kenaikan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) triwulan II-2020 sebesar 1,59 persen year-on-year (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan 1,68 persen yoy pada triwulan sebelumnya.
Perkembangan ini disebabkan oleh perlambatan kenaikan harga pada properti residensial tipe kecil. Perlambatan IHPR diperkirakan berlanjut pada triwulan III-2020 dengan pertumbuhan sebesar 1,19 persen yoy.
Volume penjualan properti residensial pada triwulan II-2020 juga tercatat masih menurun. Hasil survei mengindikasikan penjualan properti residensial mengalami konstraksi 25,60 persen yoy meskipun tidak sedalam kontraksi 43,19 persen yoy pada triwulan sebelumnya. Penurunan penjualan properti residensial pada triwulan II-2020 juga terjadi pada seluruh tipe rumah.
Berdasarkan hasil survei itu, menurut analisis BI, pembiayaan pembangunan properti yang bersumber dari dana internal pengembang mencapai 67,67 persen dari total kebutuhan modal. Sementara di sisi konsumen, pembelian properti menggunakan fasilitas KPR sebagai sumber pembiayaan utama sebesar 78,41 persen.