Bandara Kertajati Pontensial untuk Penerbangan Umrah
Setelah sempat vakum lebih dari setahun, Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati di Kabupaten Majalengka kembali melayani penerbangan umrah mulai Rabu (8/1/2020).
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
MAJALENGKA, KOMPAS – Setelah sempat vakum lebih dari setahun, Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati di Kabupaten Majalengka kembali melayani penerbangan umrah mulai Rabu (8/1/2020). Penerbangan tersebut diharapkan terus berlanjut karena calon jemaah umrah terbanyak berasal dari Jabar.
Penerbangan umrah dengan rute Kertajati – Jeddah tersebut perdana dilakukan maskapai Citilink dengan pesawat Airbus A-320 Rabu pukul 09.30. Dari total 174 tempat duduk, okupansi pesawat mencapai 62 persen atau 108 penumpang. Penerbangan itu.
“Kami sedang menjajaki pasar khusus calon jemaah umrah di Jabar. Target kami (okupansi penumpang) di atas 70 persen. Kami berharap penerbangan umrah bisa dua hingga tiga kali sebulan. Bahkan, target kami bisa setiap hari jika calon jemaah semakin banyak,” kata Direktur Niaga Citilink Benny Rustanto setelah melepas calon jemaah umrah di bandara.
Kami sedang menjajaki pasar khusus calon jemaah umrah di Jabar. Target kami (okupansi penumpang) di atas 70 persen. Kami berharap penerbangan umrah bisa dua hingga tiga kali sebulan. Bahkan, target kami bisa setiap hari jika calon jemaah semakin banyak, kata Benny Rustanto
Dalam acara yang dirangkaikan dengan sarapan bersama itu, turut hadir Direktur Utama PT BIJB Salahudin Rafi, Executive General Manager BIJB Kertajati Ibut Astono, dan Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama M Arfi Hatim. Hadir pula GM Divisi Haji dan Umrah BNI Syariah Endang Rosawati dan Dirut Kanoman Tour and Travel Dian A Rahmat.
Waktu tempuh dari Kertajati ke Jeddah diperkirakan sekitar 11,5 jam. Pesawat akan transit di India untuk mengisi bahan bakar sekitar sejam sehingga penumpang tidak perlu turun.
Arfi Hatim berharap, penerbangan umrah di Bandara Kertajati tidak terhenti seperti dahulu. Pada Oktober 2018, Kertajati sempat melayani penerbangan umrah dengan maskapai Lion Air. Namun, berakhir karena sepi peminat.
Potensi besar
Padahal, katanya, Bandara Kertajati punya potensi besar sebagai penerbangan umrah. “Jemaah umrah terus meningkat setiap tahun. Pada 2018, jemaah umrah mencapai sekitar 980.000. Paling banyak berasal dari Jabar,” katanya.
Setiap tahun, jemaah umrah Jabar diperkirakan sebanyak 500.000. Secara geografis, Bandara Kertajati juga dinilai mampu menggaet calon jemaah dari wilayah Jawa Tengah bagian barat, seperti Tegal dan Brebes.
Ibut Astono mengatakan, Bandara Kertajati terbuka kepada maskapai lain yang ingin mengoperasikan penerbangan umrah. “Kami intens berkomunikasi dengan travel umrah dan maskapai. Bandara ini mampu melayani penerbangan umrah tiga sampai empat kali per hari,” ucapnya.
Dengan luas terminal 96.280 meter persegi, bandara mampu menampung 5,6 juta per tahun. Sejak beroperasi Mei 2018, bandara seluas hingga 1.800 hektar itu hanya melayani kurang dari 1 juta penumpang per tahun. Padahal, terdapat 22 tempat parkir pesawat. Landas pacu sepanjang 3.000 meter juga dapat digunakan oleh pesawat berbadan besar.
Salahudin Rafi mengatakan, fasilitas bandara telah siap untuk melayani penerbangan internasional, termasuk umrah. Lounge khusus calon jemaah haji dan umrah serta musalah telah tersedia. Begitupun dengan kantor imigrasi, bea dan cukai, serta karantina. “Segala persyaratan dan perizinan, kami sudah siap. Enggak ada masalah,” katanya.
Menurut dia, penerbangan umrah menjadi pemicu untuk penerbangan internasional lainnya. Apalagi, Kementerian Agama telah menetapkan Kertajati sebagai bandara embarkasi dan debarkasi haji tahun ini untuk masyarakat Jabar.
Dia mengklaim telah bertemu lebih dari tiga maskapai yang tertarik membuka penerbangan umrah di Kertajati. Pihaknya juga berencana membangun hotel transit di bandara. “Kami sedang lakukan kajian bisnis,” katanya.
Hotel bintang tiga terdekat berjarak lebih dari 30 kilometer dari bandara. Hotel berbintang lainnya berada di Cirebon, sekitar 64 kilometer dari bandara. Adapun hotel Horison Ultima Kertajati berbintang empat rencananya mulai beroperasi April mendatang.
Dadi Hidayat (46), calon jemaah asal Bogor, mengeluhkan belum tersedianya hotel di bandara dan sekitarnya. “Akhirnya, kami berangkat dari Bogor jam 1 dini hari dan tiba sekitar pukul 05.00 di bandara. Kami belum tidur,” kata Dadi yang berangkat umrah bersama delapan anggota keluarga.