Presiden Jokowi, awal Oktober, akan mencanangkan program ”food estate”. Proyek sentra pangan terpadu ini jadi langkah antisipasi pemerintah atas potensi krisis pangan dunia akibat Covid-19 dan perubahan iklim.
Oleh
FX LAKSANA AS
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo direncanakan mencanangkan proyek food estate atau korporasi pangan terpadu di Kalimantan Tengah pada awal Oktober. Tahun ini, target yang hendak dicapai mencakup penanaman di areal seluas 30.000 hektar. Tahap berikutnya, areal penanaman akan dikembangkan hingga mencapai 164.598 hektar pada 2024.
Demikian salah satu hasil rapat terbatas yang dipimpin Presiden di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (23/09/2020). Hadir pada rapat virtual membahas food estate atau sentra pangan terpadu di Kalimantan Tengah itu, antara lain, Wakil Presiden Ma’ruf Amin, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, dan Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran.
Dalam keterangan pers setelah rapat, Syahrul menyatakan, Presiden sedianya akan mencanangkan sentra pangan terpadu di Kalimantan Tengah pada pekan pertama Oktober. Saat ini, persiapan telah dan tengah dilakukan.
Koordinasi lintas kementerian telah memetakan sawah yang tersedia dan siap digarap. Untuk tahun ini, target areal penanamannya mencapai 30.000 hektar dengan rincian 10.000 hektar di Kabupaten Pulang Pisau dan 20.000 hektar di Kabupaten Kapuas.
Untuk acara pencanangan sekaligus kebutuhan proyek, sebagaimana dipaparkan Syahrul, Kementerian Pertanian telah memobilisasi mesin pertanian berupa 1.200 traktor ke lokasi. Selain itu, telah disiapkan pula sistem penaburan benih dan sistem penaburan pupuk. Prinsipnya, mekanisasi dan teknologi pertanian akan menjadi praktek di korporasi pangan terpadu tersebut.
”Selain yang manual-manual juga jalan karena petani harus kita berdayakan, ada drone. Internet of things akan kita mainkan di sana untuk mempercepat tanaman yang ada,” kata Syahrul.
Selanjutnya, sekitar 44 hari setelah acara pencanangan, Syahrul menargetkan penanaman di sawah seluas 30.000 hektar itu sudah rampung. ”Ini sebagai contoh untuk masuk ke tahun 2021 di sekitar 80.000 hektar dan seterusnya sampai dengan 164.598 hektar yang sudah kita petakan,” kata Syahrul.
Tidak saja padi, korporasi pangan terpadu juga akan mengembangkan sejumlah komoditas lain, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan, terutama jeruk.
Tidak saja padi, korporasi pangan terpadu juga akan mengembangkan sejumlah komoditas lain, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan, terutama jeruk. Selain itu, ada pula komoditas perkebunan, khususnya kelapa dan tanaman-tanaman keras lain, serta peternakan itik.
”Muara akhirnya adalah industri, katakanlah kita tidak berharap jual gabah di sana, tetapi beras yang berkualitas yang bisa masuk ke market place, ke e-commerce. Bahkan mungkin saja karena lahannya luas, produksinya berkualitas ekspor, untuk dieskpor,” kata Syahrul.
Prabowo menyatakan, Presiden memberinya tugas per 9 Juli untuk mendukung proyek korporasi pangan terpadu di Kalimantan Tengah. ”Saya diberi tugas 9 Juli untuk juga mem-back up, mendukung menteri-menteri lain yang berkaitan dengan pertanian, tentunya yang paling utama adalah Menteri Pertanian. Tugas pokok beliau. Kita hanya mem-back up sebagai cadangan,” kata Prabowo.
Selanjutnya ada pembagian tugas. Kementerian Pertahanan bertugas menangani komoditas singkong. ”Sisanya sebetulnya itu adalah tugas utama Menteri Pertanian. Kami hanya sebagai back up untuk menjamin cadangan,” kata Prabowo.
