Malam Penganugerahan Sarinah bagi UKM dan Mitra Bisnis
Oleh
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Sarinah The Window of Indonesia mengadakan “Sarinah Awarding Night”, di Hotel Sari Pacific, Jakarta, Kamis (31/1/2019) malam. Kegiatan ini didedikasikan kepada para mitra kerja seperti, suplier, penyewa, dan badan usaha milik negara yang telah ikut membangun Sarinah sehingga tetap eksis sekaligus menjadikan Sarinah sebagai pusat produk kebudayaan.
Direktur Utama Sarinah GNP Sugiarta Yasa, Kamis di Jakarta, mengatakan, mitra kerja merupakan hal yang sangat penting bagi Sarinah. Tanpa mitra kerja Sarinah tidak akan eksis sampai saat ini.
“Ini adalah apresiasi bagi partner bisnis Sarinah yang mendukung pengembangan bisnisnya. Sarinah yang sudah berusia 57 tahun akan terus mendukung tenant, suplier, dan UKM yang menyediakan berbagai produk dan kelengkapan bagi pelanggan. Sehingga tidak hanya memberi manfaat ekonomi namun, memberi nilai budaya pada pasar lokal dan luar negeri,” kata Sugiarta.
Sebagai pusat perbelanjaan pertama di Indonesia yang digagas oleh Presiden Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1962, Sarinah bertransformasi tidak hanya sebagai wadah kegiatan perdagangan ritel dan menjadi roda penggerak ekonomi Indonesia. Namun, menjadi tempat dengan membawa nilai budaya melalui produk-produk kerajinan nusantara.
Oleh karena itu, menurut Sugiarta, UKM menjadi inti dari mitra bisnis Sarinah. “Melalui UKM, Sarinah berkomitmen untuk membangun perekonomian rakyat. UKM adalah soko guru perkembangan ekonomi nasional. Selain itu, melalui produk-produk UKM inilah kita memperkenalkan lebih luas produk budaya nusantara ke masyarakat lokal dan luar negeri,” lanjutnya.
Direktur Ritel Lies Permana Lestari mengatakan, tantangan ritel ke depan lebih berat karena terjadi disrupsi pemasaran (daring) yang memberikan dampak pada pada UKM dan bisnis ritel offline, termasuk di Sarinah.
Lies menilai, bisnis secara daring justru memberikan keuntungan untuk UKM dan Sarinah memperkenalkan produk-produk budaya lebih luas. Ia mengatakan, perkembangan teknologi harus diikuti agar menjangkau pasar lebih luas.
“Secara offline Sarinah sudah kuat. Heritage menjadi keunggulan dan keunikan yang mampu memberi nilai lebih bagi pelanggan (pasar). Jadi, kekayaan heritage Indonesia perlu ditingkatkan secara kualitas dan kuantitas ,” kata Lies.
Lies menuturkan, keberadaan UKM perlu didukung dan dibina untuk menghasilkan produk budaya yang berkualitas. “Di Sarinah kami mengantar UKM ke pentas komersial melalui luring dan daring,” lanjutnya.
Sugiarta melanjutkan, Sarinah mempunyai misi untuk terus mengembangkan bisnis UKM melalui pendampingan. Mulai dari pengembangan produk, pengemasan, hingga penjualan. Penjualan tidak hanya di Sarinah namun juga bisa dijual ke luar negeri.
Untuk menjawab tantangan bisnis, menurut Sugiarta, kecepatan dan membaca tren pasar sangat utama. UKM perlu memiliki unsur kekinian. Meski produk yang dijual bermuatan nilai tradisional, produk tetap bisa mengikuti perkembangan pasar.
“Selain itu kualitas lebih baik, kemasan lebih baik, sampai cara pemasarannya harus mengikuti selera pasar,” kata Sugiarta.
Penghargaan mitra terbaik Sarinah kategori UKM etnik dengan omset terbaik diterima Riana Kusuma. Untuk UKM craft dengan omset terbaik diterima Daya cipta selaras.
Sementara Kategori produk kreatif selebritis jatuh kepada Annisa Trihapsari. Supporting event teraktif diterima Mustika Ratu.
Kategori Mitra terlegenda diterima MusikPlus. Sementara BNI dan PERURI, masing-masing meraih Sinergi BUMN terbesar dan terloyal.
kategori Anchor Tenant terbaik diterima oleh MRA Media. Kategori penyewa terlegenda jatuh kepada Saribundo. Untuk kategori penyewa with the most traffic diterima McDonald. (AGUIDO ADRI)