Tol Jakarta-Cikampek Layang II Siap Beroperasi Fungsional Libur Natal dan Tahun Baru
Ada delapan jalur putaran (U-turn) yang dapat dimanfaatkan untuk turun ke jalur tol bawah. Jika sewaktu-waktu terjadi kecelakaan, skema jalur layang dapat ditutup dan dialihkan menuju ke jalur tol bawah.
Oleh
Aditya Diveranta
·3 menit baca
BEKASI, KOMPAS — Proyek Tol Jakarta-Cikampek Layang II yang telah rampung secara konstruksi akan disiapkan untuk beroperasi secara fungsional pada libur Natal dan Tahun Baru mendatang. Operasi ini ditujukan untuk mengantisipasi lonjakan kepadatan jalur tol saat pada akhir tahun 2019.
Direktur Utama PT Jasa Marga Jalan Layang Cikampek Djoko Dwijono di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Rabu (4/12/2019), menyatakan, progres konstruksi fisik tol layang yang kini telah 99,97 persen dianggap cukup untuk operasi secara fungsional. Artinya, jalur sepanjang 38 kilometer ini sudah dapat dilintasi kendaraan dalam batas kecepatan tertentu.
”Ada harapan dari pemerintah pusat agar jalur ini dapat beroperasi saat Natal dan Tahun Baru. Pekan ini kami baru saja melalui tahap uji laik operasi jalur dan semestinya sudah bisa dilalui kendaraan,” ujar Djoko kepada jurnalis.
Dalam operasi fungsional tersebut, jalur tol layang tersebut masih gratis. Meski begitu, Djoko menyampaikan, jalur ini masih membutuhkan kesiapan marka jalan serta skema keamanan untuk mitigasi kecelakaan.
Corporate Communications & Community Development Group Head PT Jasa Marga (Persero) Tbk Dwimawan Heru menuturkan, teknis terkait keamanan, seperti marka, penerangan jalan, serta mitigasi kecelakaan, akan disiapkan dalam kurun beberapa pekan ke depan.
Salah satu hal yang disiapkan adalah manajemen jalur tol layang dengan jalur tol di bawahnya agar terkonsolidasi. Selain itu, kebutuhan kendaraan operasional, seperti ambulans, juga sedang disiapkan bersama rumah sakit terdekat. Sejauh ini, ada dua rumah sakit yang sedang menjalin kerja sama untuk mitigasi kecelakaan di jalur tol layang.
Heru menambahkan, pengelola juga sedang memasang 113 kamera pengawas (CCTV) di setiap lampu penerangan jalur tol layang. Ia memperkirakan, segala persiapan minor ini akan rampung memasuki pertengahan Desember.
”Salah satu yang juga kami siapkan adalah dua lokasi pos untuk tol, yaitu di Cikunir dan satu lagi di Karawang Barat. Pos ini diharap bisa menjadi pos operasional untuk memantau keamanan,” katanya.
Direktur Teknik PT Jasa Marga Jalan Layang Cikampek Biswanto meyakinkan, konstruksi jalur tol layang aman. Jalur ini telah melalui uji beban seberat 930 ton atau setara 38 truk bermuatan penuh.
Biswanto menyebutkan, jalur tol layang diharapkan dapat mengurangi sekitar 30-40 persen dari total 70.000 kendaraan yang melalui Tol Jakarta-Cikampek setiap hari. Dengan begitu, kepadatan kendaraan bisa terdistribusi merata, baik di jalur tol layang maupun di jalur bawah.
Terkait keamanan, Heru menambahkan, ada delapan jalur putaran (U-turn) yang dapat dimanfaatkan untuk turun ke jalur tol bawah. Jika sewaktu-waktu terjadi kecelakaan di kawasan tertentu, skema jalur layang dapat ditutup dan dialihkan menuju ke jalur tol bawah.
Meski telah hampir rampung, Heru mengatakan, belum ada pembahasan terkait tarif tol di jalur layang. Ia menyebut, pembahasan masih dilakukan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT).
Kepala BPJT Danang Parikesit, September lalu, mengatakan, penentuan tarif dilakukan melalui simulasi penarifan dan manajemen lalu lintas. BPJT mengusulkan tarif Rp 1.700 sampai Rp 2.000 per kilometer dengan harapan 80 persen kendaraan golongan I beralih ke tol layang atau minimal terbagi dua dengan jalan tol di bawahnya.
”Skema tarif didorong agar lebih banyak kendaraan golongan I mengakses tol layang, sedangkan jalan tol di bawahnya bagi kendaraan golongan II-V,” ucap Danang.