Untuk komoditas singkong, proyek pengembangan akan dimulai di 2021 untuk target areal seluas 30.000 hektar. Kementerian Pertahanan akan bertanggung jawab akan komoditas ini.
Untuk komoditas singkong, Prabowo menjelaskan, proyek pengembangan akan dimulai pada 2021 untuk target areal seluas 30.000 hektar. Pada tahun-tahun berikutnya, pengembangan akan terus dilakukan hingga mencapai target 1,4 juta hektar di akhir 2025.
Komoditas singkong akan diolah menjadi tapioka sebagai bahan baku berbagai jenis makanan. Tepung merupakan bahan utama kebutuhan pangan kita, di antaranya untuk bahan pembuatan roti dan mi.
”Indonesia adalah konsumen mi terbesar kedua di dunia. Dan kita ingin menjamin kita tidak tergantung impor,” kata Prabowo.
Sugianto menyatakan apresiasi atas penunjukan Kalimantan Tengah sebagai lokasi korporasi pangan terpadu. Untuk itu, ia bersama forum komunikasi pimpinan daerah siap membantu kesuksesan proyek.
”Untuk Badan Cadangan Logistik Strategis di bawah Menteri Pertahanan, Kalimantan Tengah siap mencadangkan lahan seluas 1,4 juta hektar,” kata Sugianto.
Proyek sentra pangan terpadu merupakan langkah pemerintah terhadap potensi krisis pangan dunia akibat Covid-19 sebagaimana telah diperingatkan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO).
Sementara itu, Presiden dalam pengantar mengingatkan, proyek sentra pangan terpadu merupakan langkah pemerintah terhadap potensi krisis pangan dunia akibat Covid-19 sebagaimana telah diperingatkan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO). Langkah itu sekaligus untuk mengantisipasi perubahan iklim dan mengurangi ketergantungan impor pangan.
”Sudah ada sejumlah progres di lapangan meskipun masih terdapat beberapa masalah yang perlu segera diselesaikan, yakni berkaitan dengan pemilikan lahan di area food estate. Ini menimbulkan sedikit masalah, tetapi saya yakin dan saya minta Menteri ATR bisa segera menuntaskan ini karena menyangkut area luas,” kata Presiden.
Sementara ini, menurut Presiden, pemerintah telah menyiapkan sentra pangan terpadu di dua lokasi, yakni di Kalimantan Tengah dan Sumatera Utara, yakni di Kabupaten Hasundutan.
”Ini yang ingin kita prioritaskan terlebih dahulu meskipun juga ada rencana akan kita lanjutkan di Papua, NTT (Nusa Tenggara Timur), dan Sumatera Selatan. Sudah mulai pengerjaan di lapangan. Akan kita diskusikan setelah yang dua (Kalimantan Tengah dan Sumatera Utara) bisa berjalan,” kata Presiden.
Untuk proyek di Kalimantan Tengah, total areal untuk sawah menurut rencana mencapai 148.000 hektar. Adapun untuk tegal dan peternakan mencapai 622.000 hektar. Untuk itu, perumusan rencana induk menjadi penting sekali agar keseluruhan aspek bisa dilihat dan bisa segera diselesaikan.
Infrastruktur pendukung, seperti akses, Presiden melanjutkan, juga segera akan dikerjakan. Dengan demikian, berbagai alat mesin pertanian modern bisa dengan mudah didatangkan dan beroperasi di lokasi.
”Saya minta pengembangan food estate betul-betul dikalkulasi secara matang mengenai siapa yang akan mengelola, kejelasannya, tanaman apa yang akan dikembangkan. Betul-betul lewat data science lapangan sehingga tanaman-tanaman yang akan ditanam betul-betul sesuai. Kemudian teknologi apa yang akan dipergunakan. Dan yang terakhir mengenai masalah pembiayaan sehingga model bisnis ini, kalau sudah benar, akan digunakan di provinsi lain. Tetapi ini saya kira harus benar dulu,” kata Presiden.