Nasi Bungkus yang Dibagikan Langsung ke Penerima Terjamin Kualitasnya
Pemberian nasi bungkus atau nasi kotak kepada warga yang kesulitan mencari penghasilan sejak virus korona menyebar di Kota Surabaya semakin banyak, termasuk Pemkot Surabaya, sehingga makanan terjamin kualitasnya.
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surabaya setiap hari menyiapkan sekaligus mengantartkan langsung nasi kotak kepada penerima secara langsung. Penerima nasi kotak antara lain orang dalam pemantauan (ODP) bersama keluarganya, pasien dalam pengawasan (PDP) sekaligus keluarganya, tenaga kesehatan, petugas kebersihan, serta yang masuk tim penanganan Covid-19 Kota Surabaya.
Membagikan langsung nasi bungkus atau nasi kotak juga dilakukan oleh banyak perusahaan, organisasi masyarakat, partai politik, serta tempat ibadah dan sudah berlangsung sejak pertengahan Maret 2020.
Yang memasak serta mengolah makanan dan minuman penambah stamina semua dikerjakan oleh pegawai di lingkungan Pemkot Surabaya, dilakukan secara bergiliran.
Pemkot Surabaya bahkan sudah membuka dapur umur, yang berfungsi mengolah makanan, membuat minuman penambah stamina pokak, serta sebagai posko penerimaan berbagai bantuan dari masyarakat.
”Yang memasak serta mengolah makanan dan minuman penambah stamina semua dikerjakan oleh pegawai di lingkungan Pemkot Surabaya, dilakukan secara bergiliran,” kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di Taman Surya, Minggu (3/5/2020).
Nasi kotak yang dibagikan setiap hari tak kurang dari 3.000 kotak. Nasi kotak biasanya diantarkan langsung kepada penerima bersama sebotol pokak 600 mililiter, telor rebus, serta vitamin atau roti kering. Tambahan berupa vitamin dan roti kering disertakan jika pemkot mendapat bantuan dari banyak pihak, yang sampai hari ini terus berdatangan dan diantar langsung ke balai kota.
Nasi kotak berikut minuman dan telur setiap hari langsung diantar oleh petugas dari kelurahan setempat kepada penerima, terutama yang berstatus ODP, PDP dan orang tanpa gejala (OTG).
Baca juga: Dapur Umum Surabaya Tak Sekadar Mengolah Minuman Penambah Stamina
Pembagian nasi bungkus juga dilakukan Tim Covid-19, Gereja Katolik Roh Kudus Surabaya. Menurut Koordinator Tim Covid-19, Paroki Roh Kudus Surabaya, Lusia Yekti, untuk aksi nasi bungkus sudah dilakukan sejak Selasa (14/4/2020).
Sejak dimulai pembagian hingga 30 April 2020, sudah tersalurkan sebanyak 2.557 nasi bungkus, yang seluruhnya merupakan sumbangan dari umat. Nasi bungkus juga diolah atau dimasak oleh pelaku usaha mikro, kecil menengah (UMKM) yang juga umat di paroki ini, sehingga kualitas dan kebersihan benar-benar bisa dijamin. Setipa hari paling tidak 300 nasi bungkus dibagikan kepada warga.
Mendatangi penerima
Pembagian nasi bungkus yang direncanakan berlangsung hingga 22 Mei 2020, diberikan kepada petugas kebersihan di tempat pembuangan sampah, pengemudi ojek online (dalam jaringan), penarik becak, dan pengemudi angkutan barang.
“Tim dibagi dua yakni satu di pinggir jalan sekitar gereja, dan tim lain mencari penerima dengan mendatangi tempat pembuangan sampah, penarik becak serta pengemudi angkutan barang dan tukang parkir,” kata Lusia Yekti.
Baca juga: Bantuan Bahan Pokok untuk 250.000 Keluarga Terdampak di Surabaya
Khusus selama bulan Ramadhan, pembagian nasi bungkus melibatkan rukun warga (RW) dan masjid di sekiatr Rungkut dan Gunung Anyar. Sejak Mei, penyaluran nasi bungkus dilakukan sore hari pada Senin, Rabu, dan Jumat.
Terus menyalurkan nasi bungkus atau nasi kotak juga dilakukan Pandu Mumtaz (40), pelaku usaha katering di Sidoarjo. Paling tidak setiap hari 50-100 nasi bungkus/kotak dibagikan kepada yang paling berhak menikmati, yakni pengemudi angkutan umum, pengemudi ojek daring, juga penarik becak.
”Nasi bungkus/kotak yang kami bagikan setiap hari merupakan sumbangan dari banyak teman, saya memasak sekaligus membagikan. Setiap nasi bungkus harganya Rp 10.000 dan nasi kotak Rp 15.000,” kata pemilik berbagai usaha Mumtaz Group ini.
Pembagian nasi bungkus/nasi kotak berasal dari Dana Mumtaz Peduli yang terdiri dari donatur langsung atau pelanggan Mumtaz Grup. Mumtaz Peduli bukan cuman memberi ikan, seperti berbagi nasi bungkus/kotak, tetapi juga menyantuni anak yatim, mengajak piknik anak yatim, serta membatu alat pelindung diri bagi tenaga medis saat mewabahnya virus korona.
Salah satu lokasi strategis pembagian bantuan berupa bahan kebutuhan pokok, nasi bungkus, nasi kotak, atau sekadar takjil dan untuk berbuka puasa berada di Jalan Raya Gubeng. Sejak virus korona menyebar, hampIr setiap hari banyak pengayuh becak, pengemudi ojolm, atau pekerja bangunan menunggu di pinggir jalan dalam jarak 200 meter. Mereka biasa parkir di lokasi dari siang hingga sore menjelang waktu berbuka puasa.