Perluas Realisasi Kampung Tangguh, Perkuat Pembatasan Sosial Berskala Mikro
Realisasi pembentukan kampung tangguh di Sidoarjo yang sebelumnya diprioritaskan pada zona merah diperluas ke desa-desa di zona oranye. Hal ini untuk membendung euforia warga di masa transisi normal baru.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Realisasi pembentukan kampung tangguh di Sidoarjo yang sebelumnya diprioritaskan pada zona merah diperluas ke desa-desa di zona oranye. Hal itu dilakukan untuk membendung euforia warga di masa transisi menuju normal baru yang berpotensi memicu ledakan jumlah kasus Covid-19.
Wakil Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sidoarjo Komisaris Besar Sumardji mengatakan, setelah berakhirnya masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di wilayahnya, pembentukan kampung tangguh tidak berhenti. Sebaliknya, pembentukan kampung tangguh yang sebelumnya menyasar desa dan kelurahan di zona merah sebaran Covid-19 semakin diperluas.
”Desa dan kelurahan yang berada di zona oranye sebaran Covid-19 juga didorong segera membentuk kampung tangguh. Itu untuk menyukseskan upaya pembatasan sosial berskala mikro yang berbasis pada lingkup desa, bahkan rukun warga dan rukun tetangga,” ujar Sumardji, Rabu (10/6/2020).
Berdasarkan catatan Kompas, sejak berakhirnya masa PSBB, Senin (8/6/2020), hingga kini sudah ada tujuh kampung tangguh baru yang terbentuk. Tujuh kampung tangguh itu empat di antaranya di Kecamatan Gedangan yakni Desa Karangbong, Tebel, Sawotratap, Semambung. Tiga lainnya di Desa Kepatihan, Kecamatan Tulangan, serta Desa Bluru Kidul dan Pagerwojo, Kecamatan Sidoarjo.
Desa dan kelurahan yang berada di zona oranye sebaran Covid-19 juga didorong segera membentuk kampung tangguh. Itu untuk menyukseskan upaya pembatasan sosial berskala mikro yang berbasis pada lingkup desa, bahkan rukun warga dan rukun tetangga.
Pembentukan kampung tangguh yang didirikan setelah berakhirnya masa PSBB ini menambah jumlah yang sudah ada sebelumnya. Total kampung tangguh yang sudah terbentuk hingga saat ini sekitar 80 dan tersebar di beberapa kecamatan. Realisasi kampung tangguh ini akan terus diperluas dengan menyasar seluruh desa dan kelurahan di Sidoarjo sebanyak 349 yang tersebar di 18 kecamatan.
Setelah memutuskan tidak memperpanjang masa PSBB yang diberlakukan sejak 28 April lalu, Pemkab Sidoarjo memilih menerapkan transisi menuju normal baru. Selama masa transisi ini tidak ada pelonggaran penerapan protokol kesehatan. Sebaliknya, penerapan justru semakin diperketat di semua lini kehidupan.
Hal itu dilakukan karena berdasarkan kajian epidemilogi, Sidoarjo belum memenuhi syarat untuk menerapkan normal baru. Salah satunya, jumlah kasus terkonfirmasi positif terus bertambah setiap harinya. Angka reproduksi efektif Covid-19 masih tinggi, yakni 1,48 atau jauh di atas syarat normal baru yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di bawah 1.
Agar tidak terjadi lonjakan kasus terkonfirmasi positif di masa transisi, penerapan protokol kesehatan yang ketat tidak bisa ditawar. Namun, karena pembatasan sosial berskala besar tidak diperpanjang, pemerintah daerah akhirnya memutuskan melakukan pembatasan sosial berskala mikro. Ruang lingkup pembatasan berskala mikro ini adalah desa, bahkan lingkungan RW atau RT.
Pemeriksaan di desa
Titik pemeriksaan yang sebelumnya didirikan di jalan protokol dan di perbatasan kabupaten dialihkan ke desa-desa, bahkan RW. Agar bisa menerapkan pembatasan sosial berskala mikro, pemerintah memilih mengembangkan konsep kampung tangguh. Konsep ini mendorong warga menjadi masyarakat yang tangguh di berbagai bidang, seperti bidang kesehatan, ketertiban, dan ekonomi.
”Dengan konsep kampung tangguh, tidak hanya pembatasan sosial berskala mikro yang bisa diterapkan. Harapannya, warga lebih teredukasi menjalankan pola hidup sehat serta disiplin menerapkan protokol kesehatan dalam kehidupan keseharian,” kata Pelaksana Tugas Bupati Sidoarjo Nur Achmad Syaifuddin.
Nur Achmad berjanji memberikan penguatan anggaran kepada desa yang sudah membentuk kampung tangguh. Syaratnya, masyarakat harus bersungguh-sungguh mengimplementasikan konsep tersebut dalam berbagai bidang kehidupan, terutama untuk memerangi sebaran virus korona galur baru penyebab Covid-19.
Kepala Desa Bluru Kidul Tri Prasetyono mengatakan, keberadaan kampung tangguh di desanya tidak hanya menggelorakan semangat melawan Covid-19. Menurut dia, kampung tangguh mampu memupuk semangat kebersamaan dan gotong royong. Stigma negatif terhadap penderita Covid-19 juga mulai terkikis, bahkan warga dengan suka rela membantu mereka yang tengah melakukan isolasi mandiri agar segera sembuh.
Mulai menggeliat
Sementara itu, moda angkutan darat terutama yang melayani rute antarkota antarprovinsi di Jatim perlahan mulai beroperasi. Apabila pada hari pertama, Selasa (9/6/2020), situasi masih sepi, kini mulai bergeliat. Armada bus yang beroperasi mulai meningkat seiring mengalirnya para penumpang ke Terminal Purabaya Surabaya.
Berdasarkan pantauan Kompas, Rabu, beberapa penumpang mulai berdatangan ke terminal sejak pagi. Petugas dari Dinas Perhubungan Surabaya tampak memeriksa suhu tubuh penumpang dan menanyakan tujuan keberangkatan. Ada penumpang yang memiliki dokumen perjalanan, seperti surat keterangan sehat atau hasil pemeriksaan Covid-19, tetapi banyak juga yang tidak.
Kepala UPT Terminal Purabaya Surabaya Imam Hidayat mengatakan, pihaknya memberlakukan pembatasan penumpang maksimal 50 persen dari kapasitas angkutan. Selain itu, seluruh kru, seperti pengemudi, kondektur, dan kernet, diwajibkan menunjukkan surat keterangan sehat. Perusahaan Otobus juga diwajibkan menyemprotkan disinfektan terhadap armada yang akan dioperasikan.
Adapun sejumlah armada bus antarkota antarprovinsi yang beroperasi, antara lain, bus tujuan Semarang, Yogyakarta, dan Solo. Sementara bus antarkota dalam provinsi yang beroperasi, antara lain, tujuan Kediri, Tulungagung, Trenggalek, Bojonegoro, Malang, dan Blitar.
Seiring mulai bergeliatnya moda angkutan darat, para pedagang makanan dan minuman juga mulai membuka gerainya di terminal. Pedagang asongan terlihat mulai berjualan meski jumlahnya masih sangat sedikit.