Harga masker tak wajar di platform e-dagang memancing emosi warga yang dilanda kekalutan di tengah meluasnya wabah Covid-19. Perusahaan e-dagang pun mengimbau warga melaporkan pedagang yang terindikasi ambil untung.
Oleh
ERIKA KURNIA
·4 menit baca
”Terkutuklah orang-orang yang jual masker semahal itu,” ujar Mawar (24), warga Jakarta, yang kesal karena harus membayar mahal untuk membeli masker di salah satu platform e-dagang. Di tengah merebaknya wabah penyakit virus korona jenis baru, Mawar yang mengalami gejala flu merasa perlu membentengi diri dengan benda tersebut.
Satu masker untuk menyaring polusi yang biasanya dijual dengan harga Rp 15.000 ia beli dengan harga Rp 50.000 pada 29 Februari 2020. Harga yang ia pilih dari salah seorang pedagang itu lebih murah dari harga yang dipatok pedagang lainnya.
Mawar lantas membeli lima lembar masker yang tersisa di toko pedagang yang ia pilih. Uang senilai Rp 250.000 kemudian ia transfer ke rekening e-dagang sebagai pihak ketiga. Keputusan itu ia ambil karena mayoritas penjual masker di toko daring kehabisan stok atau menjual masker dengan harga selangit di tengah kekhawatiran akan penularan penyakit bernama Covid-19 tersebut.
Beberapa hari menunggu, masker yang dipesan Mawar tidak kunjung datang. Sampai Selasa (3/3/2020), yang jadi batas akhir waktu pengiriman, barang juga belum dikirim oleh pedagang yang tak kunjung merespons keluhannya. Ia pun memutuskan untuk membatalkan pesanannya pada Rabu, 4 Maret, dan melaporkan pedagang tersebut.
Berdasarkan pantauan Kompas di beberapa platform e-dagang, harga masker pelindung alat pernapasan untuk sehari-hari banyak yang meroket dari harga normal. Seperti di Lazada, harga satu boks isi 50 masker debu merek Sensi dijual Rp 500.000.
Produk sejenis di platform e-dagang Shopee juga dijual sejumlah pedagang seharga Rp 500.000-Rp 950.000 atau setara Rp 10.000-Rp 19.000 per lembar. Padahal, harga eceran masker tersebut pada dasarnya berkisar Rp 2.000.
Beberapa calon pembeli pun menegur pedagang di kolom komentar, seperti pemilik akun meivi1995 yang berujar, ”Maaf kakak, harga 1 box masker Rp 500.000. Baru masuk keranjang Rp 350.000, pas mau check out Rp 500.000. Mau nggak mau. Kasian orang yang nggak mampu”.
Pengguna lain juga berkomentar. ”Jangan digas terus harganya, gan. Bangsa ini lagi diuji virus korona. Tunjukan empati dikit, gan, jual harga manusiawi, jangan terlalu”, tulis noreolwijaya.
Tindak tegas
Menanggapi banyaknya pedagang yang terindikasi mencari untung, perusahaan e-dagang pun mengimbau masyarakat yang merasa dirugikan agar melaporkan akun-akun pedagang yang melanggar praktik berjualan yang diperbolehkan.
Ferry Kusnowo, Chief of Customer Experience Lazada Indonesia, mengatakan, pihaknya melakukan pemantauan serta mendorong ketersediaan dan harga produk yang wajar guna memenuhi kebutuhan pelanggan yang makin meningkat. Hal itu, menurut dia, memerlukan peran dan kerja sama dari pedagang.
”Apabila ditemukan ketidakwajaran harga dibanding harga jual reguler, kami akan segera menonaktifkan daftar produk tersebut dari platform kami,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas hari Rabu ini.
Imbauan tegas tersebut juga dinyatakan perusahaan e-dagang Tokopedia. External Communications Senior Lead Tokopedia Ekhel Chandra Wijaya menyatakan, Tokopedia secara aktif terus berupaya memastikan tidak ada kenaikan harga yang tidak wajar, terutama untuk produk kesehatan.
”Jika ada penjual yang menetapkan harga tidak wajar, Tokopedia berhak melakukan tindakan berupa pemeriksaan, penundaan, atau penurunan konten serta tindakan lain sesuai prosedur,” lanjutnya.
Pelanggan atau pembeli pun diimbau agar dapat melaporkan produk-produk dengan harga yang tidak wajar, langsung dari fitur ”Laporkan” yang ada di setiap halaman produk.
Sebagai bentuk empati terhadap penyebaran virus penyakit Covid-19 yang telah menjadi isu kesehatan global, perusahaan e-dagang menawarkan promo khusus barang-barang keperluan pencegahan penyakit.
Shopee, misalnya, menyediakan menu khusus dengan pilihan produk pilihan kebersihan dan kesehatan diri, seperti masker, produk perawatan pribadi, obat dan multivitamin, hingga termometer. Produk-produk tersebut diberikan potongan harga sampai dengan 70 persen.
Tokopedia juga berusaha menenangkan pelanggan dengan menyaring produk terjangkau, seperti masker, cairan pembersih, bahan-bahan herbal, madu, dan suplemen. Selain memberikan diskon beragam, ongkos kirim juga digratiskan.
”Demi memudahkan masyarakat mendapatkan produk kesehatan sesuai kebutuhan dengan lebih efisien, Tokopedia mengadakan kampanye ’Tokopedia Peduli Sehat’,” kata Ekhel Chandra.
Pada menu tersebut, keduanya juga berusaha mengedukasi pengunjung mengenai gejala virus korona dan cara menerapkan praktik hidup bersih dan sehat untuk mencegah penyakit.
Inisiatif dari penyedia platform perdagangan daring tersebut diharapkan membantu mengurangi kepanikan warga akan penyebaran Covid-19. Meski permintaan akan beberapa produk meningkat, seluruh pihak selayaknya mengedepankan hukum kemanusiaan daripada hukum ekonomi.