Menteri yang membidangi energi pada negara anggota G-20 berkomitmen mewujudkan pasar energi yang stabil. Indonesia melarang penghentian aktivitas hulu migas di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung.
Oleh
ARIS PRASETYO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Negara-negara yang tergabung dalam G-20 berkomitmen mewujudkan pasar energi yang stabil di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung. Pasar energi global sedang menghadapi tantangan berat di tengah pandemik, yakni kemerosotan harga minyak mentah yang turut menekan pertumbuhan ekonomi dunia.
Indonesia berkomitmen terlibat aktif untuk menghadapi tantangan global di tengah pademi Covid-19. Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, pasokan energi yang aman dan stabil dapat membantu memulihkan kondisi ekonomi global yang saat ini sedang lesu.
Ia juga mengatakan bahwa pengembangan energi terbarukan menjadi kunci bagi ketahanan energi di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung. Berbagai jenis energi patut dipertimbangkan penggunaannya dalam situasi seperti sekarang ini.
Pengembangan energi terbarukan jadi kunci ketahanan energi di tengah pandemi Covid-19.
”Indonesia sangat ingin berkolaborasi secara global untuk memulihkan ekonomi dunia dan mengurangi dampak pandemik Covid-19 serta mengembalikan stabilitas pasar energi global,” kata Arifin dalam keterangan resmi, Sabtu (11/4/2020).
Pernyataan Arifin tersebut disampaikan seusai mengikuti pertemuan menteri-menteri yang membidangi energi di G-20 secara daring pada Jumat (10/4/2020) malam. Permintaan energi yang anjlok dan pasar energi yang tak stabil menjadi salah satu pembahasan utama pada pertemuan itu. Pertemuan tersebut dipimpin Raja Salman bin Abdulazis al-Saud selaku Ketua G-20.
Pasar energi global, khususnya harga minyak mentah dunia, menghadapi tekanan berat sejak pandemi Covid-19 melanda banyak negara di dunia.
Harga minyak mentah bahkan menyentuh level 20 dollar AS pada pekan terakhir Maret 2020 setelah mengawali harga pada awal tahun sebesar 65 dollar AS per barel. Mengutip Bloomberg, harga minyak mentah jenis Brent saat berita ini ditulis adalah 31 dollar AS per barel.
Tidak boleh berhenti
Di dalam negeri, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto menyerukan agar kegiatan hulu migas di Indonesia tidak boleh berhenti di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung. Pernyataan itu disampaikan untuk merespons permintaan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) hulu migas yang menginginkan penghentian operasi di lapangan.
”Industri hulu migas selalu menjunjung tinggi kesehatan dan keselamatan kerja. Pandemi Covid-19 harus dicermati secara hati-hati. Namun, kita tidak harus menghentikan kegiatan dan wajib melakukan pencegahan,” ujar Dwi dalam keterangan resmi.
Industri hulu migas menjadi nadi perekonomian nasional sehingga harus terus dijaga agar tetap berjalan.
Di Indonesia, pandemi Covid-19 dilaporkan berdampak langsung pada aktivitas hulu migas. Dampak tersebut berupa turunnya permintaan minyak dan gas bumi serta terhambatnya operasi di lapangan. Pergerakan pekerja, peralatan kerja, ataupun pengangkutan minyak menjadi molor.
”Kegiatan hulu migas tidak saja berperan sebagai salah satu sumber penerimaan negara, tetapi sekaligus menjadi penggerak ekonomi nasional lewat dampak ganda yang ditimbulkan. Industri hulu migas menjadi nadi perekonomian nasional sehingga harus terus dijaga agar tetap berjalan,” ucap Dwi.
Kemerosotan harga minyak mentah dunia turut menyeret harga minyak Indonesia (ICP) jatuh lebih rendah. Untuk periode Maret, yang ditetapkan pada bulan berikutnya, harga minyak Indonesia menjadi 34,23 dollar AS per barel. Harga tersebut jauh lebih rendah daripada periode Februari 2020 yang sebesar 57,18 dollar AS per barel.