Nilai Transaksi Harbolnas 2019 Ditarget Capai Rp 8 Triliun
Target transaksi senilai Rp 8 triliun dari gelaran tahun ini dianggap realistis. Sebab, angka itu dinilai sesuai dengan perkembangan pasar perdagangan secara elektronik atau e-dagang Tanah Air.
Oleh
MEDIANA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Nilai transaksi yang bisa dibukukan selama perayaan Hari Belanja Online Nasional 2019 ditargetkan mencapai Rp 8 triliun. Target ini dianggap realistis sesuai dengan perkembangan pasar perdagangan secara elektronik atau e-dagang.
Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) Ignatius Untung, dalam konferensi pers peluncuran Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2019, Senin (9/12/2019), di Hotel Borobudur, Jakarta, menyampaikan hal tersebut.
Pada penyelenggaraan Harbolnas 2019, penghitungan transaksi akan mencakup seluruh pembayaran melalui sistem elektronik. Oleh karena itu, Harbolnas 2019 turut melibatkan perusahaan teknologi finansial (tekfin) bidang pembayaran. Tujuannya agar esensi transaksi elektronik lebih nyata terekam.
Selain itu, pada Harbolnas 2019, penyedia platform e-dagang khusus hasil pertanian pertama kali dilibatkan. Sebagai contoh, Tani Hub, Brambang.com, dan Sayur Box.
Pengumuman perolehan perkiraan nilai transaksi akan dilakukan pada tanggal 18 Desember 2019. Penghitungan rencananya memakai jasa Nielsen Indonesia.
"Untuk menyelenggarakan promosi pada Harbolnas, kami akui memang tidak mudah. Perusahaan e-dagang, seperti perusahaan bervaluasi satu miliar dollar AS atau unicorn sekalipun, harus menyediakan kapasitas besar," ujar dia.
Harbolnas 2019 merupakan perayaan tahun kesembilan. Masa promosi akan dimulai sehari sebelumnya, yakni tanggal 11 Desember. Tanggal ini akan difokuskan untuk promosi semua barang produksi ataupun merek dalam negeri.
Pada tahun 2018, nilai transaksi yang berhasil dibukukan mencapai sekitar Rp 6 triliun. Total perusahaan peserta perayaan Harbolnas, sudah termasuk penyelenggara jasa keuangan dan sektor industri lain pendukung e-dagang, adalah 230.
Untuk tahun 2019, Harbolnas akan diikuti oleh 235 perusahaan. Ignatius mengklaim, idEA sebenarnya menerima sekitar 300 perusahaan yang mau berpartisipasi. Namun, tidak semuanya lolos persyaratan yang ditentukan oleh asosiasi. Sebagai contoh, perusahaan berani menawarkan transaksi jual-beli barang secara elektronik, tetapi perusahaan tidak mempunyai pelayanan laman yang berkualitas.
Menyoal tren transaksi selama perayaan Harbolnas, dia mengamati bahwa grafik pertumbuhannya memang "melandai". Meski demikian, sejumlah anggota tetap melihat masih adanya pertumbuhan transaksi setiap harinya. Namun, Ignatius menduga, industri e-dagang di Indonesia sekarang mulai masuk tahap pertumbuhan lanjutan atau era konsolidasi antarpemain.
Deputi Akses Infrastruktur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Baparekraf Hari Santosa Sungkari mengungkapkan, konsistensi mengusung produk lokal selama perayaan Harbolnas sudah dilakukan sejak tahun lalu. Pada Harbolnas 2018, penjualan produk buatan lokal ataupun merek dalam negeri berkontribusi 46 persen terhadap total. Mayoritas produk yang terjual itu berupa mode.
Sejumlah anggota tetap melihat masih adanya pertumbuhan transaksi setiap hari.
Menurut dia, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Baparekraf berkepentingan mendukung di hilir pengembangan produksi barang lokal, seperti pelatihan pengemasan, pencitraan, dan pembukaan akses pasar.
"Untuk merambah ke penjualan secara daring, pelaku produksi dalam negeri juga harus sadar kecepatan dan konsistensi layanan itu penting. Misalnya, komunikatif dalam menjawab setiap pertanyaan konsumen di saluran media sosial atau surel," kata dia.
Hari menambahkan, pihaknya berharap pada perayaan Harbolnas tahun 2020, penjualan tidak hanya mencakup produk fisik, melainkan juga nonfisik, seperti lagu.
Vice President Credit Cards Group Bank Mandiri Noorman Andrianto mengaku, Bank Mandiri sudah beberapa kali terlibat sebagai peserta perayaan Harbolnas. Setiap volume atau nilai transaksi yang berhasil diperoleh akan menambah pendapatan nonbunga perusahaan.
Bank Mandiri membukukan kenaikan volume transaksi sebesar 73 persen pada Harbolnas 2018 dibandingkan Harbolnas tahun sebelumnya. Dengan perbandingan periode yang sama, Bank Mandiri mencatatkan kenaikan nilai transaksi sebesar 93 persen. Harapannya, pencapaian prestasi serupa bisa terjadi pada Harbolnas 2019.
Direktur Marketing LinkAja Edward Kilian Suwignyo menceritakan, LinkAja baru tahun ini mendukung Harbolnas. Oleh karena itu, perusahaan tidak mempunyai target khusus ingin berkontribusi seberapa besar terhadap total transaksi Harbolnas.
Ada tujuh perusahaan e-dagang yang bekerja sama dengan LinkAja untuk menyukseskan Harbolnas 2019, antara lain Sociolla, Blibli.com, dan Blanja.com. "Kalau sehari-hari, pemakaian dompet elektronik LinkAja untuk membayar belanja barang hasil transaksi di platform e-dagang sudah lebih besar dibanding transaksi barang atau jasa secara luring," ujar dia.