SEMARANG, KOMPAS — Dalam waktu dekat ini, Jepang akan memberi kesempatan bagi warga Indonesia untuk tidak hanya magang kerja di sejumlah perusahaan di ”negeri sakura” itu. Kini sedang disiapkan regulasi agar kaum muda pekerja magang yang telah menyelesaikan program tiga tahun atau lima tahun dapat terus bekerja di perusahaan tempatnya magang.
Dengan regulasi baru itu, kesempatan bagi pemuda dan pemudi bekerja permanen di Jepang makin terbuka. Kabar baik itu disampaikan Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jawa Tengah Wika Bintang, Kamis (21/2/2019). Wika menyebutkan, tentu akan ada persyaratan ketat bagi tenaga kerja yang telah selesai magang supaya dapat mengikuti program kerja permanen itu.
”Setiap pekerja magang ke Jepang, apabila tekun, rajin, dan disiplin, akan bisa mencapai minimal level 4 sepanjang program magang tersebut. Untuk dapat tetap kerja permanen, persyaratannya, hanya pekerja dengan kemampuan di level 4 yang dapat lanjut,” ujarnya.
Kaum muda produktif di Jawa Tengah, usia 18 tahun hingga 27 tahun, kini punya kesempatan lebih banyak lagi magang kerja ke Jepang selama 3-5 tahun. Formasi kesempatan magang kini bertambah menjadi 1.400 orang per tahun setelah pihak swasta menambah jatah menjadi 1.000 orang.
Jumlah ini tentu memberi kesempatan banyak muda-mudi untuk bekerja magang karena pemerintah provinsi baru mampu mengalokasikan anggaran untuk program magang ke Jepang bagi 400 orang.
Peserta program magang kerja ke Jepang memang harus menjalani seleksi ketat. Seleksi dilakukan di tiap-tiap kabupaten dan kota asal para calon peserta magang. Rekrutmen ini dilakukan oleh dinas tenaga kerja setempat dengan melibatkan tim perwakilan dari Jepang. Tes dan seleksi meliputi kesiapan fisik, kemampuan berbahasa Jepang, pengetahuan akan budaya dan tradisi Jepang, serta keterampilan yang mereka kuasai.
Untuk keperluan pengiriman tenaga kerja dari Jateng, pemprov hanya menanggung biaya tiket penerbangan, uang saku, serta biaya hidup sebelum kerja di Jepang. Para calon tenaga kerja dibatasi berusia hingga 27 tahun, sudah memiliki keterampilan, atau sudah pernah bekerja sesuai bidangnya.
Selama proses magang kerja di Jepang, tenaga kerja memperoleh penghasilan dari tempat magang Rp 12 juta sampai Rp 25 juta per bulan. Bidang industri yang paling banyak peminatnya adalah industri otomotif, industri pengolahan plastik, dan industri tekstil.
Secara terpisah, Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Perindustrian Kabupaten Demak Eko Pringgolaksito mengatakan, Demak merupakan daerah dari enam kabupaten dan kota yang ditunjuk mengikuti program magang ke Jepang.
Dari program rekrutmen terakhir, 13 Februari lalu, ada 243 calon peserta yang ikut. Mereka berasal dari Sragen, Solo, Makassar, Bogor, dan Pontianak. Mereka akan menjalani seleksi lanjutan tes bahasa Jepang. Apabila lolos, calon peserta akan mengikuti pelatihan nasional untuk mempelajari budaya dan tradisi masyarakat Jepang.
Eko menambahkan, program magang kerja ke Jepang paling penting bukan hanya memperoleh penghasilan yang lebih tinggi. Pekerja asal Demak, juga daerah lain, yang magang kerja di Jepang lebih mengerti dan menerapkan etos kerja disiplin, kemandirian, peningkatan keterampilan, serta penajaman pengelolaan waktu.
Peserta yang lolos mengikuti program magang akan menjalani karantina mulai Maret hingga Mei sebelum berangkat ke Jepang.