Jiwasraya Diuntungkan Pembentukan ”Holding” Asuransi dan Penjaminan
Perusahaan induk asuransi dan penjaminan BUMN dapat menghindari konflik kepentingan antar-BUMN sektor asuransi sosial dan dana pensiun. ”Holding” ini juga jadi sentimen positif bagi investor untuk masuk ke Jiwasraya.
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Keputusan pemerintah menunjuk PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) sebagai induk usaha badan usaha milik negara bidang asuransi dan penjaminan dinilai positif. Kepastian adanya perusahaan induk menjadi sentimen positif bagi investor yang menunggu waktu tepat untuk masuk ke PT Asuransi Jiwasraya (Persero).
Selasa lalu, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah memastikan PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) sebagai induk BUMN Asuransi dan penjaminan. Penunjukkan ini bertujuan memperkuat dan menumbuhkan industri jasa asuransi dan penjaminan di Tanah Air.
Pengamat asuransi Irvan Rahardjo, Rabu (1/4/2020), menilai. pemilihan Bahana sebagai induk perusahaan asuransi dan penjaminan tepat karena perusahaan ini bergerak di bidang sekuritas. Bahan juga berpengalaman dan menguasai metode teknis, seperti proses akuisisi, merger, divestasi, dan teknik keuangan.
”Bahana memang pilihan pemerintah paling logis karena menguasai sektor keuangan terutama pencarian likuiditas seperti penerbitan surat utang atau medium term note, yang bermanfaat untuk menyelamatkan Jiwasraya,” ujarnya saat dihubungi Kompas dari Jakarta.
Menurut Irvan, penunjukan Bahana sebagai perusahaan induk asuransi dan penjaminan BUMN itu juga dapat menghindari konflik kepentingan antarsesama BUMN yang memiliki bisnis utama asuransi sosial dan dana pensiun. Selain itu, keputusan resmi adanya perusahaan induk memberikan kepastian bagi investor yang ingin membeli saham anak usaha Jiwasraya, yaitu Jiwasraya Putra.
”Apalagi investor sudah lama menunggu proses due diligence (uji kelayakan) Jiwasraya Putra. Selesainya proses holding dan penunjukan Bahana sebagai induk sangat berarti dan ditunggu oleh nasabah Jiwasraya,” ujarnya.
Keputusan resmi adanya perusahaan induk memberikan kepastian bagi investor yang ingin membeli saham anak usaha Jiwasraya, yaitu Jiwasraya Putra.
Sebagai perusahaan induk, Bahana Pembinaan Usaha Indonesia akan beranggotakan PT Asuransi Jasa Raharja, PT Asuransi Jasa Indonesia, PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo), dan PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo), serta anak-anak usaha perusahaan-perusahaan milik negara itu.
Perusahaan induk yang telah direncanakan sejak 2018 itu telah melewati berbagai kajian dan mendapat kekuatan hukum tetap melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 20 Tahun 2020 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan. PP ini telah ditandatangani Presiden Joko Widodo pada 16 Maret 2020.
Selain itu, juga telah diterbitkan Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor 146/KMK.06/2020 tentang Penetapan Nilai Penambahan Penyertaan Modal Negara RI ke dalam Modal Saham Bahana Pembinaan Usaha Indonesia, yang ditandatangani oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani pada 26 Maret 2020.
Direktur Utama Bahana Pembinaan Usaha Indonesia Robertus Billitea menyatakan, perusahaan akan menjalankan amanat ini dengan berpedoman pada tata kelola perusahaan yang benar serta dengan penuh kehati-hatian sehingga industri asuransi dan penjaminan bisa memberikan kontribusi bagi perekonomian Indonesia.
Semua penyertaan modal negara berupa saham yang ada di setiap anak usaha holding asuransi dan penjaminan akan dialihkan ke perusahaan induk. Nilai totalnya diperkirakan Rp 60 triliun.
”Dalam waktu dekat, Bahana juga akan segera melaksanakan rapat umum pemegang saham luar biasa untuk menyusun rencana kerja dan anggaran perusahaan,” ujarnya.
Robertus berkomitmen agar Bahana Pembinaan Usaha Indonesia dapat menjalankan operasional perusahaan sesuai dengan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance/GCG) yang disepakati pemegang saham, yakni Kementerian BUMN dan OJK selaku regulator.
”Holding akan segera melakukan sinergi, efisiensi dan inovasi bisnis, operasional, teknologi dan produk atas semua anak perusahaan sehingga industri asuransi BUMN semakin kuat,’’ ujarnya.