Penjualan barang dan jasa merek lokal selama Hari Belanja Online Nasional 2019 disebut mencapai sekitar Rp 4,6 triliun atau naik sekitar Rp 1,5 triliun dibandingkan dengan tahun lalu. Produk mode mendominasi penjualan.
Oleh
MEDIANA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penjualan barang dan jasa produksi atau merek lokal selama Hari Belanja Online Nasional 2019 disebut mencapai sekitar Rp 4,6 triliun. Nilai ini naik sekitar Rp 1,5 triliun dibandingkan dengan penyelenggaraan tahun sebelumnya.
Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) digelar setiap 12 Desember. Pada penyelenggaraan tahun 2019, kegiatan digelar tanggal 11-12 Desember.
Menurut riset Nielsen Indonesia, kategori barang produksi atau merek lokal yang dominan dibeli pembeli adalah mode. Pembagiannya yaitu 34 persen baju, 21 persen aksesori, 18 persen alas kaki, 18 persen tas dan dompet, 9 persen pakaian muslim, serta 8 persen perhiasan dan arloji.
Nielsen Indonesia menyebar kuesioner secara daring kepada 1.004 pengguna internet di 51 kabupaten/kota. Riset digelar sehari setelah perayaan Harbolnas 2019, yaitu tanggal 13 Desember. Usia responden yang diteliti di atas 15 tahun.
Sebanyak 25 persen konsumen menyadari ada aneka promo di laman e-dagang, diikuti 20 persen media sosial, 18 persen televisi, 9 persen iklan digital, dan 4 persen video berbagi.
Director of Nielsen Indonesia Rusdy Sumantri, dalam siaran pers, Rabu (18/12/2019), di Jakarta, mengatakan, nilai transaksi secara keseluruhan naik signifikan, yakni mencapai Rp 2,3 triliun dibandingkan dengan tahun lalu sehingga menjadi Rp 9,1 triliun.
”Barang dan jasa produksi ataupun merek lokal berkontribusi setengah terhadap total transaksi Harbolnas 2019,” ujarnya.
Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) Ignatius Untung memandang hasil survei itu menunjukkan masyarakat Indonesia semakin percaya terhadap layanan belanja daring. Harapannya, perdagangan secara elektronik atau e-dagang dapat memberikan sumbangsih signifikan terhadap ekonomi digital pada tahun-tahun mendatang.