Transmisi Jeneponto-Makassar Beroperasi, PLN Hemat Rp 225 Miliar Per Tahun
PT PLN merampungkan proyek jaringan transmisi Punagaya-Tanjung Bunga. Transmisi ini akan memaksimalkan pasokan listrik di wilayah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara serta menghemat biaya Rp 225 Miliar per tahun.
Oleh
Reny Sri Ayu
·3 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Di tengah pandemi, PT PLN Unit Induk Pembangkit Sulawesi Bagian Selatan merampungkan proyek jaringan transmisi Punagaya-Tanjung Bunga. Transmisi ini akan memaksimalkan pasokan listrik di wilayah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara. Ini juga membuat PLN dapat menghemat biaya pokok hingga Rp 225,8 miliar per tahun.
Transmisi Punagaya-Tanjung Bunga membentang dari Kabupaten Jeneponto ke Kota Makassar sepanjang 59 kilometer yang meliputi 178 menara atau jaringan transmisi 150 kV. Proyek ini adalah salah satu proyek strategis nasional sekaligus proyek prioritas PLN.
”Besok (Sabtu, 12/9/2020) sudah mulai beroperasi. Transmisi ini meningkatkan keandalan sistem kelistrikan dengan cakupan Sulsel dan Sultra. Transmisi ini akan meningkatkan kemampuan pasokan listrik karena ibarat jalan, tadinya hanya satu jalur, sekarang ada dua jalur. Jika terjadi kemacetan di satu jalur, jalur lain akan menopang. Ini juga akan mencegah terjadinya black out (padam total),” kata General Manager PLN Unit Induk Pembangkit Sulawesi Bagian Selatan I Putu Riasa, di Makassar, Jumat (11/9/2020).
Sebelum transmisi ini digunakan, PLN hanya menggunakan satu jalur transmisi yang hanya mampu memasok listrik 630 MW. Tapi, dengan beroperasinya jalur ini, pasokan bisa ditingkatkan hingga 716 MW. Tak hanya itu, beroperasinya transmisi ini juga membuat PLN bisa melakukan penghematan.
Menurut Riasa, beroperasinya transmisi ini akan menghemat sedikitnya Rp 225,8 miliar per tahun atau Rp 18,81 miliar per bulan. Hal ini karena keberadaan transmisi mampu menurunkan biaya pokok penyediaan listrik Rp 22,91 per kilowatt hour/kilowatt jam (kWh) dan susut transmisi setara dengan 38.806.800 kWh.
Selanjutnya, dari Makassar, transmisi ini dialirkan lagi ke sejumlah gardu induk dengan menggunakan saluran bawah tanah. Saat ini, sebagian besar pekerjaan saluran bawah tanah sudah rampung.
Sementara itu, PLN UIP Sulbagsel kini juga menggenjot proyek interkoneksi Sulawesi Barat-Sulawesi Tengah melalui transmisi Mamuju-Pasangkayu. Interkoneksi ini akan meliputi wilayah Mamuju, Mamuju Tengah, Donggala, hingga Palu.
Manager PLN Unit Pelaksana Proyek Pembangkit dan Jaringan Sulawesi Selatan (UPP Kitring Sulsel) Husni Wardana mengatakan, interkoneksi ini akan memaksimalkan pasokan listrik ke Palu.
”Sebelumnya, listrik di Palu dialirkan dari PLTU Sulewana di Poso dan melalui Pegunungan Tinombala. Jalur ini menghadapi hambatan alam dan keamanan. Dengan interkoneksi Mamuju-Pasangkayu, listrik untuk Palu bisa dipasok dari Pasangkayu. Selama ini, listrik untuk Donggala dan Palu sebagian sudah dipasok dari Pasangkayu, tapi melalui jaringan transmisi kecil atau 20 kV. Dengan jaringan transmisi 150 kV, pasokannya akan lebih maksimal,” kata Husni.
Interkoneksi Mamuju-Pasangkayu akan meliputi 534 menara transmisi 150 kV yang membentang sejauh 365 meter sirkuit. Proyek ini hampir rampung dengan total menara yang sudah terpasang adalah 519 atau tersisa 15 menara lagi.
”Selambatnya akhir bulan ini atau bulan depan proyek interkoneksi ini rampung dan segera beroperasi,” kata Husni. Saat ini, total daya dari seluruh pembangkit di UIP Sulbagsel adalah 1.963 MW. Sementara beban puncak adalah 1.262 MW sehingga surplus 700 MW.