JAKARTA, KOMPAS — Akses pasar usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM diperluas dengan cara dibantu masuk ke ekosistem digital. Selain itu, pelaku UMKM juga didukung untuk menggarap peluang pasar ekspor.
”Digitalisasi penting bagi UMKM agar dapat mengakses pasar yang lebih luas,” kata Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki, Rabu (19/8/2020), pada peluncuran E-Brochure dan peresmian Sekolah Ekspor di Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Smesco) yang berlangsung secara virtual.
Brosur elektronik dinilai lebih memudahkan UMKM yang belum siap berjualan di laman perdagangan secara elektronik atau e-dagang. Pengalaman membuktikan, pelatihan dan edukasi bagi UMKM untuk masuk ke ekosistem digital tidak mudah dan membutuhkan proses serta waktu.
”Pengalaman melakukan pelatihan, pendampingan, dan edukasi terhadap UMKM agar on boarding di platform digital itu tingkat kegagalannya tinggi. Mereka yang berhasil cuma 4-10 persen,” kata Teten.
UMKM belum dapat berjualan di platform digital, antara lain, karena keterbatasan kapasitas produksi. Kondisi ini menyulitkan UMKM ketika tiba-tiba mendapat permintaan dalam jumlah besar.
Selain itu, berkompetisi di pasar dalam jaringan memerlukan strategi pemasaran tertentu, termasuk menghadapi persaingan dengan merek-merek besar.
”Kami mencoba membikin alternatif bagi UMKM untuk berjualan menggunakan e-brochure,” kata Teten.
Berdasarkan data Kemenkop UKM, peran UMKM di Indonesia selama ini baru sekitar 14,5 persen terhadap ekspor nasional. Sebagai perbandingan, peran produk ekspor UMKM terhadap ekspor nasional di Malaysia lebih dari 20 persen, Thailand 35 persen, Jepang 55 persen, Korea Selatan 60 persen, dan China 70 persen.
Ada sekitar 64 juta UMKM di Indonesia per akhir 2018. Jumlah itu sekitar 99,99 persen dari jumlah usaha di Indonesia.
Kami mencoba membikin alternatif bagi UMKM untuk berjualan menggunakan e-brochure,
Baca juga: Pemerintah dan BUMN Wajib Belanja Produk UMKM
Direktur Utama Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Smesco) Kemenkop UKM Leonard Theosabrata menambahkan, selama ini Smesco menggelar serangkaian pelatihan bagi UMKM. Video pelatihan brosur elektronik sebagai bagian dari rangkaian seri pelatihan yang diadakan di Smesco Indonesia telah dibagikan.
”Umpan balik dari UMKM ini dirasa cukup mudah dipakai dan berguna karena platformnya tersambung ke Whatsapp,” kata Leonard.
Ekspor
Sementara itu, Kepala Sekolah Ekspor Handito Joewono menuturkan, muncul animo luar biasa dari kalangan UMKM dan perguruan tinggi untuk dapat melakukan ekspor.
”Sekolah ekspor ini adalah sekolah lapangan untuk ekspor. Dari target awal pendaftar yang 1.000 orang, per pagi tadi sudah 1.600 lebih yang mendaftar untuk ikut program pelatihan ekspor,” kata Handito.
Sekitar 40 persen dari 1.600 lebih pendaftar adalah UMKM. Pendaftar tidak hanya dari Indonesia, tetapi juga dari diaspora, termasuk mahasiswa Indonesia, yang berada di luar negeri.
Terkait dengan dukungan pembiayaan, realisasi penyaluran pinjaman atau pembiayaan kepada koperasi dalam program pemulihan ekonomi nasional melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) per 18 Agustus 2020 mencapai Rp 582 miliar. Realisasi ini setara 58,2 persen dari pagu anggaran Rp 1 triliun yang ditetapkan pemerintah melalui saluran tersebut.
Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo melalui siaran pers, Rabu (19/8/2020), menyampaikan, dana pemulihan ekonomi nasional senilai Rp 1 triliun tersebut ditargetkan sudah tersalurkan semuanya paling lambat pada September 2020. ”Pelaku koperasi dan UMKM, dengan stimulus tersebut, diharapkan dapat memiliki kecukupan modal usaha sehingga produktivitasnya meningkat,” ujar Supomo.