Bank Permata Manfaatkan KPR untuk Tarik Dana Murah
Bank Permata meluncurkan produk KPR syariah yang mensinergikan kredit dengan tabungan Permata KPR iB Bijak. Nasabah bisa mendapat bunga KPR hingga 0 persen dengan menambah saldo tabungan.
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT Bank Permata Tbk berupaya meningkatkan dana murah dengan memanfaatkan produk kredit pemilikan rumah atau KPR syariah. Melalui produk ini, jumlah dana tabungan dari debitor akan diperhitungkan untuk mengurangi beban bunga pinjaman.
Bank Permata pada Senin (23/12/2019) meluncurkan produk KPR berbasis syariah yang menyinergikan kredit dengan tabungan bernama Permata KPR iB Bijak. Dalam produk ini, tingkat ujrah atau bunga kredit dari debitor akan semakin kecil jika jumlah tabungan di rekening milik debitor semakin tinggi.
KPR tersebut disalurkan untuk pembiayaan rumah tinggal, apartemen, dan ruko.
Senior Vice President Head of Mortage Business Bank Permata Dewi Damajanti Widjaja menuturkan, nasabah bisa mendapat bunga KPR hingga 0 persen dengan menambah saldo tabungan. Sebanyak 70-80 persen saldo tabungan akan diperhitungkan sebagai pengurang pokok pinjaman dalam penghitungan bunga KPR.
”Dengan asumsi jumlah tabungan pada rekening debitor yang sebesar 125 persen dari total plafon pinjaman, maka ujrah yang ditanggung debitor bisa sebesar 0 persen,” ujar Damajanti, yang akrab disapa Maya, di Jakarta.
Nasabah bisa mendapat bunga KPR hingga 0 persen dengan menambah saldo tabungan.... Dengan asumsi jumlah tabungan pada rekening debitor sebesar 125 persen dari total plafon pinjaman.
Hingga triwulan III-2019, Bank Permata menyalurkan kredit sebesar Rp 107,6 triliun. Penyaluran kredit itu tumbuh 1 persen dibandingkan triwulan III-2018.
Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun Bank Permata hingga triwulan III-2019 sebesar Rp 102,64 triliun, tumbuh 0,51 persen dari periode sama 2018. DPK tersebut terdiri dana murah atau CASA (giro dan tabungan) dan deposito dengan rasio 50 persen berbanding 50 persen.
Maya optimistis program Permata KPR iB Bijak akan mengatrol pertumbuhan DPK, terutama CASA yang mampu dihimpun Bank Permata pada 2020. ”Kami melihat dari tren pengembang (KPR), penjualan tahun ini dan tahun depan akan lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya,” kata Maya.
Sebelumnya, seusai mengakuisisi mayoritas kepemilikan Bank Permata, Bangkok Bank Public Company Limited berencana mempertahankan fokus bisnis perusahaan. Hal itu terutama dalam penyaluran pembiayaan ke segmen ritel, termasuk KPR.
Sharia Bank Director Bank Permata Herwin Bustaman mengatakan, unit usaha syariah perusahaan memilih untuk menggenjot pertumbuhan dana murah di tengah kondisi ekonomi makro yang belum menunjukkan tanda perbaikan tahun depan.
”Bank Permata, tahun depan, menggenjot dana murah untuk mengurangi biaya dana (cost of fund). Namun, di samping itu, kami juga memanfaatkan momentum meningkatnya permintaan KPR,” ujar Herwin.
Bank Permata tahun depan menggenjot dana murah untuk mengurangi biaya dana. Namun, di samping itu, kami juga memanfaatkan momentum meningkatnya permintaan KPR.
Permintaan mulai meningkat
Berdasarkan Survei Indeks Properti Bank Indonesia (BI), total portofolio KPR menunjukkan pertumbuhan 6,8 persen, dari Rp 467 triliun pada triwulan III-2018 menjadi Rp 499 triliun pada triwulan III-2019.
Menurut Herwin, seiring dengan semakin bervariasinya produk dan inovasi yang dilakukan perbankan syariah, semakin banyak masyarakat yang tertarik untuk memilih pembiayaan KPR berbasis syariah.
”Kami melihat kebutuhan terhadap kepemilikan properti makin meningkat begitu juga animo masyarakat terhadap produk syariah,” ujarnya.
Data Statistik Perbankan Syariah yang diterbitkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per September 2019 menunjukkan, pertumbuhan pembiayaan syariah untuk properti dibandingkan dengan September 2018 meningkat.
Peningkatan terjadi untuk pembiyaan unit pemilikan rumah tinggal sebesar 14 persen, unit pemilikan apartemen (23 persen), serta unit pemilikan ruko (7 persen).