Tingkat kepercayaan masyarakat untuk bepergian dan melakukan perjalanan dengan aman diyakini menjadi cara membangkitkan kembali sektor akomodasi serta makanan dan minuman serta transportasi yang terkontraksi dalam.
Oleh
BM Lukita Grahadyarini/C Anto Saptowalyono
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perjalanan domestik bisa menyokong pemulihan lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum. Namun, pemulihan bisnis ini mesti diawali dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat sebagai syarat mengembalikan kepercayaan masyarakat.
Jika merasa tidak aman, masyarakat tidak akan berlibur atau menjangkau daerah di luar tempat tinggalnya.
Perjalanan domestik diandalkan untuk memulihkan kinerja lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan-minum. Pada triwulan II-2020, lapangan usaha ini terkontraksi 22,02 persen atau anjlok dari triwulan I-2020 yang tumbuh 1,95 persen secara tahunan.
Data di laman Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, pertumbuhan lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum terjadi akibat jumlah wisatawan yang berkurang, penutupan tempat rekreasi dan hiburan, serta perubahan pola konsumsi masyarakat yang memilih memasak di rumah. Semua penyebab itu berkaitan dengan pandemi Covid-19.
”Untuk memulihkan bisnis akomodasi serta makanan dan minuman, perlu memulihkan kepercayaan masyarakat bahwa mereka bisa melakukan perjalanan liburan dengan aman. Selama protokol kesehatan diterapkan dengan ketat, risiko yang muncul dari perjalanan akan rendah,” kata Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Hariyadi Sukamdani, Kamis (6/8/2020), di Jakarta.
Menurut dia, lapangan usaha ini berkaitan dengan pergerakan masyarakat, baik untuk tujuan berlibur maupun bisnis. Selama pandemi Covid-19 yang diiringi pembatasan sosial berskala besar, perjalanan masyarakat berkurang. Daya beli masyarakat juga merosot sehingga permintaan berkurang.
Data BPS menunjukkan, pada triwulan II-2020 ada 482.650 kunjungan wisatawan mancanegara atau anjlok 87,81 persen secara tahunan.
Hariyadi optimistis masyarakat masih punya keinginan berlibur, tetapi tertahan akibat pandemi Covid-19.
Ia menambahkan, pada 2019, ada 275 juta kunjungan wisatawan domestik di Indonesia. Diharapkan, hingga akhir tahun ini, sekitar 30 persen dari jumlah kunjungan itu atau sekitar 82,5 juta kunjungan diharapkan terealisasi.
Masyarakat masih punya keinginan berlibur, tetapi tertahan akibat pandemi Covid-19.
Transportasi
Nasib serupa dialami lapangan usaha transportasi dan pergudangan. Pada triwulan II-2020, pertumbuhan sektor ini anjlok 30,84 persen secara tahunan. Kondisi ini berbalik dari triwulan I-2020 yang masih tumbuh 1,29 persen secara tahunan.
Kinerja yang buruk ini disebabkan pandemi Covid-19 yang membuat masyarakat mengurangi perjalanan.
Data yang dihimpun dari PT Angkasa Pura I (Persero), lalu lintas penumpang di 15 bandara AP I pada Juli 2020 sebanyak 1.363.912 orang atau tumbuh 110 persen dibandingkan dengan Juni 2020 yang hanya 648.567 orang.
Pada Juli 2020 ada 21.954 pergerakan pesawat atau tumbuh 57,4 persen dengan Juni 2020 yang 13.942 pergerakan. Adapun pergerakan kargo tumbuh 19,1 persen, yakni dari 30.558.928 kilogram (kg) pada Juni 2020 menjadi 36.407.584 kg pada Juli 2020.
"Peningkatan lalu lintas sejak dua bulan terakhir, sejak diterapkan masa adaptasi kebiasaan baru, semakin memupuk keyakinan dan optimisme bahwa sektor aviasi akan bangkit," kata Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi melalui siaran pers, Kamis.
Salah satu cara yang dilakukan Angkasa Pura I dalam meningkatkan rasa aman dan percaya masyarakat untuk bepergian di antaranya menyediakan fasilitas tes cepat Covid-19 di 11 bandara.
Peningkatan lalu lintas sejak dua bulan terakhir, sejak diterapkan masa adaptasi kebiasaan baru, semakin memupuk keyakinan dan optimisme bahwa sektor aviasi akan bangkit.
Peningkatan lalu lintas penerbangan juga terjadi di 19 bandara yang dikelola PT Angkasa Pura II (Persero). Pada Juli 2020 tercatat 1,52 juta penumpang atau meningkat 143 persen secara bulanan dan 21.431 pergerakan pesawat atau naik 65 secara bulanan.
”Pemulihan lalu lintas penerbangan di tengah pandemi telah berlangsung sejak pertengahan Juni,” kata Director of Operation and Service Angkasa Pura II Muhamad Wasid.
Di kelompok lapangan usaha transportasi dan pergudangan, angkutan udara terkontraksi paling dalam, yakni minus 80,23 persen secara tahunan. (LKT/CAS)