Harga Minyak Dunia yang Anjlok Bisa Kurangi Defisit
Harga minyak anjlok, defisit bisa lebih terkendali.
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Bank Indonesia memperkirakan penerimaan pajak akan menurun seiring dengan penurunan harga minyak dunia. Namun, sisi baiknya, kebutuhan anggaran untuk pengeluaran yang berkaitan dengan komoditas minyak berkurang. Dengan demikian, tidak semakin memperlebar defisit anggaran.
Gubernur BI Perry Warjiyo menilai, harga minyak dunia yang murah dapat berdampak pada berkurangnya defisit neraca perdagangan migas. Rentetan dari dampak tersebut juga bisa berefek positif pada neraca transaksi pembayaran dan perekonomian domestik secara keseluruhan.
”Harga minyak mentah dunia saat ini berada di bawah 20 dollar AS per barel, jauh di bawah asumsi pemerintah saat ini yang sebesar 38 dollar AS per barel. Hal ini bagus, akan memengaruhi transaksi berjalan dan neraca perdagangan,” kata Perry di Jakarta, Rabu (22/4/2020).
Posisi Indonesia sebagai importir minyak membuat harga minyak yang berada di bawah asumsi secara otomatis mengurangi defisit neraca perdagangan migas. Selama ini, defisit perdagangan migas juga memiliki kontribusi yang besar terhadap defisit neraca pembayaran.
Kendati tidak mau banyak berkomentar terkait dampak penurunan harga minyak dunia terhadap penerimaan anggaran, menurut Perry, secara logis penerimaan pajak akan menurun seiring dengan penurunan harga minyak. Sisi positifnya, kondisi ini membuat kebutuhan pengeluaran anggaran juga berkurang.
Sementara itu, Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengingatkan, harga minyak dunia yang anjlok berpotensi mengancam bisnis perbankan dan mendorong peningkatan kredit macet (non-performing loan/NPL).
”Penurunan harga komoditas dan melambatnya perekonomian secara keseluruhan bakal mendorong kenaikan NPL sekaligus akan mengurangi permintaan kredit. Sementara di sisi bank juga akan menjadi lebih berhati-hati menyalurkan kredit,” ujarnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, defisit neraca perdagangan migas pada Januari-Maret 2020 sebesar 3,046 miliar dollar AS.
Bank juga akan menjadi lebih berhati-hati menyalurkan kredit.