Masyarakat berhak memiliki rumah dengan kualitas baik dengan akses kepemilikan yang mudah.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah selalu ingin meningkatkan pelayanan terhadap hak rakyat untuk memiliki hunian yang baik. Apalagi saat ini belum semua kebutuhan perumahan terpenuhi.
”Sandang tidak pernah lagi didiskusikan karena sudah terpenuhi. Pangan, kita masih ada impor pangan. Papan, kita masih ada backlog-nya,” ujar Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono pada pembukaan Virtual Expo Hapernas 2020, Selasa (25/8/2020). Pameran Hari Perumahan Nasional (Harpenas) secara virtual berlangsung hingga Sabtu (29/8/2020).
Basuki menambahkan, konsumen perumahan mesti dipermudah dengan cara merelaksasi pelayanan. Namun, kualitas perumahan mesti dijaga.
”Saya sangat mendukung relaksasi regulasi dalam rangka pelayanan, tetapi tidak untuk relaksasi kualitas perumahan,” katanya.
Ketua Panitia Pelaksana Peringatan Hapernas 2020 yang juga Direktur Rumah Umum dan Komersial Kementerian PUPR M Hidayat menuturkan, pada pameran virtual tahun ini akan dilaksanakan akad kredit massal oleh 16.180 calon debitor kredit pemilikan rumah. Jumlah itu terdiri dari 10.917 unit rumah dengan fasilitas subsidi selisih bunga dan 5.263 unit rumah dengan fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan.
Secara terpisah, Direktur PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Hirwandi Gafar mengatakan, salah satu tantangan di bidang perumahan adalah mengurangi backlog atau kekurangan rumah yang saat ini sekitar 7,6 juta unit.
”Dan setiap tahunnya ada tambahan terus karena masih terjadi gap (kesenjangan) antara kebutuhan dan pasokan,” kata Hirwandi pada Zoom Course Menjadi Developer yang Tangguh.
Salah satu tantangan di bidang perumahan adalah mengurangi backlog.
Pelatihan secara virtual tersebut digelar oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (DPP REI) bersama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
Hirwandi mengatakan, pandemi Covid-19 mengakibatkan krisis perekonomian. Namun, sektor properti masih tumbuh positif pada triwulan II-2020, yakni 2,3 persen secara tahunan.