Kementerian Perdagangan Optimalkan Forum Bisnis dan Diaspora
Forum bisnis dapat efektif untuk ekspor jika pelaku usaha nasional sudah memiliki target pembeli di negara tujuan. Pelaku usaha juga mesti mempelajari dahulu kendala pasar tujuan dan menyiapkan strategi mengatasinya.
Oleh
M PASCHALIA JUDITH J
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Misi dagang dalam bentuk forum bisnis dan melibatkan jaringan diaspora menjadi langkah taktis dan strategis menggenjot ekspor. Salah satu upaya yang ditempuh Kementerian Perdagangan itu diharapkan dapat memacu kinerja neraca perdagangan yang tengah terkontraksi.
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis, kinerja neraca perdagangan Indonesia sepanjang Januari-November 2019 defisit 3,105 miliar dollar Amerika Serikat (AS) atau Rp 4,34 triliun. Pada November 2019, neraca perdagangan mengalami defisit 1,33 miliar dollar AS.
Sementara itu, nilai ekspor Indonesia sepanjang Januari-November 2019 sebesar 153,11 miliar dollar AS. Nilai ini lebih rendah 7,61 persen dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) Dody Edward, Selasa (17/12/2019), mengatakan, misi dagang berbentuk forum bisnis dan melibatkan jaringan diaspora di negara tujuan ekspor akan terus dilakukan. Forum bisnis dalam misi dagang ini menjadi ruang pertemuan pelaku usaha Indonesia dengan pembeli-pembeli potensial.
”Pelaku usaha nasional juga dapat mengenalkan sekaligus mempromosikan produknya kepada pembeli dalam kerangka bisnis,” kata Dody saat dihubungi Kompas di Jakarta.
Forum bisnis, lanjut Dody, juga bisa menjadi eksklusif melalui pertemuan one-on-one. Pebisnis nasional dapat menjajaki relasi dagang dan investasi dengan CEO atau investor papan atas dengan pemerintah. Pertemuan ini juga akan memfasilitasi masukan-masukan dari CEO dan investor tersebut terhadap kebijakan pemerintah.
Salah satu contoh konkret forum bisnis yang berdampak positif pada pengembangan ekspor ialah misi dagang ke Taiwan. Misi dagang ini berlangsung pada 10-12 Desember 2019 dengan Staf Ahli Bidang Hubungan Internasional Kementerian Perdagangan Arlinda sebagai pemimpin delegasi.
Misi dagang ke Taiwan ini berhasil membukukan potensi transaksi 15,2 juta dollar AS. Potensi transaksi ini meliputi permintaan produk kayu olahan, biji kopi hijau, teh hitam, rempah-rempah, dan aneka bumbu.
”Kami memfasilitasi 19 eksportir dari 13 perusahaan dari sektor produk kelapa sawit, makanan dan minuman, kopi, teh, kakao, rempah-rempah, bahan bangunan, furnitur dan kerajinan, tekstil, serta jasa keuangan,” ujar Arlinda.
Selain itu, misi dagang ini juga memfasilitasi penjajakan kerja sama dagang (business matching) yang dihadiri 150 peserta. Mereka terdiri dari perwakilan Pemerintah Taiwan, ketua asosiasi industri dan pelaku usaha di Taiwan, serta pengurus Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dan Taiwan.
Wakil Ketua Umum Bidang Hubungan Internasional Kadin Indonesia Shinta Widjadja Kamdani mengemukakan, forum bisnis dapat efektif untuk ekspor jika pelaku usaha nasional sudah memiliki target pembeli yang disasar di negara tujuan. Pelaku usaha juga mesti mempelajari terlebih dahulu kendala pasar tujuan dan menyiapkan strategi untuk mengatasinya.
Forum bisnis dapat efektif untuk ekspor jika pelaku usaha nasional sudah memiliki target pembeli yang disasar di negara tujuan.
Oleh sebab itu, signifikansi forum bisnis terhadap peningkatan kinerja ekspor bergantung pada kemampuan membaca pasar untuk menyasar pembeli. ”Keberhasilan forum bisnis juga bergantung pada cara kita memfasilitasi penyelesaian kendala-kendala ekspor yang dihadapi di negara tujuan,” ujarnya.
Optimalkan diaspora
Selain forum bisnis, misi dagang juga mesti mengoptimalkan jaringan diaspora di negara tujuan. Ini juga sebagai salah satu langkah pengembangan ekspor.
”Jaringan diaspora dapat mendorong promosi dan pemasaran produk-produk Indonesia di luar negeri,” kata Dody.
Jaringan diaspora dapat mendorong promosi dan pemasaran produk-produk Indonesia di luar negeri.
Senada dengan Dody, Shinta berpendapat, potensi jaringan diaspora dapat menopang penetrasi pasar produk Indonesia di luar negeri. Namun, untuk mengoptimalkan pemanfaatan jaringan ini, pelaku usaha membutuhkan data diaspora Indonesia dan pemetaan konektivitas komunitas diaspora.
Diaspora Korea Selatan di Indonesia dapat menjadi contoh pemanfaatan jaringan yang optimal untuk penetrasi pasar dan perluasan ekspor. Misalnya, produk makanan, kosmetik, dan pernak-pernik bertema Korean Pop (K-Pop).