JAKARTA, KOMPAS - Insiden pembunuhan pekerja proyek pembangunan jembatan di Trans Papua membuat pemerintah menghentikan proyek tersebut sampai kondisi kembali kondusif. Saat ini pemerintah maupun kontraktor proyek, PT Istaka Karya (Persero), fokus pada evakuasi
korban.
Insiden pembunuhan tersebut terjadi di dua lokasi proyek pembangunan jembatan yang dikerjakan PT Istaka Karya (Persero), yakni di Kilometer (Km) 102+525 di Kali Aorak dan Km 103+975 di Kali Yigi. Dua lokasi tersebut merupakan bagian dari 11 jembatan yang tengah dikerjakan Istaka dari total kontrak 14 jembatan. Total terdapat 35 jembatan yang dibangun di ruas segmen Wamena-Mumugu sepanjang 278 kilometer.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan, karena insiden tersebut, pemerintah menghentikan seluruh pengerjaan proyek pembangunan jembatan yang dikerjakan PT Istaka Karya (Persero). Empat bulan sebelumnya, proyek pengerjaan 21 jembatan lainnya yang dikerjakan PT Brantas Abipraya (Persero) di segmen Wamena-Mumugu juga dihentikan karena alasan keamanan. Penghentian dilakukan sampai saat ini.
“Ini juga menunjukkan pembangunan infrastruktur tidak semata tergantung pada ketersediaan dana. Namun ini tidak menyurutkan semangat dan proyek Trans Papua akan jalan terus. Sebab jalan ini terutama sebagai jalur logistik Mamugu ke Wamena agar harga barang turun,” kata Basuki.
Menurut Basuki, kondisi jalan untuk segmen Wamena-Mumugu sudah terbuka meskipun masih perlu diaspal di beberapa bagian. Yang tengah dikerjakan sekarang adalah membangun 35 jembatan sehingga jalur itu tersambung seutuhnya. Dua kontraktor yang mengerjakan pembangunan jembatan adalah PT Brantas Abipraya (Persero) dan PT Istaka Karya (Persero).
Dari informasi yang diterima, hubungan antara pekerja PT Istaka Karya (Persero) dengan warga sekitar cukup baik. Warga di sepanjang jalan Trans Papua pun mendukung pembangunan jalan tersebut karena akan bermanfaat bagi masyarat. Bahkan, lanjut Basuki, warga sekitar menjamin keamanan pekerja PT Istaka Karya (Persero).
Saat ini, lanjut Basuki, pemerintah akan fokus pada evakuasi korban. Sementara, pembangunan Trans Papua di segmen tersebut akan dihentikan sampai aparat keamanan menyatakan kondisi sudah kondusif. Namun demikian, pembangunan di segmen lainnya tetap dilanjutkan.
Direktur Utama PT Istaka Karya (Persero) Sigit Winarto mengatakan, Istaka mencatat terdapat 28 pekerja di dua lokasi proyek tempat terjadinya insiden. Namun demikian, dirinya belum bisa memastikan jumlah korban beserta identitasnya. Pihaknya masih terus berkoordinasi dengan aparat keamanan untuk kondisi terkini.
“Korbannya kemungkinan besar adalah para pekerja kami yang kami datangkan dari luar yang kebanyakan dari sulawesi. Identitas dan jumlah korban sedang kita pastikan. Pasti mereka akan dievakuasi karena sekarang yang paling urgen adalah proses evakuasi para korban,” kata Sigit.
Menurut Sigit, pihaknya mulai mengerjakan proyek pembangunan jembatan tersebut sejak 2016 dan direncanakan selesai 2019. Selama ini tidak banyak terjadi masalah karena ketika timbul masalah, pekerja akan ditarik ke Wamena sembari mencari solusinya. Kemudian, di lokasi proyek terdapat telepon satelit. Namun sehari menjelang terjadi insiden, nomor telepon satelit tersebut tidak bisa dihubungi sampai saat ini. (NAD)