Gojek Menata Bisnis, GoLife dan GoFood Festival Dihentikan
Gojek melepaskan bisnis GoLife dan GoFood Festival. Dampaknya, sebanyak 430 orang diberhentikan. Gojek akan fokus pada bisnis logistik dan layanan belanja kebutuhan sehari-hari.
Oleh
M Paschalia Judith J
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pandemi Covid-19 membuat permintaan terhadap bisnis Gojek yang melibatkan kontak fisik menurun. Akibatnya, layanan bisnis tersebut dihentikan sehingga karyawan dan mitra yang terlibat pada bisnis itu tak lagi bekerja pada Gojek.
Lini bisnis Gojek yang dihentikan adalah GoLife, yang terdiri dari GoClean dan GoMassage, serta GoFood Festival. Dari dua lini bisnis ini, ada 430 karyawan yang terkena dampak pemutusan hubungan kerja. Keputusan penghentian layanan itu disampaikan melalui 16 sesi townhall meeting.
Menanggapi hal itu, Direktur Eksekutif Indonesia Information Communication Technology Institute Heru Sutadi berpendapat, ada dua sisi yang disoroti dalam pelepasan layanan GoLife dan GoFood Festival.
”Dari ’kaca mata’ aplikator, layanan yang tidak menghasilkan atau tidak tumbuh mesti dilepas. Di sisi lain, mitra (layanan terkait) terkena dampaknya,” katanya saat dihubungi, Rabu (24/6/2020).
Bagi ekosistem usaha rintisan di Tanah Air, pelepasan bisnis tersebut menjadi pelajaran penting dalam menetapkan target menjadi aplikasi super yang menyediakan layanan terlengkap bagi masyarakat. Usaha rintisan sebaiknya fokus pada layanan dengan permintaan yang tinggi.
Secara spesifik, Heru berpendapat, pelepasan layanan bisnis Gojek dapat menjadi alarm bagi aplikator-aplikator yang bergerak di lini yang sama. ”Misalnya, aplikator jasa bersih-bersih mesti memikirkan cara agar dapat menerapkan protokol kesehatan selama pandemi Covid-19. Keselamatan mitra saat memberikan jasa juga patut menjadi perhatian,” katanya.
Dampak PHK
Bagi 430 karyawan yang terkena dampak penghentian layanan, Gojek memberi pesangon sebesar minimal gaji empat pekan ditambah empat pekan gaji setiap tahun sesuai masa kerjanya. Gaji selama masa pemberitahuan pelepasan tersebut tetap dibayar penuh.
Gojek juga memperpanjang asuransi kesehatan bagi karyawan yang terkena dampak perampingan ini beserta keluarganya sampai dengan 31 Desember 2020. Dengan mempertimbangkan kesulitan mencari pekerjaan pada masa pandemi Covid-19, Gojek menyiapkan program outplacement bagi karyawan-karyawan tersebut.
Bagi mitra GoLife dan GoFood Festival yang terkena dampak, Gojek menyiapkan program peningkatan keterampilan berupa pelatihan dalam jaringan agar dapat menjadi bekal untuk memperoleh penghasilan tambahan. Gojek juga memberi program bantuan dana tunai untuk mitra aktif yang memenuhi kriteria.
Melalui surat elektronik yang ditulis dan dikirimkan secara internal perusahaan, Co-CEO Gojek Kevin Aluwi menyatakan permohonan maaf karena telah mengecewakan karyawan yang terdampak. Dia berkomitmen untuk membantu mereka dalam membangun karier.
Adapun Co-CEO Gojek Andre Soelistyo menyatakan kesediaan jajaran pimpinan Gojek untuk memberi referensi terkait pekerjaan dan karier bagi karyawan yang terkena dampak tersebut. ”Kami juga ingin memastikan keputusan pengurangan karyawan ini merupakan satu-satunya yang kami lakukan di tengah situasi Covid-19,” katanya.
Ditegaskan, masyarakat masih bisa mengakses layanan GoLife hingga 27 Juli 2020. Nantinya, bisnis Gojek akan fokus pada bisnis logistik yang tumbuh 80 persen sejak awal pandemi serta layanan belanja kebutuhan sehari-hari yang telah naik dua kali lipat.
Masyarakat masih bisa mengakses layanan GoLife hingga 27 Juli 2020.