Libur Nyepi, Penyeberangan Lebih Sepi karena Pandemi Virus Korona
Pemandangan yang berbeda saat penyeberangan Ketapang-Gilimanuk hendak dioperasikan kembali setelah ditutup selama hari raya Nyepi. Tak ada penumpukan penumpang seperti yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.
Oleh
ANGGER PUTRANTO
·3 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS — Pemandangan berbeda dari tahun-tahun sebelumnya terlihat saat penyeberangan Ketapang-Gilimanuk hendak dioperasikan kembali setelah ditutup selama hari raya Nyepi. Tak ada penumpukan penumpang seperti yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.
Saat Nyepi, Pelabuhan Ketapang ditutup sejak Selasa (24/3/2020) pukul 23.00 hingga Kamis (26/3/2020) pukul 05.00. Hal itu selalu dilakukan untuk menghormati mayoritas warga Bali yang memperingati Nyepi. Akibatnya, penumpukan kendaraan dan penumpang biasa terjadi sesaat sebelum pelabuhan kembali dioperasikan.
Pantauan Kompas di Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk, antrean kendaraan di area parkir tidak mencapai 50 persen. Masih banyak area yang kosong. Hanya area parkir di Dermaga LCM yang sudah penuh pada pukul 16.00.
Tahun lalu jam yang sama, saya sudah ”dibuang” (diarahkan untuk parkir) di Jembatan Timbang, Watu Dodol. Tahun ini jauh lebih sepi sehingga saya bisa dapat antrean paling depan di dalam area parkir Pelabuhan Ketapang. (Waluyo)
Kondisi ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya pada periode yang sama. Biasanya, pada sore hari, area parkir di dalam pelabuhan sudah ditutup karena penuh. Biasanya, antrean terjadi hingga di jalan Banyuwangi-Situbondo. PT ASDP Cabang Ketapang-Gilimanuk bahkan juga harus menyediakan lahan parkir tambahan.
”Tahun lalu jam yang sama, saya sudah ”dibuang” (diarahkan untuk parkir) di Jembatan Timbang, Watu Dodol. Tahun ini jauh lebih sepi sehingga saya bisa dapat antrean paling depan di dalam area parkir Pelabuhan Ketapang,” ujar Waluyo (53), sopir truk yang membawa aneka barang eletronik dari Surabaya ke Bali.
Kondisi serupa disampaikan Hermanto (46), pedagang minuman yang berjualan di area parkir Pelabuhan Ketapang. Ia merasakan sendiri perbedaan antrean kendaraan tahun ini dan tahun lalu dengan membandingkan hasil dagangannya.
”Tahun lalu pukul 12.00 area parkir sudah mulai penuh. Tahun ini sampai pukul 16.00 separuhnya aja belum penuh. Tahun lalu saya harus belanja es batu dan minuman kemasan tiga sampai empat kali, tahun ini persediaan dari siang sampai sore belum juga habis,” keluhnya.
Sepinya penyeberang sebenarnya sudah diprediksi oleh PT Angkutasn Sungai Danau dan Penyeberangan Cabang Ketapang-Gilimanuk. Mereka juga sengaja tidak menambah area parkir karena yakin tidak akan terjadi lonjakan penyeberang.
Mempengaruhi keinginan
Menurut General Manager PT ASDP Cabang Ketapang-Gilimanuk Fahmi Alweni ketika ditemui di Pelabuhan Ketapang, Selasa (24/3/2020), merebaknya pandemi Covid-19 tampaknya memengaruhi keinginan warga untuk melakukan perjalanan.
”Kami mencatat jumlah penumpang turun hingga 75 persen, sedangkan roda dua turun 26 persen dan roda empat turun 23 persen. Penurunan ini dihitung berdasarkan perbandingan periode H-4 hingga pukul 12.00 H-1 tahun ini dengan tahun lalu,” ujarnya.
Data PT ASDP Cabang Ketapang-Gilimanuk, pada 2019 terdapat 4.464 penumpang serta 9.485 kendaraan roda dua dan 7.998 kendaraan roda empat yang menyeberang pada masa angkutan Nyepi. Sementara tahun ini, hanya 1.104 penumpang serta 7.059 kendaraan roda dua dan 6.127 kendaraan roda empat yang menyeberang.
Penurunan yang terjadi memang sangat terasa. Bahkan apabila dibanding hari biasa, jumlah penyeberang mengalami penurunan hingga 40 persen.
”Namun, penurunan tersebut tidak terjadi pada angkutan logistik. Kami justru melihat ada kenaikan sekitar 3 persen jika dibandingkan dengan tahun lalu,” ujarnya.
Fahmi memprediksi penurunan jumlah penyeberang akan terjadi pada masa balik seusai Nyepi. Karena itu, ia cukup yakin tidak akan ada penumpukan kendaraan seperti yang biasanya terjadi di Pelabuhan Ketapang sehari setelah hari raya Nyepi.