Warga Makin Antisipatif, Klaim Asuransi Banjir Berkurang
Warga pemilik kendaraan bermotor lebih antisipatif terhadap banjir yang terjadi di Jakarta dan sekitarnya pada Selasa (25/2/2020). Kondisi ini membuat klaim asuransi dan permintaan perbaikan kendaraan bermotor berkurang
Oleh
ERIKA KURNIA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Warga pemilik kendaraan bermotor lebih antisipatif terhadap banjir yang terjadi di Jakarta dan sekitarnya pada Selasa (25/2/2020). Kondisi ini membuat klaim asuransi dan permintaan perbaikan kendaraan bermotor tidak sebanyak banjir-banjir sebelumnya.
Banjir merendam setidaknya 200 rukun warga di DKI Jakarta. Di Kota Bekasi, dilaporkan ada 31 titik banjir dan di Kota Tangerang ada 13 titik banjir. Ketinggian air bervariasi, mulai dari 50 sentimeter sampai 150 sentimeter.
Johan (51), warga kompleks Perumahan Green Garden, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, mengatakan, dirinya sudah memprediksi banjir akan datang saat hujan mulai turun pada Senin (24/2/2020) malam.
Selain menyelamatkan barang-barang di dalam rumah, ia juga segera memindahkan mobilnya untuk diparkir di pinggir Jalan Panjang, yang menjadi akses jalan di Kelurahan Kedoya.
Benar saja, Selasa pagi, banjir datang dan membuat rumahnya terendam sampai hampir 1 meter. Sementara Jalan Panjang juga tidak terlepas dari banjir, tetapi tidak setinggi di kompleks Perumahan Green Garden.
”Untung bisa diantisipasi. Jadi enggak perlu repot mengurus klaim asuransi seperti saat banjir pada awal tahun yang enggak kita duga sehingga dampaknya lebih parah,” ujarnya.
Pemilik motor seperti Rudi (43), warga sekitar komplek Perumahan Green Garden yang terdampak banjir, juga mengaku lebih waspada setelah kejadian banjir Januari lalu. Saat ada banjir, ia memindahkan motornya ke tempat lebih aman dan memilih tidak untuk menggunakannya sementara waktu.
”Belajar dari pengalamanlah, kalau dipaksakan untuk dipakai saat banjir sering bikin bengkok stang piston. Berat biaya servisnya,” ujarnya.
Klaim asuransi
Banjir pada 25 Februari juga tidak meningkatkan klaim asuransi di beberapa perusahaan asuransi.
”Belum ada klaim. Masih lebih tinggi Januari lalu,” kata Vice President Communication, Event, & Service Management Asuransi Astra Laurentius Iwan Pranoto saat dihubungi Kompas.
Pada Januari lalu, menurut dia, ada ratusan pemegang polis yang meminta perbaikan kendaraan akibat terendam banjir. Bencana tersebut juga membuat kenaikan permintaan asuransi semua risiko (all risk) dengan penambahan perluasan jaminan untuk bencana alam.
Chief Executive Officer Adira Insurance Julian Noor, yang dihubungi terpisah, mengatakan, perusahaannya menerima hampir 1.500 klaim asuransi banjir untuk kendaraan, baik untuk kendaraan roda empat maupun roda dua.
Hal sama juga dilaporkan PT Sompo Insurance Indonesia. Direktur Sompo Insurance Indonesia Erixon Hutapea mengatakan, kenaikan nilai klaim asuransi banjir jauh lebih tinggi pada Januari lalu dibandingkan Februari.
Layanan bengkel normal
Pascabanjir kemarin, kebutuhan perbaikan motor juga terbilang normal di beberapa bengkel motor yang dekat lokasi banjir. Hal itu diungkapkan Ivan, pemilik bengkel Saerah Motor, di sekitar Kedoya. ”Sekarang mereka (warga) sudah bisa memprediksi (banjir). Jumlah yang datang ke sini biasa aja,” kata Ivan.
Kondisi pascabanjir bulan ini, menurut dia, berbeda dengan situasi Januari lalu. Saat itu, bengkelnya yang biasanya buka sampai pukul 18.00 bisa buka sampai pukul 23.00. Sebanyak 30 motor lebih bisa dilayani dalam sehari untuk penggantian oli, filter udara, dan sekering. Hal ini berlangsung sampai dua minggu dan membuat omzet per hari naik sampai 40 persen.
Acing, pemilik bengkel motor di lokasi yang sama, juga mengalami hal yang sama. Banjir kemarin dinilai tidak mendatangkan keuntungan lebih kepada tempat usahanya. Adapun banjir besar sebelumnya lebih menguntungkan karena meningkatkan permintaan layanan perbaikan khusus.
”Saat banjir 1 Januari lalu lumayan banget keuntungannya, bisa naikin omzet dua-tiga kali. Kalau banjir kemarin enggak ada pengaruhnya, jadi efeknya biasa saja. Ini sepi juga karena efek tanggal tua,” tuturnya.
Bengkel dan toko suku cadang itu bisa mendapatkan omzet Rp 3 juta sehari. Namun, pascabanjir awal tahun kemarin, Acing bisa meraup keuntungan Rp 12 juta sampai Rp 20 juta sehari. Saat itu, Acing bahkan sempat menambah pegawai, yang biasanya tiga orang menjadi lima orang.