Di kala pandemi, harga emas melambung tinggi. Emas berukuran mini cukup banyak diminati, terutama oleh generasi milenial. Anak sekolah pun dapat berinvestasi emas melalui Tabungan Emas.
Oleh
M PASCHALIA JUDITH J/ARIS PRASETYO/BM LUKITA GRAHADYARINI
·4 menit baca
Pandemi Covid-19 tidak menyurutkan minat masyarakat Indonesia untuk membeli emas. Emas masih dianggap sebagai bentuk investasi jangka panjang yang paling aman. Emas mini dan emas batangan banyak diburu masyarakat sehingga produsen emas berlomba-lomba menambah pasokan.
Harga emas terkini cenderung melesat dibandingkan awal 2020, salah satunya karena pengaruh pandemi Covid-19. Harga emas atau logam mulia Antam berukuran 1 gram per Kamis (20/8/2020) dibanderol Rp 1.030.000 atau turun Rp 28.000 dari hari sebelumnya. Sementara harga emas Antam ukuran terkecil 0,5 gram juga turun sebesar Rp 14.000 menjadi Rp 545.000.
Sebelumnya, situs perdagangan dan penyimpanan emas batangan secara daring, Treasury, mencatat, penjualan emas pada masa pandemi Covid-19 meningkat dibandingkan tahun lalu. Hingga 9 Agustus 2020 terjadi peningkatan sebesar 150 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
”Kepercayaan terhadap emas sebagai simpanan untuk masa depan tetap memperlihatkan tren yang sangat positif. Hal ini ditunjukkan dengan penambahan jumlah pembeli dan juga volume emas yang dibeli,” kata Public Relations Manager Treasury Anang Samsudin.
Kepercayaan terhadap emas sebagai simpanan untuk masa depan tetap memperlihatkan tren yang sangat positif. Hal ini ditunjukkan dengan penambahan jumlah pembeli dan juga volume emas yang dibeli.
Kepala Departemen Komunikasi PT Pegadaian (Persero) Basuki Tri Andayani mengatakan, di tengah pandemi Covid-19, minat masyarat terhadap tabungan emas semakin tinggi. Hal ini dipengaruhi persepsi masyarakat terhadap emas yang dinilai memiliki fungsi lindung nilai aset dan bermanfaat sebagai sarana menjaga ketahanan finansial pada masa krisis.
Program Tabungan Emas dari PT Pegadaian (Persero) memperbolehkan nasabah menabung emas dengan berat minimal 0,01 gram. Angka itu setara dengan sekitar Rp 10.000 sehingga sangat mudah dijangkau oleh siapa pun.
”Anak-anak sekolah pun dapat menyisihkan Rp 500-Rp 1.000 per hari untuk dikumpulkan, lalu menabung emas di Pegadaian,” ujarnya saat dihubungi di Jakarta.
Pegadaian mencatat, jumlah nasabah Tabungan Emas Pegadaian mencapai 5,9 juta nasabah. Angka ini melonjak dari posisi per akhir 2019 yang sebanyak 4,6 juta nasabah.
Emas mini milenial
Sekretaris Perusahaan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) Kunto Hendrapawoko mengatakan, kendati saat ini sedang terjadi pandemi, komoditas emas masih direspons positif oleh masyarakat. Produk emas batangan yang dikeluarkan Antam dengan ukuran 5 gram, 10 gram, dan 100 gram adalah produk emas batangan yang paling banyak dibeli masyarakat.
Emas batangan dalam ukuran lebih kecil (emas mini), seperti 0,5 gram dan 1 gram, adalah emas batangan yang paling diminati segmen milenial.
Sementara emas batangan dalam ukuran lebih kecil (emas mini), seperti 0,5 gram dan 1 gram, adalah emas batangan yang paling diminati segmen milenial.
”Tingginya harga emas dan pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini tidak menyurutkan minat masyarakat untuk berinvestasi. Respons positif atas komoditas emas ini tidak dapat dimungkiri disebabkan sifatnya yang aman untuk investasi jangka panjang. Itu sebab emas menjadi salah satu instrumen investasi yang paling diminati masyarakat,” ujarnya.
Untuk memenuhi permintaan emas yang cukup tinggi pada masa pandemi, lanjut Kunto, Antam menerapkan penjualan emas secara daring lewat laman resmi perusahaan. Selain itu, konsumen dimudahkan dengan skema pembelian kembali (buy back) emas Antam melalui layanan pesan singkat.
Nilai penjualan Antam pada semester I-2020 tercatat sebesar Rp 9,23 triliun. Dari total penjualan itu, kontribusi terbesar datang dari penjualan emas senilai 69 persen atau setara dengan Rp 6,41 triliun. Seiring tingginya pertumbuhan permintaan emas sepanjang 2020, perusahaan fokus memperkuat basis pelanggan logam mulia di pasar domestik.
Pada semester I-2020, segmen operasi logam mulia dan pemurnian mencatatkan laba usaha sebesar Rp 495,16 miliar dengan volume penjualan emas mencapai 7.915 kilogram. Capaian laba usaha segmen operasi logam mulia dan pemurnian pada semester I-2020 tersebut tumbuh sebesar 111 persen dibandingkan capaian pada semester I-2019.
Pertumbuhan itu sejalan dengan pengembangan pasar produk logam mulia Antam di pasar domestik serta strategi efisiensi biaya operasi yang optimal. Hingga 9 Agustus 2020 terjadi peningkatan sebesar 150 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Perusahaan produsen emas berupaya memanfaatkan peluang pasar ini dengan memproduksi logam mulia mini berukuran 0,1 gram. Chief Financial Officer PT Hartadinata Abadi Tbk Deny Ong mengatakan, permintaan masyarakat terhadap logam mulia cukup tinggi. Ini yang mendorong harga emas tinggi dan menjadi salah satu penopang kinerja positif perusahaan di tengah pandemi Covid-19.
Oleh karena itu, perseroan sedang mengembangkan produk logam mulia sampai ke pecahan kecil, yakni 0,1 gram-100 gram. ”Tujuannya untuk memenuhi permintaan semua kalangan masyarakat yang ingin berinvestasi di logam mulia,” katanya.