PT SMI Mendapat Pinjaman Sindikasi 700 Juta Dollar AS
PT Sarana Multi Infrastruktur memperoleh fasilitas pinjaman sindikasi senilai 700 juta dollar AS atau setara Rp 10,26 triliun. Dana pinjaman ini akan digunakan untuk membiayai sejumlah proyek infrastruktur nasional.
Oleh
KARINA ISNA IRAWAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Di tengah pandemi Covid-19, PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) memperoleh fasilitas pinjaman sindikasi senilai 700 juta dollar AS atau setara Rp 10,26 triliun. Fasilitas ini merupakan pinjaman sindikasi terbesar yang diperoleh PT SMI dari mitra perbankan dalam dan luar negeri.
Fasilitas pinjaman sindikasi tersebut diperoleh dari mitra perbankan asal Indonesia, Singapura, Jepang, Hong Kong, Taiwan, dan Korea Selatan. Sejauh ini PT SMI sudah dua kali mendapat fasilitas pinjaman sindikasi. Pada 2014, fasilitas pinjaman sindikasi yang diperoleh senilai 175 juta dollar AS.
Direktur PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) Edwin Syahruzad menuturkan, pinjaman sindikasi kali ini yang terbesar yang pernah diperoleh PT SMI. Realisasi jauh melebihi target awal yang ditetapkan, yakni 500 juta dollar AS. Dari target itu, sebesar 200 juta dollar AS diperoleh dengan opsi greenshoe.
”Pinjaman sindikasi ini minimal bisa untuk kepastian likuiditas PT SMI sampai dengan tahun depan. Likuiditas belakangan ini menjadi hal paling kritikal karena krisis yang tidak pernah diperkirakan sebelumnya,” ujar Edwin dalam telekonferensi penandatanganan fasilitas pinjaman sindikasi, Kamis (10/9/2020).
Capaian terbesar pinjaman sindikasi mencerminkan reputasi PT SMI yang cukup baik. Perjanjian fasilitas pinjaman sindikasi senilai 700 juta dollar AS juga memberi sinyal sektor pembangunan infrastruktur memiliki daya tahan di tengah krisis Covid-19 dan tetap menjadi sektor strategis Tanah Air.
Dana pinjaman sindikasi akan digunakan untuk pembiayaan dan memenuhi kebutuhan pembiayaan baru untuk pembangunan berbagai proyek infrastruktur. Sampai dengan Juli 2020, PT SMI memberikan efek pengganda 6,79 kali lipat dari total komitmen dan 22,22 kali dari modal yang disetor.
Edwin menambahkan, kondisi aset PT SMI cukup solid di tengah kondisi pandemi dan ancaman resesi ekonomi, yakni Rp 79,8 triliun. Rasio kredit macet (non performing loan/NPL) gros sebesar 1,39 persen dengan cadangan kerugian penurunan nilai (loan loss provision) dikelola di atas 500 persen.
Dengan aset Rp 79,8 triliun dan total ekuitas Rp 37 triliun, total nilai proyek yang dibiayai oleh PT SMI sampai dengan Juli 2020 mencapai Rp 678,16 triliun dengan total komitmen Rp 99,9 triliun dan total outstanding Rp 65,8 triliun.
”Pengelolaan kualitas aset yang baik akan memberikan ketenangan ke pemberi pinjaman,” kata Edwin.
Pancaran A, Managing Director Head of Global Corporate and Institutional MUFG Bank Jakarta, menambahkan, PT SMI menjadi katalis yang baik untuk membantu pemerintah mencapai berbagai tujuan pembangunan nasional di bidang infrastruktur. Skema pembiayaan yang ditawarkan PT SMI juga inovatif dan responsif.
”Rekam jejak lembaga pembiayaan sangat penting untuk membangun kepercayaan investor, apalagi saat ini dalam situasi pandemi,” kata Pancaran.
PT SMI menyandang peringkat idAAA dengan proyeksi stabil dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Sebelumnya, pada Mei 2020, PT SMI secara konsisten meraih peringkat BBB dan AAA (pada level internasional dengan proyeksi stabil dari Fitch Ratings.