Tol Cibitung-Cilincing Diharapkan Rampung Awal 2020
Oleh
Norbertus Arya Dwiangga Martiar
·3 menit baca
BEKASI, KOMPAS - Proyek pembangunan jalan tol Cibitung-Cilincing saat ini baru mencapai sekitar 34,56 persen dan diperkirakan akan rampung paling lamat pada awal 2020. Jika sesuai rencana, sebagian tol antara Cibitung sampai Tambelang akan beroperasi pertengahan 2019.
"Kami berharap operasi setelah semua selesai. Tetapi kalau antara Cibitung sampai Tambelan bisa selesai dulu dan jika pemerintah mengizinkan, maka akan kami mengoperasikan separuh dulu," kata Direktur Utama PT Cibitung Tanjung Priok Port Tollways Thorry Hendarto, ketika ditemui di proyek Tol Cibitung-Cilincing, Rabu (19/12/2018), Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Panjang tol Cibitung-Cilincing adalah 34,8 kilometer. Jalan tol tersebut akan menghubungkan kawasan pelabuhan di Jakarta Utara menuju kawasan industri di Cibitung, tersambung dengan tol Jakarta-Cikampek dan tol Cimanggis-Cibitung. Tol Cibitung-Cilincing merupakan bagian Jalan Lingkar Luar II (JORR II). Adapun panjang tol antara Cibitung sampai Tambelang adalah 13,44 km.
Tol Cibitung-Cilincing direncanakan selesai konstruksi seluruhnya pada triwulan IV-2019. Dengan demikian, paling lambat awal 2020 tol tersebut akan beroperasi sepenuhnya.
Menurut Thorry, tantangan membangun tol Cibitung-Cilincing pada dasarnya adalah lahan. Secara administratif, lahan tol berada di Kabupaten Bekasi dan DKI Jakarta. Meski secara total lahan yang dibebaskan telah mencapai 75,32 persen, namun seluruh lahan yang berada di wilayah DKI Jakarta sama sekali belum ada yang dibebaskan. Adapun panjang jalan tol Cibitung-Cilincing yang masuk wilayah DKI Jakarta sepanjang 4,58 km.
Tantangan lainnya, lanjut Thorry, adalah sebagian besar jalan tol mesti dibangun di atas tanah lembek. Oleh karena itu, konstruksi tol sepanjang sekitar 25 km mesti dibangun di atas tiang pancang, bukan urukan tanah. Akibatnya, biaya investasi dipastikan akan lebih besar sekitar 15 persen dibanding dengan nilai investasi awal sebesar Rp 10,804 triliun.
Tantangan berikutnya, konstruksi di simpang susun (IC) Cibitung bertemu dengan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dan proyek tol Jakarta-Cikampek Layang. Menurut Direktur Teknik PT Cibitung Tanjung Priok Port Tollways Ari Sunaryono, karena bersinggungan dengan proyek lain, maka koordinasi pelaksanaan masing-masing proyek di lapangan mesti terus dikoordinasikan.
Sebab, lanjut Ari, ketinggian simpang susun Cibitung dari tol Cibitung-Cilincing berada di level 2 atau di antara jalan tol Jakarta-Cikampek yang sudah ada dengan proyek tol Jakarta-Cikampek Layang dan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang ada di level 3.
"Kalau kami tidak mengerjakan dengan cepat dan disusul proyek lain, maka kami tidak bisa kerja di atas. Maka kami harus kerjakan dengan cepat di sini," kata Ari.
PT Cibitung Tanjung Priok Port Tollways dibentuk oleh PT Waskita Toll Road (55 persen) dan PT Akses Pelabuhan Indonesia (45 persen). PT Akses Pelabuhan Indonesia merupakan anak perusahaan PT Pengembang Pelabuhan Indonesia. Adapun PT Pengembang Pelabuhan Indonesia merupakan anak perusahaan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero).