Produk emas dan logam mulia tetap diminati di tengah pandemi Covid-19. Emas masih dipercaya sebagai instrumen investasi sekaligus simpanan jangka pendek.
Oleh
BM Lukita Grahadyarini
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pandemi Covid-19 yang berimbas pada pelemahan ekonomi justru mendorong sebagian masyarakat berinvestasi atau menabung, salah satunya dalam bentuk logam mulia. Perusahan produsen emas berupaya memanfaatkan peluang pasar ini dengan memproduksi logam mulia mini berukuran 0,1 gram.
Chief Financial Officer PT Hartadinata Abadi Tbk Deny Ong mengatakan, permintaan masyarakat terhadap logam mulia cukup tinggi. Ini yang mendorong harga emas tinggi dan menjadi salah satu penopang kinerja positif perusahaan di tengah pandemi Covid-19.
Oleh karena itu, perseroan sedang mengembangkan produk logam mulia sampai ke pecahan kecil, yakni 0,1 gram-100 gram. ”Tujuannya untuk memenuhi permintaan seluruh kalangan masyarakat yang ingin berinvestasi di logam mulia,” ujarnya dalam paparan publik secara virtual di Jakarta, Rabu (12/8/2020).
Perseroan sedang mengembangkan produk logam mulia sampai ke pecahan kecil, yakni 0,1 gram-100 gram. Tujuannya untuk memenuhi permintaan seluruh kalangan masyarakat yang ingin berinvestasi di logam mulia.
Pendapatan tersebut ditopang kenaikan harga emas, peningkatan penjualan kepada pedagang grosir sebesar 7 persen, dan kenaikan penjualan dari toko sebesar 19,2 persen.
Chief Executive Officer PT Hartadinata Abadi Tbk Sandra Sunanto menambahkan, logam mulia tetap diminati meskipun harga emas naik. Oleh karena itu, perusahaan tidak hanya fokus pada perhiasan, tetapi juga menggarap pasar potensial logam mulia dengan ukuran (gramasi) kecil.
”Kami menargetkan kontribusi penjualan logam mulia mencapai 25 persen dari total penjualan tahun ini,” katanya.
Hingga akhir 2020, PT Hartadinata Abadi Tbk menargetkan penjualan sebesar Rp 4 triliun dan laba bersih Rp 170 miliar atau naik dibandingkan pendapatan tahun sebelumnya sebesar Rp 3,24 triliun dan laba bersih Rp 150,25 miliar. Strategi yang ditempuh antara lain penetrasi pasar secara daring dan luring.
Tahun ini, perseroan akan menambah lima gerai toko, antara lain di Tangerang, Sidoarjo, Palembang, dan Surabaya. Jumlah toko emas ditargetkan meningkat dari 49 toko tahun ini menjadi 100 toko pada 2021. Selain itu, pengembangan produksi logam mulia dengan pecahan 0,1 gram, serta perluasan anak usaha gadai emas.
Menurut Sandra, tren penjualan emas secara daring terus meningkat. Meski demikian, penjualan lewat toko juga tumbuh dan tetap menjadi jalur utama untuk penjualan perhiasan emas.
”Masyarakat Indonesia memiliki budaya lain, yaitu senang jual-beli perhiasaan. Maka, kami tetap fokus menambah gerai,” katanya.
Secara terpisah, Chairman dan Presiden Asosiasi Perencana Keuangan Indonesia (IARFC) Aidil Akbar menilai produk emas merupakan instrumen investasi yang memiliki likuiditas tinggi dan nilai intrinsik sehingga cocok untuk investasi jangka pendek ataupun jangka menengah dan panjang. Saat pandemi Covid-19, serta kondisi ekonomi yang melemah, masyarakat cenderung mencari instrumen investasi yang likuid dan memiliki wujud fisik, seperti perhiasan emas dan logam mulia.
Berbagai cara investasi emas, baik dengan membeli emas berukuran kecil, cicil emas, maupun menabung emas dengan rekening emas memberikan keleluasaan kepada investor membeli emas dengan ukuran pecahan lebih kecil. Produk emas berukuran kecil juga lebih menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
”Penjualan emas ukuran kecil ini merupakan sesuatu (tren) yang baik, dan bahkan seharusnya produsen emas mulai proaktif menjual emas dengan pecahan kecil,” katanya.
Penjualan emas ukuran kecil ini merupakan sesuatu (tren) yang baik, dan bahkan seharusnya produsen emas mulai proaktif menjual emas dengan pecahan kecil.
Meski demikian, Aidil mengingatkan agar investor tetap menghitung margin dari emas berukuran kecil. Semakin kecil ukuran produk emas yang dibeli, biaya premi yang dibayarkan semakin tinggi. Dicontohkan, margin dari investasi logam mulia rata-rata 6-8 persen per tahun sehingga harus diperhitungkan agar biaya premi tetap dapat memberikan margin yang sesuai.