Mampukah Tiga Saham Baru Anggota LQ45 Tingkatkan Likuiditas?
Awal Februari mendatang, ada tiga saham anyar yang masuk anggota LQ45 adalah PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES), PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), serta PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR).
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
·3 menit baca
Bursa Efek Indonesia akan segera merombak penghuni Indeks kelompok saham 45 atau LQ45 untuk periode Februari 2020–Juli 2020. Sejumlah pihak meyakini rekomposisi mampu meningkatkan likuiditas kelompok ini, karena kinerja positif dari tiga saham baru yang masuk untuk gantikan tiga saham yang keluar.
Ketiga saham yang didepak dari keanggotaan LQ45 adalah saham PT Indika Energy Tbk (INDY), PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), dan saham PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA). Adapun tiga saham anyar yang masuk anggota LQ45 adalah PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES), PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), serta PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR).
Indeks LQ45 merupakan Indeks yang mengukur performa harga dari 45 saham-saham yang memiliki likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar serta didukung oleh fundamental perusahaan yang baik. Susunan baru tersebut bakal berlaku mulai berlaku pada tanggal 3 Februari 2020.
Layaknya otoritas bursa dan pelaku pasar pada umumnya, Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee selaku analis pasar modal juga berharap masuknya penghuni baru dalam daftar LQ45 dapat meningkatkan likuiditas transaksi di bursa. Harapan ini disokong dengan kinerja optimal dari tiga emiten calon anggota LQ45.
Saham TOWR dan TBIG didorong oleh meningkatnya kebutuhan menara pemancar serta infrastruktur telekomunikasi lainnya. Adapun ACES yang menjual perabot rumah tangga kurang mendapat saingan di bursa saham, di samping perusahaan memiliki margin keuntungan yang besar dengan penguatan rupiah karena menjual barang-barang impor.
“Saham LQ45 dianggap sebagai indeks yang paling likuid, sehingga kehadiran ketiga saham baru diharapkan dapat membuat transaksi semakin meningkat,” ujarnya awal pekan ini.
Saham TOWR dan TBIG didorong oleh meningkatnya kebutuhan menara pemancar serta infrastruktur telekomunikasi lainnya. Adapun ACES yang menjual perabot rumah tangga kurang mendapat saingan di bursa saham
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada pekan keempat Januari 2020 jumlah transaksi harian berkurang 9,53 persen menuju Rp 6,45 triliun dari pekan sebelumnya Rp 7,12 triliun. Nilai transaksi itu juga di bawah rata-rata nilai transaksi harian pada 2019 sekitar Rp 9,1 triliun. Adapun target BEI pada 2020 rata-rata nilai transaksi harian mencapai Rp 9,5 triliun.
Research Analyst Reliance Sekuritas Anissa Septiwijaya menyampaikan saham penghuni baru Indeks LQ45 memiliki prospek fundamental yang bagus. Kondisi ini membuat wajar bila ekspektasi terhadap transaksi saham-saham tersebut semakin likuid dan mendorong indeks harga saham gabungan (IHSG) secara keseluruhan.
“Adanya daftar saham baru di kedua indeks harusnya berdampak positif terhadap market, karena saat ini pasar masih cenderung sepi sentimen,” ujarnya.
Baca juga : Omnibus Law Bangkitkan Gairah Bursa Saham
Anissa menuturkan saham TOWR dan TBIG ditopang oleh ekspansi di bidang infrastuktur telekomunikasi. Rencana mitra operator memperlebar jaringan 4G dan 5G juga akan meningkatkan permintaan menara pemancar.
Sementara kinerja ACES didorong oleh segmen penjualan yag menyasar kelas menengah atas. Adanya perlambatan ekonomi makro juga tidak menyurutkan konsumsi di kelas masyarakat tersebut. “Selain itu, momentum musibah banjir besar di awal tahun mendorong penjualan ACES karena turut meningkatkan pembelian perabot rumah,” ujarnya.
Valuasi saham
Dari sisi valuasi saham, Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas menilai, TOWR dan TBIG tergolong mahal. Berdasarkan RTI, price to earning ratio (PER) TOWR saat ini adalah sebesar 19,05 kali dan TBIG 31,81 kali. Masuknya ketiga saham tersebut ke indeks LQ45, menurut dia, semakin meningkatkan prospek kenaikan harga dari ketiganya.
“Saham-saham tersebut semakin likuid karena beberapa manajer investasi memberikan alokasi lebih terhadap anggota indeks tersebut. Prospek bisnis anggota baru di dalam indeks juga cenderung berkembang,” ujarnya.
Bisnis ritel ACES terus bertumbuh yang tergambar dalam kinerja triwulan III-2019 dengan peningkatan pendapatan 15,69 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Adapun menurut Sukarno, perkembangan teknologi komunikasi yang membutuhkan peningkatan kapasitas menara pemancar menguntungkan TBIG dan TOWR.