Nelayan di Kabupaten Cilacap, Jateng kesulitan menggunakan sistem buku harian kapal berbasis elektronik. Selain kurangnya pengetahuan terkait teknologi informasi, nelayan juga tidak memiliki telepon berbasis android
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
CILACAP, KOMPAS – Nelayan di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah kesulitan menggunakan sistem buku harian kapal berbasis elektronik atau e-logbook. Selain kurangnya pengetahuan terkait teknologi informasi, nelayan juga tidak memiliki telepon seluler berbasis android. Pada 2019, sebanyak 10.000 nelayan ditargetkan sudah menerapkan e-logbook oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan.
“Saya punya ponsel android tapi sedang rusak, jadi tidak bisa dipakai buat mencoba aplikasi (e-logbook),” kata Sugeng (30) salah satu nelayan di Cilacap, Jawa Tengah, Senin (21/10/2019).
Sugeng menyampaikan dirinya sehari-hari melaut dan menangkap udang serta ikan tongkol. Per hari, dirinya bisa menangkap udang sebanyak 3-5 kilogram. Sementara ikan tongkol bisa ditangkap sebanyak 3-4 ton dalam waktu 2 minggu. “Sebenarnya saya tertarik menggunakan aplikasi itu, tapi HP saya rusak. Apalagi di tengah laut tidak ada sinyal,” tutur Sugeng.
Hal serupa disampaikan Sangat (60) nelayan di Cilacap yang tidak pernah menggunakan telepon seluler. “Kalau pelaporan (hasil tangkapan) memakai kertas biasa memang sering rusak. Rusak karena terkena air laut atau hujan,” kata Sangat.
Saya punya ponsel android tapi sedang rusak, jadi tidak bisa dipakai buat mencoba aplikasi (e-logbook), kata Sugeng
Analis Data Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan Edwison menyampaikan, dari target 10.000 nelayan yang ditargetkan menggunakan e-logbook pada 2019 ini, kini telah ada sebanyak 6.500 nelayan yang menggunakan aplikasi tersebut.
Di Cilacap, hingga saat ini baru ada 153 nelayan yang menggunakan aplikasi ini. “Nelayan-nelayan kecil dengan kapal 1-2 gros ton ini agak susah karena mereka perputaran uangnya tidak terlalu besar sehingga untuk beli HP kadang keberatan,” kata Edwison.
Oleh karena itu, lanjut Edwison, logbook kertas masih digunakan untuk pelaporan data tangkapan ikan pada nelayan-nelayan ini. Untuk mendorong penggunaan e-logbook, KKP terus melakukan sosialisasi dan penyadaran kepada masyarakat.
Catatan tangkapan
“Log book ini adalah catatan harian tangkapan nelayan. Tujuannya ini untuk pendataan. Selain data lebih cepat, juga lebih akurat. E-logbook ini juga terintegrasi dengan GPS, jadi lokasi di mana nelayan bisa didapatkan datanya,” tuturnya.
National Project Officer dari Project Indonesian Sea Large Marine Ecosystem (ISLME) Badan Pangan Dunia Muhammad Lukman menambahkan, aplikasi ini penting untuk mendorong pelaporan data tangkapan ikan di laut Indonesia secara akurat. “Nelayan tidak semua bisa memakai gawai, tapi dengan adanya sosialisasi ini mereka jadi terbiasa. Ada transfer teknologi dan memodernkan nelayan kita,” kata Lukman.
Lukman menyebutkan, tingkat konsumsi ikan dunia 20,3 kilogram per orang per tahun. Di Indonesia angkanya mencapai 50,1 kilogram per orang per tahun. Jika jumlah itu dikalikan 200 juta penduduk Indonesia, maka per tahun ada lebih 10 juta ton ikan yang ditangkap dan dikonsumsi. “Sepuluh juta ton ikan itu harus dipelihara karena ada peningkatan konsumsi. Kalau tingkat konsumsi naik, maka berapa juta ton ikan yang harus disiapkan per tahun,” tuturnya.
Sementara itu, penangkapan ikan tidak meningkat secara signifikan. Hal-hal itu, kata Lukman, berdampak pada penangkapan berlebihan dalam kategori pertumbuhan ikan. “Ada kecenderungan ukuran ikan yang ditangkap itu semakin kecil,” katanya.
Seperti diberitakan Kompas (1/11/2018), pemerintah berkomitmen meningkatkan aspek ketelusuran produk melalui pendataan berbasis elektronik untuk menunjang perikanan berkelanjutan. Namun komitmen itu perlu disertai penegakan aturan yang ketat agar dapat berjalan efektif.
Dalam Konferesnsi Kelautan, Our Ocean Conference 2018, pemerintah berkomitmen menyediakan dana 442.863 dollar AS untuk menerapkan sistem buku harian kapal berbasis elektronik atau e-logbook. Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan Zulficar Mochtar menyampaikan, data harus akurat karena menjadi dasar kebijakan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Cilacap, hasil penangkapan ikan laut pada 2014 mencapai 13.811.436,20 kilogram, pada 2015 mencapai 14.371.657,20 kilogram, dan pada 2016 mencapai 13.175.856,20 kilogram.