Berbagai kalangan bahu-membahu untuk meringankan beban masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19. Salah satu caranya adalah dengan memberikan donasi pembayaran listrik. Sederhana, tapi mengena.
Oleh
ARIS PRASETYO
·3 menit baca
Pandemi Covid-19 menghantam semua sendi dan sektor kehidupan. Nyaris tak ada yang tidak terkena dampaknya. Kehilangan pelanggan, pendapatan berkurang, sampai menjadi korban pemutusan hubungan kerja. Beruntung, di tengah situasi yang buruk ini, masih ada sekelompok orang yang memiliki kesadaran berbagi untuk meringankan beban mereka yang tak beruntung akibat pandemi Covid-19.
”Kenapa donasi listrik? Pembayaran tagihan listrik adalah biaya tetap yang harus keluar setiap bulan. Bagaimana dengan mereka yang tak mampu membayar tagihan listrik karena belanja sembako lebih mendesak? Itulah alasan kami,” kata pendiri Yayasan Cinta Anak Bangsa, Veronica Colondam, dalam sebuah webinar, Rabu (22/4/2020).
Veronica bersama rekan-rekannya dari berbagai latar belakang dan komunitas membuat usul yang tak lazim. Di tengah banyak gerakan kemanusiaan mengatasi pandemi Covid-19, seperti pembagian bahan kebutuhan pokok atau sembako, pembuatan alat pelindung diri, penyemprotan disinfektan, maupun donasi masker, mereka membuat sebuah gerakan baru: donasi untuk membayar tagihan listrik masyarakat yang terdampak Covid-19.
Selain soal akurasi penyaluran donasi, cara penyalurannya pun lebih mudah dan aman. Tak ada kontak sosial.
Veronica menggandeng PT Glotech Prima Vista. Perusahaan ini bergerak di bidang teknologi finansial (tekfin) peer to peer lending yang berdiri sejak 2018. Dalam kerja sama donasi pembayaran tagihan rekening listrik, masyarakat yang berminat mengajukan diri untuk mendapat donasi harus mendaftar ke laman milik Glotech Prima Vista.
”Penyaluran donasi akan dilakukan secara digital dan bekerja sama dengan OVO. Donasi disalurkan ke rekening OVO calon penerima untuk pembayaran tagihan rekening listrik pascabayar mereka,” kata CEO Glotech Prima Vista, Jennifer Claudia.
Kembali ke sasaran donasi, Veronica mengungkapkan alasan kenapa donasi pembayaran tagihan rekening listrik menjadi pilihan. Selain soal akurasi penyaluran donasi, cara penyalurannya pun lebih mudah dan aman. Tak ada kontak sosial. Ini berbeda dengan penyaluran bantuan sembako yang harus mendatangi rumah warga satu per satu.
Veronica dan rekan-rekannya membuat kategori calon penerima donasi, yaitu pelanggan listrik rumah tangga golongan 900 volt ampere (VA) dan 1.300 VA. Kedua kelompok ini adalah pelanggan listrik nonsubsidi. Kenapa yang nonsubsidi harus diberi donasi?
”Sebagian dari mereka turut terdampak Covid-19, terutama yang ada di kota-kota besar. Sebagian adalah pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Tentu alokasi belanja untuk pembayaran tagihan rekening listrik menjadi sangat berarti di tengah pandemi,” ujar Veronica.
Mereka menargetkan penerima donasi bisa mencapai 100.000 pelanggan listrik dari golongan tersebut. Jumlah donasi maksimum yang disalurkan adalah Rp 100.000 per pelanggan. Rinciannya adalah 40.000 pelanggan pelaku usaha UMKM dan 60.000 pelanggan masyarakat umum.
PLN sangat mengapresiasi gerakan ini. Kami berharap gerakan ini menginspirasi gerakan lainnya untuk turut membantu meringankan beban mereka yang terdampak pandemi.
Syarat pendaftarannya tak rumit. Pelanggan menyerahkan identitas diri, nomor telepon, dan nomor identitas pelanggan listrik PT Perusahaan Listrik Negara (Persero). PLN akan digandeng untuk validasi data, termasuk besaran pembayaran rekening listrik calon penerima donasi.
”PLN sangat mengapresiasi gerakan ini. Kami berharap gerakan ini menginspirasi gerakan lainnya untuk turut membantu meringankan beban mereka yang terdampak pandemi,” ujar Senior Executive Vice President Bisnis dan Pelayanan Pelanggan PLN Yuddy Setyo Wicaksono.
Sebelumnya, pemerintah juga telah memberikan insentif bagi pelanggan listrik rumah tangga golongan 450 VA dan 900 VA tidak mampu. Mulai bulan ini sampai Juni, golongan 450 VA digratiskan dari tagihan rekening listrik, sedangkan golongan 900 VA diberi diskon 50 persen. Total pelanggan yang menerima insentif tersebut tercatat 31 juta pelanggan.
Mengenai pemberian insentif yang lebih luas, menurut Direktur Jenderal Ketenagalistrikan pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Rida Mulyana, pemerintah tengah mengkaji untuk segmen pelanggan yang lain. Segmen pelanggan yang sedang dalam kajian adalah UMKM atau sektor industri yang berorientasi ekspor. Pihaknya juga terus menjaring masukan dari berbagai pihak terkait pemberian insentif tarif listrik tersebut.
”Tidak ada yang tahu kapan pandemi ini berlalu. Kami hanya menyiapkan rencana mitigasinya di sektor ketenagalistrikan, termasuk mengkaji dampaknya bagi sektor UMKM dan industri yang berorientasi ekspor. Hanya saja, insentif ini diprioritaskan bagi masyarakat miskin terlebih dahulu,” kata Rida dalam konferensi pers daring, Rabu (1/4/2020), di Jakarta.