Potongan harga untuk pelayanan barang dan jasa diyakini dapat meringankan beban badan usaha di sektor hulu migas Indonesia. Kejatuhan harga minyak mentah dunia membuat iklim investasi di sektor ini kian berat.
Oleh
ARIS PRASETYO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Badan usaha memberi potongan harga untuk pelayanan barang dan jasa di tengah kemerosotan harga minyak dunia. Badan usaha tersebut adalah PT Pertamina (Persero), PT Citilink Indonesia, PT Surveyor Indonesia (Persero), dan PT Superintending Company of Indonesia (Persero) atau Sucofindo.
Kerja sama ini diharapkan dapat menjaga investasi hulu minyak dan gas bumi tetap bergairah di tengah kelesuan harga minyak mentah.
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengoordinasi kerja sama antarbadan usaha tersebut. Kerja sama berlangsung selama lima tahun atau hingga 2025 dengan nilai penghematan mencapai Rp 3,5 triliun. Kerja sama serupa pernah dilakukan pada periode 2014-2019 dengan penghematan Rp 1,6 triliun.
”Kerja sama ini adalah salah satu usaha agar industri hulu migas nasional tetap efisien dan bergairah untuk meningkatkan produksi mereka. Hal ini sekaligus untuk mendukung target produksi minyak 1 juta barel per hari pada 2030,” kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam keterangan resmi, Selasa (31/3/2020).
Kerja sama ini sekaligus meningkatkan pemanfaatan produk-produk Pertamina dan mendorong penggunaan tingkat komponen dalam negeri.
Dalam kerja sama ini, Pertamina berkomitmen memasok bahan bakar minyak, minyak pelumas, dan produk petrokimia lainnya bagi kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) hulu migas Indonesia. Kepada mereka, Pertamina memberi potongan harga yang bervariasi, yang tergantung pada jumlah pembelian.
”Kerja sama ini sekaligus upaya meningkatkan pemanfaatan produk-produk Pertamina dan mendorong penggunaan tingkat komponen dalam negeri di sektor hulu migas,” kata Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati.
Adapun kerja sama dengan Citilink berupa pemberian potongan harga tiket pesawat sebesar 20 persen dan pemberian bagasi seberat 20 kilogram secara cuma-cuma. Diskon itu diberikan bagi calon penumpang SKK Migas ataupun KKKS di Indonesia. Berdasarkan catatan SKK Migas, penerbangan seluruh karyawan KKKS sepanjang 2019 sebanyak 184.221 unit.
”Kami berharap kerja sama ini bisa memperluas segmen konsumen Citilink di sektor industri migas mengingat area kerja industri ini tersebar di berbagai wilayah Indonesia,” ujar Direktur Utama Citilink Juliandra.
Untuk realisasi kontrak barang dan jasa oleh KKKS terkait penggunaan tingkat komponen dalam negeri (TKDN), Surveyor Indonesia dan Sucofindo memberikan potongan harga sedikitnya 5 persen. Manfaat lain dari kerja sama ini adalah proses pengajuan keabsahan penggunaan TKDN bakal dipercepat. Berdasarkan data 2019, pengeluaran seluruh KKKS di Indonesia untuk kewajiban verifikasi TKDN mencapai Rp 105,3 miliar.
Industri hulu migas global, termasuk di Indonesia, dibayangi kelesuan menyusul kemerosotan harga minyak mentah sejak merebaknya Covid-19. Pada awal 2020, harga minyak mentah dunia di level 65 dollar AS per barel. Namun, kini harga minyak mentah jenis Brent ada di level 22 dollar AS per barel. Kejatuhan harga ini disebabkan permintaan yang berkurang dan perang harga minyak yang dimotori Arab Saudi.
Investasi hulu migas Indonesia pada 2019 sebesar 12,5 miliar dollar AS atau sedikit menurun dibandingkan dengan realisasi 2018 yang sebesar 12,6 miliar dollar AS. Pada 2017, investasi hulu migas hanya 11,1 miliar dollar AS atau yang terendah dalam lima tahun terakhir. Tahun ini, pemerintah menargetkan realisasi investasi 13,8 miliar dollar AS.
Harga minyak mentah yang rendah itu turut berdampak pada harga jual BBM Pertamina. Pertamina dua kali menurunkan harga jual BBM jenis pertamax (gasoline) dan pertadex (gasoil). Per 5 Januari, harga pertamax turun dari Rp 9.850 per liter menjadi Rp 9.200 per liter. Harga kembali turun menjadi Rp 9.000 per liter sejak 1 Februari.
Bagi pemerintah, kejatuhan harga minyak mentah akan menjadi pilihan bagi Pertamina untuk menambah impor minyak mentah. Namun, belum ada kejelasan lebih lanjut mengenai opsi tersebut. Sebagai negara pengimpor bersih minyak, Indonesia sangat tergantung dari impor minyak mentah dan BBM. Dari rata-rata konsumsi BBM nasional sebanyak 1,5 juta barel per hari, sekitar 800.000 barel per hari didapat dari impor.